At-Ta*līq *Alā Al-Ārō^ 172

2 0 0
                                    

Ilmuwan Terdahulu Sebelum Musṭofā Ṣobriyy Berlaku Kekeliruan Terhadap Maksud Ibn *Arobiyy Ketika Mengkritiknya?

Ilmuwan terdahulu sebelum Musṭofā Ṣobriyy berlaku kekeliruan terhadap maksud Ibn *Arobiyy ketika mengkritiknya?Kalau kenyataan sama ini diucapkan oleh salafi dalam membela tokoh ikutan mereka dan menuduh ilmuwan yang mengkritiknya sebagai orang ya...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ilmuwan terdahulu sebelum Musṭofā Ṣobriyy berlaku kekeliruan terhadap maksud Ibn *Arobiyy ketika mengkritiknya?

Kalau kenyataan sama ini diucapkan oleh salafi dalam membela tokoh ikutan mereka dan menuduh ilmuwan yang mengkritiknya sebagai orang yang salah faham, pasti akan dicemuh sehabis-habisnya. Dia akan dicela sebagai orang yang tidak menghormati ulama, merendahkan kemampuan mereka, mengecilkan ketajaman akal mereka dan memperlekehkannya. Bermacam-macam yang kita boleh dengar.

Sekarang, dalam membela Ibn *Arobiyy, mereka berani untuk berkata sedemikian dalam menolak kritikan para ilmuwan terhadapnya, sedangkan sebelum Musṭofā Ṣobriyy adalah tokoh ilmuwan yang jauh berkaliber seperti Burhānuddīn al-Baqō*iyy, Nūruddīn al-Bakriyy aš-Šāfi*iyy, Tayiuddīn as-Subkiyy, Zaynuddīn al-*Irōqiyy, Abū Zur*ah al-*Irōqiyy, al-Mizziyy, Sirōjuddīn al-Bulqīniyy, Badruddīn Ibn Jamā*ah, Ibn H̱oldūn, Najmuddīn al-Bālisiyy, Abū Ḥayyān al-Andalusiyy dan Šamsuddīn Muḥammad bin Yūsuf al-Jazariyy aš-Šāfi*iyy.

Maka, mereka inilah orang yang tidak faham maksud Ibn *Arobiyy menurut para pembelanya dan dia lebih faham maksud Ibn *Arobiyy daripada tokoh ilmuwan yang dinamakan tadi? Sekarang, pada mereka, halal untuk berkata sedemikian. Namun, tidak untuk selain mereka. Sungguh hipokrit.

Sebab itulah antara perbuatan bodoh dalam perbincangan ilmiah adalah membanding-bandingkan tahap keilmuan seterunya dengan para ulama semata-mata untuk menyahkreditkan penghujahan seterunya dan terus taksub kepada pendapat tokoh yang ingin diikutinya. Fokus pada hujah ilmiah, bukan berdebat dengan nama-nama tokoh.

Akhirnya, mereka sendiri akui bahawa sememangnya setinggi mana pun tahap keilmuan para ulama pun boleh terkeliru dalam ungkapan tanpa perlu menafikan kedudukan mulia mereka disebabkan hal tersebut. Mereka sendiri juga tidak suka jika orang terus taksub terhadap pendapat tokoh yang salah faham terhadap kalam Ibn *Arobiyy. Mereka sendiri juga tidak suka dibanding-bandingkan tahap keilmuan mereka apabila dalam diskusi ilmiah.

Sekarang, kita tahu yang penting adalah membawakan hujah konkrit walau diri itu kerdil jika ingin dibandingkan tokoh yang ingin diselisihi dan dikritik. Ini kerana ikutan agama kita adalah hujah, bukan siapa yang lebih berilmu.

Ambilan : https://amirkazuma.tumblr.com/post/688426663022936064/at-tal%C4%ABq-al%C4%81-al-%C4%81r%C5%8D-172-ilmuwan-terdahulu

At-Ta*līq *Alā Al-Ārō^Where stories live. Discover now