Centodiciassette

8 0 0
                                    

Untuk pertama kalinya natasha mengajak laki – laki lain untuk memasuki area paling pribadi dirumah lamanya ini , selain papanya , karena selama ini , laki – laki yang pernah dan sering masuk kedalam kamar yang didominasi warna putih dan beige ini cuma papanya , kakeknya bisa dikatakan jarang masuk kedalam kamarnya .

Disaat dirga memasuki kamar yang berada di sebelah kanan lantai dua ini , laki – laki ini merasa seperti memasuki kehidupan natasha sewaktu istrinya ini masih sekolah . kedua netranya anak sulungnya mama rumi dan papa arman ini disuguhi pemandangan yang belum pernah dia lihat di rumah lamanya ini . kamar ini seperti mengundang dia untuk melangkah masuk lebih dalam .

Tembok berwarna putih dan perabotan berat yang sebagian besar berwarna hitam ini langsung menyapa kedua netranya dirga . laki – laki itu juga melihat ada foto kelulusan istrinya yang terpajang di atas televisi yang berada didepan ranjang tidur istrinya ini . kening dirga segera saja berkerut ketika melihat foto berbingkai putih dan berukuran cukup besar itu

Bukan foto itu yang membuat kening dirga berkerut , tapi konsep yang dipakai untuk mengambil foto itu , dimatanya dirga , foto itu tidak mencerminkan foto kelulusan sekolah seperti pada umumnya , karena natasha dan teman – temannya tidak mengenakan seragam sekolah , melainkan gaun panjang dan platform heels yang sama – sama berwarna hitam tapi berbeda model .

Seakan tahu apa yang ada dipikiran suaminya saat melihat foto kelulusan sekolahnya itu , natasha pun berseloroh ringan .

" kayak bukan foto kelulusan sekolah ya yang , eheheh " katanya natasha sambil menaruh koper mereka di rak pendek samping lemari pakaiannya ,

" iya sih , tapi bagus juga idenya , jadi gak monoton " sahut dirga sambil melepaskan pakaian yang sudah setengah hari ini menempel di badannya dan merebahkan badannya diatas ranjang tidur natasha yang dilapisi seprai bermotif checkered dengan warna putih dan hijau gelap .

Kurang dari sedetik , AC yang sudah dinyalakan natasha pun langsung menghembuskan angin sejuk di kamar yang sudah setahun lebih ini kosong karena ditinggalkan pemiliknya . mereka berdua yang merasa kelelahan pun juga merebahkan badannya diatas ranjang tersebut , tidak butuh waktu lama untuk keduanya terlelap tidur .

Tepat jam empat sore , keduanya sudah bangun tidur dan juga sudah membersihkan diri . keduanya segera keluar kamar setelah natasha berbalut setelan rumah yang dia ambil dari lemari . begitu mereka sampai di lantai satu , natasha segera memasuki dapur karena melihat neneknya yang sedang sibuk menyiapkan bahan makanan untuk makan malam nanti .

" nenek mau masak apa ? tasha bantu ya nek ! " baru saja natasha menawarkan diri , si nenek sudah langsung mencegahnya

" gak apa geulis , nenek kan udah lama gak masakin si geulis – nya nenek ini , mending ajak dirga nonton gih sambil nungguin mama sama papa pulang " katanya si nenek sambil mengarahkan cucunya ini keluar dari dapur .

Alih – alih mengajak dirga untuk menonton televisi , natasha lebih memilih untuk mengajak suaminya melihat kebun milik kakeknya . mereka cukup berjalan selama dua menit untuk sampai di kebun sayur dan buah organik yang dikelola kakek dan neneknya ini . tidak sulit untuk natasha membuka pintu salah satu rumah kaca .

Seumur hidupnya , dirga tidak pernah melihat tanaman kacang panjang yang rimbun secara langsung . tidak heran kalau dia sampai terkagum – kagum melihat banyaknya juntaian kacang panjang dalam satu pohon . saking rimbunnya , dirga sampai tidak bisa menghitungnya , tapi dia yakin kalau satu pohon kacang panjang bisa menghasilkan lima puluh kacang panjang .

" rimbun gini yang kebun kakek yang " tutur dirga sambil mereka melihat – lihat kebun kacang panjang milik kakeknya natasha , natasha pun menganggukkan kepalanya tanda setuju , karena semua tanaman sayur dan buah yang ditanam sama kakek dan neneknya ini memang rimbun .

Setelah puas berkeliling di kebun kacang panjang ini , keduanya memutuskan untuk kembali kerumah , baik natasha maupun dirga langsung masuk kedalam ruang tengah kedua yang berada diantara ruang tamu dan juga dapur . wangi tumis bayam tomat , ikan goreng bumbu kremesan , sambal goreng buatan nenek langsung menerpa hidung mereka berdua , karena pintu kaca yang memisahkan ruang tengah kedua juga dapur sekaligus ruang makan terbuka

Baru saja natasha akan menyalakan televisi , tiba – tiba

" dari mana aja atuh ki ? dari tadi ditunggu – tunggu ! cucunya pulang masa masih sibuk di kebun , kumaha atuh ki " nenek yang ternyata masih di dapur segera menegur suaminya yang baru kembali dari kebun belakang rumah

" kenapa ndak bilang kalau cucu geulis pulang " si kakek masih sempat berkilah sambil meletakkan tiga keranjang kecil berisi buah – buahan untuk dikupas dan dimakan setelah makan malam nanti

" heh sia mah , abdi teh udah bilang kalau cucu geulis sama cucu kasep mau pulang hari ini , aki malah bilang " iya , nanti balik juga kok kerumah " kumaha sih aki ini " selorohan si nenek cuma ditanggapi dengan kekehan si kakek .

Pecah sudah tawa natasha ketika mendengar neneknya memarahi suaminya karena tidak kunjung pulang dari kebun , padahal nenek sudah mengatakan kalau natasha pulang hari ini , si cucu perempuan ini bukannya takut mendengar si nenek menegur si kakek , hal ini sudah biasa terjadi dirumah mereka , mengingat si kakek yang suka lupa waktu kalau sudah berada di kebun . menjelang jam lima sore , tiba – tiba mereka mendengar suara mobil memasuki garasi rumah mereka .

Beberapa menit kemudian ,

" nana pulang ! " suara si pemilik rumah berlantai dua ini pun terdengar sampai ke ruang tengah kedua , meskipun tidak keras , natasha refleks menoleh kearah suara dan melihat mamanya sudah pulang dari bekerja di rumah sakit .

Begitu si dokter spesialis jantung ini melangkah masuk ke dalam area ruang tengah , beliau segera menyadari keberadaan anaknya

" eh si gemas pulang ! ya ampun , princess auroranya mama pulang ! kangen banget mama sama si gemas ini ! " si dokter spesialis jantung ini langsung mendekap erat si anak , tidak cuma mendekap erat badan natasha , si mama juga mengecupi semua bagian wajah si anak yang sudah lama tidak dia lihat secara langsung ini .

" tasha juga kangen banget sama mama " tutur natasha sambil membalas dekapan erat si mama , rasa rindu pada mamanya yang selama ini menumpuk langsung terbayar tuntas . begitu juga dengan si dokter spesialis jantung ini , beliau langsung saja merasakan rindunya langsung terbayar lunas .

Sementara itu , dirga tersenyum melihat bagaimana senangnya mama mertuanya itu ketika bertemu dengan anak perempuan satu - satunya ini . dirga bisa merasakan kehangatan yang terjalin diantara keluarganya natasha ini .


Io Per Me , Tu Per TeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang