Centosessantaquattro

1 0 0
                                    

Rupanya bukan cuma dirga yang merasa heran dan semakin khawatir dengan mual – mual yang dialami istrinya ini , karena jujur saja , ternyata natasha pun merasakan hal yang sama , apalagi kalau dia hitung hari pertama dia dilanda rasa mual , berarti dia sudah satu minggu lebih merasak mual yang bukannya mereda , melainkan semakin parah . memasuki minggu kedua di bulan yang sama , mual yang dirasakannya justru diiringi oleh rasa lelah yang mendera sekujur badannya .

Khusus untuk hari ini , dirga meminta asistennya untuk menghandle pekerjaannya di kantor . sembari bersiap – siap untuk pergi kerumah sakit , dirga meraih ponselnya dan segera menghubungi asistennya yang dia yakini sudah berada di kantor . si pimpinan utama The HM Group ini tidak harus menunggu lama , karena di deringan ketiga , panggilan teleponnya sudah langsung dijawab oleh asistennya ini . sebelum sempat si asisten ini membuka suara , dirga sudah keburu membuka suaranya

" gian , hari ini saya gak bisa kekantor , saya mau nemenin istri saya ke rumah sakit , jadi kamu handle dulu kerjaan saya , nanti kamu yang wakilin saya meeting sama klien " pinta dirga tanpa memberikan kesempatan asistennya ini membuka suara , sementara itu , gian , si asistennya ini pun dengan sigap menyanggupi permintaan atasannya ini , yang menurutnya lebih bisa dikatakan sebagai perintah , daripada permintaan itu

Mengingat hari ini dia berencana pergi ke rumah sakit , natasha memilih untuk mengenakan setelan simpel yang terdiri dari short sleeve lace shirt warna putih dan denim knee – length skirt warna light blue . walaupun hanya akan pergi kerumah sakit , dan setelahnya langsung pulang kerumah, tapi natasha memutuskan untuk tetap berdandan walaupun hanya memakai primer , cushion , lipcream , blush – on dan maskara .

Ditengah – tenagh kegiatan berdandannya ini , natasha mendengar percakapan suaminya dan melihat laki – laki itu melalui pantulan cermin meja riasnya , ada perasaan terharu dan hangat yang menjalar dihatinya ketika dia mendapati laki – laki ini lebih memprioritaskan dirinya daripada pekerjaan dikantornya yang seakan – akan tidak ada habisnya itu .

Bersamaan dengan arlojinya yang menunjukkan angka sembilan pagi , baik natasha maupun dirga sudah selesai bersiap – siap dan segera saja beranjak dari kamar utama . setelah menuruni satu persatu undakan tangga , mereka berdua langsung saja melangkahkan kaki menuju pintu utama dengan melewati ruang tengah pertama dan juga ruangan tamu yang dipisahkan oleh pintu kaca geser .

Meski menyandang status anak dokter spesialis jantung ternama di bandung , dia tidak mengetahui banyak hal yang berkaitan dengan ilmu kedokteran , karenanya natasha memilih untuk menghubungi mamanya terlebih dulu di perjalanan menuju rumah sakit , selagi dirga melajukan mobil Lincoln Nautilus miliknya dengan kecepatan santai , natasha pun segera menghubungi mamanya yang sudah berada di rumah sakit sejak jam delapan pagi tadi .

Sebetulnya natasha agak ragu kalau mamanya bisa menjawab panggilan teleponnya dengan cepat , mengingat si mama hampir setiap hari memiliki jadwal operasi . baru saja natasha akan memutuskan sambungan teleponnya , suara mamanya tiba – tiba terdengar dari seberang sana .

" halo sha , apa kabarnya ini si gemas mama ? " sapa si mama yang baru saja selesai melakukan operasi pemasangan ring jantung pada salah satu pasiennya ini , natasha tidak bisa tidak tersenyum lebar setiap kali mendengar mamanya memanggilnya dengan panggilan " si gemas " , berbeda dengan papanya yang selalu memanggilnya dengan panggilan " princess aurora "

" halo juga ma , kabarnya baik sih , cuma agak mual dikit " sahut natasha yang segera membuat si mama menegakkan punggung yang baru tiga detik lalu bersandar di kursi putarnya , ekspresi santai dan riang si mama seketika berubah serius begitu mendengar anak perempuan satu – satunya ini mengeluh mual , meskipun suara natasha terdengar biasa saja

" tasha mual ? udah dari kapan ? salah makan kali " tanya si mama sambil segera mengambil kertas HVS kosong yang ada di salah satu laci meja kerjanya dan pena yang selalu beliau bawa kemana – mana selama berkegiatan di rumah sakit , beliau berniat untuk mencatat keluhan yang dialami anak tunggalnya yang sudah lima tahun tinggal jauh dari beliau

" tadinya tasha ngiranya juga salah makan , tapi masa sampai semimggu masih ma , terus kemarin – kemarin itu ini badan tasha tuh kayak capek banget ma " sahut natasha lagi tanpa tahu kalau mamanya sibuk mencatat keluhannya ini pada selembar kertas HVS yang sudah dipenuhi dengan tulisan tangan khas dokter

" dadanya sesak ? lambungnya sakit gak ? badannya capek ? " dengan nada penasaran yang teramat jelas , si mama kembali bertanya . dalam hatinya , beliau berniat untuk mencari tahu penyakit yang dialami anaknya yang sudah lama merantau ke jakarta ini , mendadak si dokter spesialis jantung ini tampak menyadari sesuatu , tapi beliau ragu ingin menyampaikannya , si mama tampaknya ingin firasatnya ini tidak meleset .

" sesak di dada sih gak ada ma , lambungnya juga gak sakit , iya ma , capek kayak abis kerja seharian full gitu ma " jawaban natasha tentu saja berhasil membuat si mama kebingungan sekaligus khawatir , wajar saja kalau beliau tampak cemas dan khawatir , karena beliau tahu betul kalau anaknya ini jarang sakit , kalaupun sakit , hanya sebatas demam dan sakit kepala , dan sakit tenggorokan , itu pun cepat sekali sembuhnya , hanya dua sampai tiga hari , tidak seperti anak – anak yang lain

" kok aneh ya sha , kalo gitu saran mama sih daripada periksa ke dokter umum , mending langsung periksa ke dokter obgyn " dengan nada yang terdengar tenang , si mama menukas dari seberang sana . berbanding terbalik dengan si mama , natasha mengerutkan keningnya heran , satu demi satu pertanyaan pun mulai bermunculan di kepalanya saat ini . si anak tunggal ini berusaha untuk mencerna saran dari mamanya ini ,

Alih – alih mempertanyakan maksud dari saran mamanya ini , natasha pun memilih untuk menuruti saja , karena dia yakin mamanya pasti lebih tahu tentang hal ini . begitu si mama memutuskan panggilan suara dengannya ini , natasha segera membuka aplikasi E – Hospital yang memang sudah lama dia pasang di ponselnya . tanpa sepengetahuan mamanya , dia sudah lebih dulu membuat janji konsultasi dengan dokter spesialis kandungan di rumah sakit IRH .

Perempuan ini baru menyadari kalau dokter yang akan dia datangi untuk memeriksakan kondisinya ini ternyata berstatus istri dari sepupu suaminya , yaitu " dr. Keisha Ansellie Putri Sp.OG., Sp.OG–KFER., Sp.OG–KFM., Sp.OG–Onk., Sp.A " . dalam hatinya natasha meringis saat tahu si dokter kandungan ini mengambil spesialis lebih dari satu . dia tahu bagaimana susahnya kuliah di kedokteran , makanya dia sampai menggelengkan kepalanya saat melihat banyaknya spesialisasi yang dimiliki keisha .

" kenapa yang ? " tanya dirga yang ternyata melihat kalau kepala natasha baru saja bergeleng melalui sudut matanya , natasha yang sadar kalau dirinya baru saja ditanya oleh suaminya ini pun refleks menoleh kearah sumber suara dan menyahuti perkataan dirga ini

" istrinya sepupu kamu ngambil spesialis lebih dari satu yang " sahut natasha bersamaan dengan dirga yang memarkirkan mobil Lincoln Nautilis miliknya didepan bangunan rumah sakit IRH yang letaknya pun bisa dikatakan cukup dekat dari komplek kediaman mereka . hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam saja dari kediaman mereka . kini giliran kepala dirga yang sukses dibuat bergeleng seperti natasha .


Io Per Me , Tu Per TeWhere stories live. Discover now