Ottantatre

22 1 0
                                    

Natasha menatap tidak percaya pada benda yang ada didepan matanya saat ini , sebenarnya natasha tidak pernah menyangka bakal dapat set perhiasan sebagai hadiah sidang , pun dia tidak pernah meminta dirga untuk memberi diirnya hadiah perhiasan mahal seperti ini , dengan tangan yang sedikit bergetar , natasha meraih kalung berwarna rose– gold yang berada ditengah – tengah kotak bertuliskan Tiffany & Co. ini .

Semua perempuan pasti senang mendapat hadiah perhiasan merk terkenal seperti ini , natasha juga begitu , si anak tunggal ini merasa senang karena dapat hadiah mahal , tapi dia merasa perhiasan yang dibeli dirga ini berlebihan untuk dijadiin hadiah sidang skripsi , natasha menaruh kembali kalung rose – gold itu di bagian tengah kotak ini dengan hati – hati .

" gimana sayang hadiahnya ? kamu gak suka ya sama hadiah dari aku ? " ketika rasa penasaran terhadap reaksi istrinya tidak terjawab , dirga akhirnya bertanya sambil merengkuh pinggang natasha yang saat ini berdiri tepat di sebelahnya .

" aku suka yang , tapi ini terlalu mahal kalo jadi hadiah sidang skripsi yang " perkataan natasha justru membuat dirga mengulas senyum simpul di wajah tampannya , sambil mendudukkan natasha diatas pangkuannya dan menautkan kedua tangannya didepan perut istrinya ini .

" aku suka kok beli barang – barang mahal , apalagi kalo untuk kamu " ujaran dirga yang membuat natasha mengarahkan netranya pada dirinya , tapi yang membuat natasha gugup bukan cuma rentetan kalimat yang terlontar halus dari mulut laki – laki ini , tapi juga karena menyadari kalau jarak antara wajahnya dan wajah suaminya ini terlampau dekat .

Dengan jarak yang sedekat ini , indera penciuman natasha diterpa wangi parfum yang biasa dipakai dirga , wangi yang terdiri dari campuran musk , citrus dan woody ini membuat darah natasha mengalir lebih cepat . momen romantis yang saat ini terbangun diantara mereka mendadak buyar saat mendengar suara ketukan yang berasal dari luar ruangan kekuasaannya dirga .

Natasha segera beranjak dari pangkuan suaminya sebelum asisten dirga masuk kedalam , sambil meraih paperbag Frank & Co. dari atas meja , natasha berjalan menuju sofa dan duduk diatasnya . disaat yang sama , salah satu pintu berwarna mahoni itu terbuka , seorang staf perempuan yang menjabat sebagai salah satu anggota dari Divisi Perencanaan Proyek Lapangan (DPPL) atau Field Project Planners Division (FPPD) ini masuk kedalam dengan membawa berkas yang berisi dokumen rencana pekerjaan pembangunan beberapa gedung .

" permisi pak , berkas rencana pembangunan gedungnya udah selesai pak , tinggal tunggu proses eksekusinya aja pak " staf yang bernama tia ini mengulurkan map hijau dengan label Perencanaan Pembangunan Gedung Baru ini kearah dirga . eskpresi serius segera menghiasi wajah dirga saat berhadapan sama asistennya ini , berbeda jauh dengan wajah yang biasa dia tunjukkan kalau sedang bersama natasha .

" data finansialnya udah beres ? kalo belom , beresin hari ini , biar bisa dibahas di meeting besok " tanya dirga selagi meneliti dokumen yang ada ditangannya ini , staf yang masih berdiri tegak didepannya ini cuma bisa mengangguk , mematuhi perintah atasannya ini

" baik pak , nanti saya akan infokan ke staf Financial pak " ujar staf perempuan ini sembari berpamitan dari depan CEO dari perusahaan tempat dia bekerja ini .

Tanpa sadar natasha mengeluarkan hembusan nafas lega , seperginya si cewek yang berpenampilan formal itu dari ruangan dirga , jujur aja , sebenarnya natasha merasa gugup dan terintimidasi dengan penampilan staf cewek yang baru aja masuk kedalam ruangan dirga tadi . dengan tab samsung ditangan kanan dan stylus pen ditangan kirinya ,

Natasha berusaha sefokus dan seserius mungkin dalam mengerjakan web – web pesanan kliennya . natasha tidak selalu pakai laptop untuk membuat website , karena pakai Samsung Galaxy Tab S7 Pro kayak begini aja udah cukup sebenernya . si anak gadis tunggal ini juga sudah menginstall empat aplikasi khusus untuk membuat website , yaitu CreatorChrome , IdeaPro , PalettePlus sama RenderPro .

Saking seriusnya membuat delapan website pesanan klien , menantunya papa arman dan mama rumi sampai tidak sadar kalau tujuh website buatannya sudah berhasil di render , begitu jam digital di tabnya sudah menunjukkan angka empat , natasha yang pernah kerja di perusahaan IT milik papanya ini langsung mengirimkan ketujuh website itu ke masing – masing kliennya .


Io Per Me , Tu Per TeWhere stories live. Discover now