Cinquantaquattro

23 1 0
                                    

Bermodal dua pisau cutter , baik natasha maupun dirga mulai membuka satu persatu kardus untuk segera ditata di masing – masing lemari dapur yang sudah dibelikan oleh mama rumi. natasha cuma bisa menggelengkan kepalanya saja begitu menemukan enam set penggorengan yang terdiri dari satu set pan terdiri dari 1 wok pan , 1 fry pan , 1 deep fry pan , 1 grill pan , 1 sauce pan sama 1 casserole pan , jadinya natasha punya enam set alat masak dengan warna yang berbeda – beda .

" liat yang , kita bentar lagi bisa buka toko perkakas masak yang " komentar natasha sambil menata semua set penggorengan itu pada rak bagian bawah dan langsung membuka kardus yang ternyata berisi tujuh talenan yang lengkap dengan raknya , dirga yang lagi membuka kardus yang berisi coffeemaker pun langsung menoleh dan melihat deretan peralatan memasak yang udah tertata rapi di rak ke sepuluh , tepatnya di rak terbawah

" hehehe , kalo masih ada lagi , nanti kita bangun toko perkakas masak di lahan yang kosong deket pagar " sahut dirga sambil tersenyum meskipun sedang fokus menata coffee – maker sama tea – maker bersisian diatas salah satu meja dapur , setelahnya , laki – laki ini pun mulai memasang kompor listrik di meja dapur yang udah didesign khusus untuk memasang kompor induksi dengan merk Siemens EH845FVB1E Induction Hob .

Tidak sampai satu jam , dirga sudah selesai memasang kompor tanam ini . ekspresi puas tercetak diwajahnya setelah kompor yang dibeli papanya ini berfungsi seperti yang seharusnya

Tepat jam lima sore , dapur yang tadinya berantakan sekarang sudah terlihat rapi , bahkan tiga lemari dapur sudah dipenuhi sama peralatan masak , peralatan makan dan juga stok jajanan yang mereka borong tadi . bahkan kulkas besar dengan dua pintu pun sudah penuh dengan wadah – wadah akrilik berisi bahan makanan untuk sebulan penuh .

Seselesainya dia menata bumbu cair dan juga bumbu kering di salah satu meja dapur yang masih kosong , natasha langsung saja beranjak dari dapur sembari mengatakan kalau dia akan membereskan ruang laundry pada suaminya .

" yang , aku beresin ruang laundry dulu ya yang " katanya natasha sambil membawa dua paperbag cokelat yang didalamnya berisi lima pack detergen bubuk yang masing – masing beratnya 3,8 kilo gram , lima pouch besar pewangi pakaian dan lima belas set hanger baju

" iya yang , aku juga nanti beli air bentar ya yang " sahut dirga yang segera diiyakan oleh istrinya ini .

Kurang dari satu jam , natasha sudah selesai berberes ruangan cuci , disaat yang bersamaan , dirga juga sudah pulang dari membeli galon air , seperti biasa , anak sulungnya mama rumi dan papa arman ini pasti membeli air galon lebih dari satu . si CEO yang memimpin Pusat Perusahaan The HM Group ini menurunkan satu persatu galon air dari bagasi mobilnya , perlu sepuluh kali bolak – balik bagi dirga untuk memindahkan galon – galon ini kedalam rumah .

Saking fokusnya mengangkat galon untuk dipasang di dispenser yang dibelikan maria ini , dirga sampai tidak sadar kalau natasha sudah masuk lagi kedalam rumah . sementara itu kepala natasha otomatis bergeleng ketika melihat deretan galon air minum yang dibeli lakinya ini , kadang – kadang dia tidak paham dengan definisi belanja untuk lakinya ini ,

" kok banyak banget yang beli airnya ? " pertanyaan natasha membuat dirga yang lagi memasukkan kesembilan galon air kedalam lemari dapur dibawah kompor menoleh dan sempat mengedipkan sebelah matanya , tanpa tahu efek yang dialami jantung istrinya ini ,

" biar gak sering bolak – balik aja yang , lagian lebih hemat kalo beli sekalian banyak gini " katanya dirga sambil menutup lemari bawah meja kompor ini dan memeluk bininya ini dengan erat , laki – laki ini tidak lupa untuk mengecupi puncak kepala istrinya ini

" iya sih , terserah pak CEO aja " seakan tahu kalau tidak akan menang mendebat suaminya sendiri , akhirnya natasha memilih untuk mengalah .

Setelah memastikan kalau dapur dan ruang makan mereka sudah rapi , keduanya pun langsung beriringan menaiki lima belas anak tangga buat sampai keatas , sesampainya dikamar utama , mereka meregangkan otot – otot badannya yang terasa kaku setelah berberes dapur selama setengah hari dan langsung merebahkan badan masing – masing diatas ranjang alaskan king bed dan memejamkan matanya , dirga mengulas cengiran saat melihat bininya yang sedang memejamkan mata . tidak lama kemudian , dia menautkan kelima jarinya dengan kelima jari natasha

Ini ketiga kalinya mereka keluar untuk makan malam sekaligus menonton bioskop , karena besok dirga sudah kembali bekerja . kurang dari setengah jam , mereka berdua sudah rapi berbalut pakaian yang tadi mereka kenakan untuk pergi belanja dan makan siang . selagi arloji keduanya nunjukin angka 7 malam , keduanya bergegas keluar dari kamar dan menuruni tangga .

Tepat jam sepuluh malam , mereka sudah berada dikamar utama , bahkan mereka sudah beres berganti pakaian dan tertidur pulas dengan posisi dirga mendekap natasha dari samping .


Io Per Me , Tu Per TeWhere stories live. Discover now