Centoundici

10 0 0
                                    

Dirga tentunya tidak mengira bakal mendapatkan penampilan sesegar ini dipagi hari , laki – laki sukses dibuat terkesima dengan penampilan natasha pagi ini , khusus untuk pagi ini natasha memakai gaun model off – shoulder panjang dengan belahan samping yang sebatas lutut . laki – laki ini tanpa sadar menahan nafasnya pagi ini begitu melihat penampilan istrinya pagi ini , kedua netra dirga dengan teliti memperhatikan objek didepan matanya ini . dengan perlahan dirga melangkahkan kakinya kearah istrinya ini .

" seger langsung mataku ngeliat pemandangan kayak gini yang " katanya dirga sambil berjalan kearah natasha yang sedang memasang kalung silver yang ada di lehernya , kedua sudut bibir natasha terangkat saat mendengar perkataan suaminya ini , dia yang sudah tahu kemana arah perkataan suaminya ini pun terkekeh saja 

" jarang – jarang kan ya bisa ngeliat aku pake gaun kayak gini dirumah kan yang ? " tanya natasha sambil membenahi tatanan rambutnya yang sebenarnya tidak berantakan sama sekali .

" jarang sih , kamu pake piyama kurang bahan bisa bikin jantung aku olahraga , kalau pake gaun kayak gini , rasanya aku pengen ngajak kamu pemberkatan ulang " dirga menyahut jawaban istrinya ini dan memainkan jari – jarinya diarea perut rata istrinya . natasha tersenyum simpul dan mengangguk setuju , tadinya dia pun sempat berpikir seperti itu .

Dalam hatinya , dia sebenarnya penasaran bagaimana penampilan natasha saat hamil nanti . ritme jantung dirga mendadak meningkat jadi dua kali lipat , aliran darahnya pun terasa mengalir lebih cepat saat mulai membayangkan ada bayi diperut istrinya ini . dan juga laki – laki ini berusaha sebisa mungkin untuk menahan dirinya agar tidak menggarap perempuan tercintanya ini karena acara pemberkatan teman istrinya akan diadakan pagi hari ini .

Deringan ponsel dirga membuat suasana hangat dan manis yang terbangun diantara keduanya langsung rusak , laki – laki ini langsung berdecak kesal dan setengah terpaksa melepaskan dekapannya di pinggang dan perut natasha . ekspresi kesal yang menghiasi wajah dirga semakin jelas saat melihat ada pesan yang dikirimkan sama asistennya

Asisten : pagi pak , maaf mengganggu waktunya ya pak , saya sudah mengirimkan berkas meeting untuk pagi ini pak , meeting internal perusahaan jam delapan pagi , dilanjut dengan meeting untuk rekap biaya rencana pembangunan kawasan elit jam sembilan pagi , terus juga ada meeting dengan klien dari perusahaan luar untuk perincian penyerahan saham perusahaan pak

Dirga Hp : iya , nanti saya cek emailnya

Pesan dari asistennya itu seakan mempertegas kalau untuk hari ini dirga tidak akan bisa satu mobil dengan natasha , getaran ponselnya natasha seakan bersekongkol untuk membuat dirga merana pagi ini karena tidak bisa menikmati momen paginya bersama istrinya

Marissa Aluna : nat , lo udah otw belom ? barengan sama gua ya , ntar mati gaya gua sampe disana sendirian

Haneen Tasha : gua tanya laki gua dulu ya , kalo dia bolehin , ya gua barengan sama lo , hehehe , oke deh mami

Marissa Aluna : siap , ditunggu , ini gua lagi sarapan , santai aja , gak usah buru" , kirimin alamat rumah lo ya

Haneen Tasha : beres mamiii !!!! Thamrin Grand Residence , Blok D nomor 10 , rumah yang paling ujung ya mami

Marissa Aluna : oke deh , ditunggu ya , ntar kalo udah sampai , gua chat ya

Haneen Tasha : oke mami

Sembari memasukkan gaun bridesmaid kedua dan segala perintilannya kedalam paperbag yang beukuran agak besar , natasha berusaha merangkai kalimat yang tepat untuk menanyakan hal ini , dengan hati – hati ,

" yang , aku perginya diantar kamu atau gimana ? " pertanyaan yang diajukan natasha langsung membuat dirga mengalihkan pandangannya dari ponselnya kearah istrinya

" maunya sih bisa ngantar kamu , tapi jam delapan harus ikut meeting sama mau ketemu klien , gak apa – apa kan pergi sendiri ? " tanya dirga sambil menarik istrinya supaya duduk dipangkuannya .

" gak apa kok yang , tadi marissa juga ngechat aku , dia mau ngajak pergi barengan " katanya natasha selagi tangan kanannya merangkul pundak lebar dan tegap milik laki – laki ini

" bareng sama dia aja gak apa yang , seenggaknya lebih tenang akunya , bukannya aku egois , cuma aku takut aja kamu kenapa – kenapa di jalan " tanpa ragu – ragu dirga berterus – terang , natasha pun bisa memahami apa yang dikatakan dirga .

Menjelang jam delapan pagi , begitu keduanya sudah selesai menyantap sarapan yang masih sempat dibuat sama natasha , mobil Kia Seltos milik marissa pun terparkir didepan pagar kayu . senyum lega langsung terulas dari bibir marissa . dia segera meraih ponselnya dan mengirim pesan pada natasha kalau dia sudah ada didepan rumah temannya ini

Marissa Aluna : nat , gua udah didepan ya

Haneen Tasha : oke mi , ini gua juga udah otw ke depan

Marissa cukup menunggu selama dua menit , perlahan – lahan pagar kayu ini bergerak membuka dan menampakkan garasi yang luas dengan dua mobil SUV yang terparkir rapi didalamnya . natasha yang melihat keberadaan mobil marissa pun segera berpamitan sama dirga . laki – laki itu pun mengangguk dan membiarkan istrinya berjalan menuju mobil SUV silver yang berada didepan pagar rumahnya .

Setelah natasha meletakkan paperbag yang berisi sepasang sepatu dan gaun untuk acara resepsi di kursi belakang , begitu natasha selesai memasang safety – belt , marissa segera menjalankan kia seltos kepunyaannya menuju tempat pernikahan bianca dan calon suaminya digelar . tidak butuh waktu lama untuk mereka sampai disana . mereka bisa melihat banyak mobil yang sudah terparkir berderet di pelataran parkir . beres mematikan mesin mobilnya , marissa dan natasha yang sudah berbalut gaun dengan model yang berbeda pun langsung turun .


Io Per Me , Tu Per TeWhere stories live. Discover now