Cinque

30 1 0
                                    

Bukan pemandangan baru bagi dirga melihat papanya memberi makan ikan koi kesayangan beliau dihalaman belakang rumah . setelah memilih untuk pensiun dan menyerahkan sepenuhnya kepemimpinan perusahaan ke tangan anak sulungnya ini , si papa akhirnya memiliki hobi baru , yaitu memelihara sekumpulan ikan koi . dirga melangkahkan kakinya menuju teras belakang , lebih tepatnya kearah papanya yang pagi ini memberi makan ikan – ikan kesayangan beliau .

" pa , gimana kalo abang nikah ? " pertanyaan dirga yang terlontar tanpa basa – basi itu berhasil membuat si papa refleks menolehkan kepala beliau dan menatap anak sulungnya ini , ekspresi kaget menghiasi wajah papa arman , setahu beliau , anak sulungnya ini tidak pernah sekalipun pacaran , jangankan pacaran , punya hubungan dekat sama cewek saja tidak pernah .

" emang abang udah ketemu calonnya ? siapa ? " akhirnya si papa berhasil membuka mulutnya setelah dibuat kaget dengan pertanyaan yang barusan keluar dari mulut dirga

" udah pa , namanya tasha , ketemunya juga ditoko roti pa , kemaren baru nonton berdua sama dia " jawab dirga apa adanya , tidak ada yang dia kurangkan atau dia lebihkan , si papa menganggukkan kepala tanda beliau mengerti dan kembali terdiam , beliau mengalihkan pandangannya pada kumpulan ikan koinya yang kembali bermain setelah menyantap butiran – butiran berwarna coklat itu , tidak sampai satu menit , si papa kembali menatap anak sulung kebanggaan beliau ini .

Berbagai pertanyaan muncul didalam kepala si papa setelah mendengar jawaban anak sulungnya ini , sebenernya bukan karena jawaban dirga yang membuat si papa memikirkan banyak pertanyaan dikepalanya , melainkan cara anak sulungnya ini bertemu sama cewek yang si sulung bilang sebagai calon istrinya itu , meski pada dasarnya , cara keduanya bertemu bisa dibilang wajar .

" gimana ceritanya abang bisa ketemu dia ditoko roti ? " tanya si papa dengan penasaran sambil duduk dikursi yang ada ditepi kolam , dirga pun ikut duduk disebelah papanya sambil keduanya ngeliatin belasan ikan koi yang lagi main – main dikolam yang berukuran cukup luas ini .

Tanpa ragu – ragu , dirga langsung saja menceritakan kronologi dia bisa berkenalan dengan cewek yang bernama natasha itu . bahkan si sulung ini juga mengatakan kalau cewek yang dia ajak nonton bioskop ini adalah anak tunggal , si papa hanya menganggukkan kepalanya tanda kalau beliau paham .

" papa sih ngerestuin abang kalo mau serius sama dia , tapi biasanya anak tunggal itu dijagain banget sama ortunya , dan proses ngelamar ke ortunya juga susah , bukan gak mungkin abang gak direstuin sama ortunya si tasha – tasha itu , kalo abang mentalnya kuat sih , datengin aja gak apa – apa , papa ya pasti ngerestuin . kalo abang direstuin , artinya abang udah dipercaya sama ortunya , terutama papanya tasha buat deketin anaknya , emang abang udah ada rencana kapan mau ngelamar dia ? " tuturan si papa jelas dipahami baik oleh si sulung ini .

" abang niatnya mau ngelamar dia tahun depan pa , tanggal satu juni , soalnya tahun ini abang sudah langsung mau nyari rumah " perkataan dirga langsung disetujui papanya , tapi tiba – tiba saja papanya menggeleng

" kalo abang beli , malah lebih boros , udah keluar uang buat beli rumah , nanti keluar uang lagi buat renovasi , sebaiknya abang bangun rumah aja , papa ada lahan 700 hektar di thamrin grand residence , di blok D nomor 10 , gak jauh juga dari gerbang masuknya , nanti papa urusin berkasnya , jadi abang tinggal beli material sama bangun rumahnya aja " penuturan si papa membuat dirga terdiam , dia tidak berpikir kearah sana , karena menurutnya , kalau dia membeli rumah yang sudah jadi , berarti dia bisa langsung huni , tapi saran papanya juga bisa dikatakan baik , jadi , dirga mutusin untuk membangun rumah saja , sesuai saran papanya barusan ini .

Sambil memperhatikan si sulung yang sekarang beranjak untuk menemui mamanya dan membahas masalah ini , dalam hatinya si papa bersyukur , karena akhirnya dirga memiliki rencana untuk membangun rumah tangga , karena dimata beliau , anak sulungnya ini secara fisik , mental dan materi sudah siap , tinggal mencari calon istrinya saja , meskipun agak ragu sama cewek yang dipilih anaknya ini , papa dari dua anak laki – laki dan lima anak perempuan ini mutusin untuk percaya kalau siapapun yang dipilih anaknya ini udah pasti baik dan satu iman .


Io Per Me , Tu Per TeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang