Trentasei

24 1 0
                                    

Dari dulu pilihan " bicara sama mama " untuk topik cowok selalu lebih aman bagi natasha daripada pilihan " bicara sama papa " . karenanya , untuk kesekian kalinya si anak gadis ini memilih membahas masalah ini langsung dengan mamanya , karena dia tahu reaksi mamanya akan lebih tenang . ibu dan anak gadis ini akhirnya duduk dihalaman belakang , ditemani dua gelas ukuran sedang kopi dan sepiring kue brownies buatan mamanya . tapi ternyata , natasha tetap saja kesusahan menyusun kalimat pertanyaan untuk masalah ini

" jadi , apa yang bikin anak gadis mama ini uring – uringan dari tadi malem ? " dengan bersandar pada tembok didekat pintu teras belakang , si mama bertanya ringan

Si anak gadis langsung terdiam , namun dalam hatinya dia tersenyum , seperti biasa , mamanya selalu peka dan tahu kalau melihat dia sering uring – uringan atau stress kalau lagi memikirkan sesuatu .

" ini ada kaitannya sama cowok ma " setelah sekian menit terdiam , si anak gadis ini buka suara juga , si dokter ini menganggukkan kepalanya sebagai respons atas perkataan anaknya ini

" terus , masalahnya apa ? " tepat seperti dugaan natasha , reaksi mamanya selalu santai dan tenang , beda sama papanya yang selalu tegang

" kemaren waktu tasha mau pulang kesini , cowok itu rupanya juga rencana buat ke bandung juga , jadi dia nawarin buat pergi bareng , juga dia yang nganterin sampe kerumah ma , jadinya ya semobil sama dia , terus cowok ini juga bilang kalo siang ini dia mau kesini " tutur si anak gadis itu lengkap , tanpa ada bagian yang dikurangin atau dilebihin

" namanya siapa ? ganteng gak ? " tanya si mama dengan ekspresi tertarik

" namanya dirga ma , ganteng sih , khas cowok kantoran gitu ma " natasha sudah mulai bisa santai menjawab pertanyaan mamanya

" udah kerja ? kerjanya apa ? " si mama bertanya lagi , kali ini posisi duduk mamanya sudah berubah , dari menyandarkan bahu dan lengannya ke dinding , sampai bersila dan memeluk bantal sofa yang beliau bawa

" sama kayak papa sih ma , di perhotelan gitu , terus juga di bidang infrastruktur . tahun kemaren dia buka 21 kawasan elit di jawa sama kalimantan gitu " tutur natasha sambil ikut memakan kue brownies yang ada dipiring . anggukan kepala si mama jadi respons yang cewek ini terima setelah meceritakan masalahnya panjang lebar .

" kalo dia mau dateng , ya gapapa , nanti masalah papa biar mama yang ngurus , kamu tenang aja , oke ? " tanpa diduga natasha , mamanya langsung tahu apa yang membuat anak gadis satu – satunya ini uring – uringan .

Pembahasan perkara cowok selalu bikin si papa berubah jadi polisi , jelas aja si dokter ini tidak heran kalo anak tunggalnya ini selalu membahas masalah apapun yang berkaitan sama laki – laki dengan beliau .

Selain diajarin selalu memegang omongannya , dirga juga diajarkan untuk mempunyai mental baja , makanya , si atasan The HM Group ini tetap nekat untuk mendatangi rumah pujaan hatinya ini , mengingat rencananya ini termasuk mulia , makanya dia memilih untuk tidak mundur .

Tepat jam 11.30 , mobil Porsche Cayman S yang dia kendarai ini sudah melaju dijalanan menuju rumahnya natasha . laki – laki ini berusaha untuk mengendalikan debaran jantungnya yang sudah mulai heboh dari tadi subuh dengan cara menarik nafas beberapa kali . intensitas kegugupannya semakin meningkat begitu mobilnya berhenti tepat didepan rumah calon istrinya ini . daripada langsung turun , dirga memilih untuk lebih dulu memberitahu natasha kalo dia udah dateng , tidak perlu menunggu lama , pesan balasan dari natasha sudah masuk .

Calon Istri : bentar ya kak , aku jemput

Cukup nunggu sepuluh menit , si pujaan hatinya itu keluar dengan berbalut kaos lengan pendek dan celana santai panjang . cewek itu tampak berjongkok didekat pagar dan secara otomatis pagar besi itu bergerak membuka

" masukin aja kak mobilnya " katanya natasha yang tetap berdiri didekat pagar dan menekan tombol yang sama supaya pagar rumahnya kembali tertutup . dua detik kemudian , keduanya berjalan beriringan menuju bagian dalam bangunan berlantai dua ini .

Laki – laki ini berhasil dibuat takjub dengan interior rumahnya natasha , karena begitu dia masuk kedalam , dua netranya disuguhi sama pemandangan yang tidak bisa dia temukan dirumahnya

" duduk dulu kak , aku panggilin mamaku dulu ya kak " si pujaan hatinya ini berkata sambil berlalu dari ruang tamu . disaat dia menoleh , tatapan dirga terfokus pada foto keluarganya natasha .

Kurang dari lima belas menit

" halo , ini temennya tasha ya ? saya mamanya tasha " sapaan wanita yang disebut natasha sebagai mamanya ini membuat dirga mengalihkan tatapan dari foto keluarga kearah sumber suara .

" iya tante , saya dirga , temennya tasha diluar kampus tante " balas dirga dengan sopan dan refleks berdiri , dia duduk lagi setelah si pemilik rumah ini duduk

" ohh iya , tadi pagi tasha udah cerita kok , ganteng ya ternyata , oh iya , kalo boleh tante tau , dalam rangka apa dirga dateng kesini ? " dengan ekspresi penasaran , si dokter spesialis jantung ini bertanya

" saya dateng kesini selain untuk berkenalan sama tante dan om selaku orangtuanya natasha , juga ingin meminta izin dan restu untuk melamar natasha dalam waktu dekat tante " tutur dirga sambil berusaha mengendalikan kegugupannya , mamanya si pujaan hatinya ini mengangguk paham .

Sesaat setelah beliau minta si anak tunggalnya ini memanggil papanya , laki – laki dewasa berwajah semi – blasteran muncul dari dalam . setelah dibuat kagum dengan kecantikan mamanya natasha , dirga dibuat kagum dengan ketampanan papa calon istrinya ini . si kepala keluarga ini duduk bersebelahan dengan istrinya

" kamu siapa ? saya gak kenal kamu , ada tujuan apa datang kerumah saya ? " tanpa basa – basi atau tanpa tedeng aling – aling , papanya natasha langsung bertanya apa maksud laki – laki yang tidak beliau kenal ini mendatangi rumahnya .

Disisi lain rumah , tepatnya didapur , natasha sesekali melihat kearah ruang tamu ketika dirinya sedang membuat teh untuk orangtuanya dan juga dirga . sambil memanti tehnya dimasak dalam electric kettle kaca , natasha menyusun empat gelas berukuran sedang diatas tatakan dan memasukkan dua sendok gula . begitu tehnya mendidih , natasha langsung menekan tombol off untuk mematikan electric kettle itu .

" saya dirga om , temennya natasha diluar kampus , tujuan saya datang kerumah ialah meminta izin dan restu om juga tante untuk melamar natasha " meski terdengar santai , sebetulnya jantung dirga berdebar keras tanpa bisa dikendaliin .

Rentetan kalimat yang keluar dari mulut dirga membuat natasha hampir menjatuhkan electric kettle bermerk oxone itu kelantai , cewek ini sama sekali tidak menyangka kalau dirga akan melamar dia .

" kamu gak tau ya kalo natasha anak perempuan tunggal ? saya tidak sekalipun mengizinkan dia berteman sama laki – laki , udah dari kapan kamu kenal anak saya ? " dugaan natasha tidak meleset sama sekali , papanya sudah langsung bertanya dengan nada tegas dan gusar .


Io Per Me , Tu Per TeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang