Quattordici

21 1 0
                                    

Tidak sia – sia rasanya dirga mengerahkan semua usahanya untuk melakukan klaim terhadap kawasan seluas 1.300 hektar ini untuk dia ubah menjadi kawasan elit . dihari senin pertamanya setelah sampai di jawa ini , dirga menyempatkan diri untuk melihat daerah yang bisa dibilang kumuh ini , tapi dibalik kesan kumuh yang terlihat jelas di kawasan ini , laki – laki ini bisa melihat potensi besar yang ketutup sama kawasan rumah liar disini . selagi dirga memperhatikan kawasan ini , tiba – tiba salah satu staf kantornya yang sengaja dia suruh memantau kawasan ini , lari – lari menghampiri dia

" pak , ini draft rencana pembangunannya pak " rianto melaporkan sembari mengulurkan berkas yang berisi sembilan belas lembar denah bangunan – bangunan yang akan dibangun disini , seperti rumah sakit , kampus , sekolah , beberapa komplek perumahan dan gedung – gedung besar lainnya .

" oh iya iya , kapan ini mau dibersihin ? " tanya dirga sembari memperhatikan satu persatu denah yang sudah dibuat , tidak sia – sia dia menyuruh sarjana arsitektur ini untuk membuat denah bangunan – bangunan yang akan mereka bangun selama ini beberapa bulan atau tahun kedepan .

" rencananya sih nanti siang pak , tapi warga disini udah mulai pindah rumah pak , mereka rencananya dipindahin untuk sementara ini ke rusun yang ada diluar kawasan ini pak " rianto berkata begitu sambil ikut melihat kawasan yang sebentar lagi akan dibersihin pakai alat berat yang sedang berada di perjalanan menuju kesini . lagi – lagi dirga menganggukkan kepalanya dan memutuskan untuk kembali kekantor . tidak lupa dia menyerahkan kembali berkas itu dan meminta soft-file dari denah bangunan – bangunan ini bisa dikirim padanya lewat email .

Sebelum masuk mobil

" nanti kamu urusin dokumen kepemilikan rumah mereka , biar mereka tinggal pindah aja , gak perlu ngurusin ini itu lagi " titah dirga sambil masuk kedalam mobilnya dan langsung kembali lagi ke kantor yang tidak begitu jauh . si staf tersebut menganggukkan kepalanya dan juga kembali ke gedung yang sengaja dijadiin kantor mereka .

Setibanya dikantor , dirga langsung menyalakan laptopnya , begitu benda tipis bermerk samsung tersebut menunjukkan foto natasha , si pemimpin The HM Group ini tiba – tiba merasakan rindu yang bener – bener menyiksa ,

" baru juga satu hari disini , masa udah kangen aja sama dia ? " gumam laki – laki ini pelan sambil memeriksa satu persatu kerjaannya dan memilah mana yang harus dikerjakan lebih duku . meskipun dia sedang mengerjakan pekerjaannya yang berkaitan sama pembangunan kawasan ini , tapi pikirannya tetap saja melayang ke natasha .

Getaran ponsel yang terletak diatas meja membuat fokus dirga buyar dan dia refleks mengambil benda tipis itu , ada pesan masuk dari satu stafnya yang meengatakan kalau soft-file denah gedung – gedung yang akan dibangun sudah dia kirim melalui email . setelahnya , dia langsung mengirimkan email berisi perintah pada salah satu karyawan pabrik yang bernama arfin yang berisi perintah untuk mulai membangun sepuluh kawasan elit di daerah – daerah yang sudah mereka tandai sebelumnya .

Dirga sengaja meminta supaya sepuluh kawasan elit yang menjadi objek kerjasama ini bisa dibangun diwaktu yang bersamaan , tidak butuh waktu lama untuk dirga mendapat balasan email yang isinya arfin mematuhi perintah untuk memulai pembangunan kesepuluh kawasan itu . ekspresi puas sgeera tercetak diwajah anak sulung arman dan rumi ini .


Io Per Me , Tu Per TeDove le storie prendono vita. Scoprilo ora