Novanta

21 0 0
                                    

Tidak ada satu pun manusia yang bisa memprediksi musibah yang akan menimpa mereka atau keluarga mereka , begitu juga natasha , si perempuan ini jelas tidak menduga kalau suaminya akan mengalami kecelakaan di salah satu pabrik milik perusahaan yang laki – laki ini pimpin .

Menantu mama rumi dan papa arman yang sedang menikmati libur semesternya yang sudah memasuki minggu kedua ini , sukses dibuat kaget dan panik begitu mendapat telepon dari papa arman .

" tasha , papa barusan ditelpon pihak pabrik , katanya dirga kecelakaan , tapi sekarang udah dibawa kerumah sakitnya aga , papa sama mama lagi ada urusan , jadi gak bisa langsung datang . nanti kalo urusan disini sudah selesai , papa sama mama langsung nyusul ya " biarpun si papa mertua berusaha berbicara setenang mungkin , tapi laki – laki itu tidak bisa menyembunyikan kepanikan yang beliau rasakan sekarang ini .

Sementara itu dilain tempat , tepatnya di area dapur dan ruang makan , natasha yang mendengar kabar tersebut dari papa mertuanya pun juga diserang kepanikan yang sama , malahan dia hampir menjatuhkan ponselnya ke lantai .

" i i i iya pa , tasha kesana sekarang " karena diserang kepanikan yang luar biasa , natasha sampai hampir tidak bisa mengontrol suaranya , malahan dia nyaris meneriaki papa mertuanya ini .

Tidak butuh waktu lama buat natasha bersiap , saking terburu – burunya , cewek ini sampai tidak sempat melihat pakaian apa yang diraih tangannya . beres berpakaian , tanpa sempat berdandan , natasha segera mengambil mini slingbag miliknya sekaligus kunci mobil cadillac xt4 kepunyaan dirga .

Ditengah – tengah kepanikan dan kegugupan yang melanda seorang natasha , dia masih sempat melepaskan colokan kabel kompor listrik , mengunci tiga pintu kaca geser dan pintu utama . kurang dari sepuluh menit , natasha sudah melesatkan mobilnya menuju rumah sakit PrIH yang dimaksud papa mertuanya .

Dengan kecepatan 80 km / jam , mobil SUV bermerk Cadillac XT4 ini melesat cepat membelah jalanan jakarta yang padat . melewati deretan gedung pencakar langit dan puluhan kendaraan yang juga berlalu – lalang dengan sama lajunya . natasha berusaha keras untuk tetap fokus , disaat pikirannya dilanda kekalutan .

Jauh di dalam hatinya , natasha terus melangitkan doa agar dirga tidak mengalami cedera yang serius , biarpun dalam hatinya dia merasa tidak yakin kalau laki – laki kesayangannya itu tidak mendapat luka yang serius . begitu melewati lampu merah terakhir , natasha membelokkan mobilnya menuju gedung rumah sakit yang berseberangan dengan gedung percetakan undangan .

Begitu melewati gerbang rumah sakit dan pos satpam , mobil SUV yang dikendarai natasha ini akhirnya terparkir di sebelah kiri teras rumah sakit . dengan sigap natasha meraih mini slingbagnya dan keluar dari mobil mlik suaminya ini . dengan langkah yang cepat , cewek ini memasuki lobi rumah sakit dan mendatangi meja resepsionis .

" selamat pagi sus , maaf mengganggu sus , saya mau tanya , pasien atas nama dirga ada sus ? " tanpa berbasa – basi dulu sebelomnya , natasha segera bertanya dan membuat suster yang berada di balik meja resepsionis ini mengalihkan tatapannya dari komputer yang ada didepannya kearah natasha

" selamat pagi mbak , iya mbak , pasien atas nama dirga ada mbak , baru dimasukin ke ruang UGD , mbak mau langsung sewa kamar rawat ? " si suster pun segera mengangguk dan bertanya sembari mengulurkan ipad supaya natasha bisa melakukan registrasi pasien dan penyewaan kamar rawat , natasha menganggukkan kepalanya .

Kelar berurusan dengan registrasi pasien dan juga memilih kamar rawat , natasha segera beranjak untuk menuju area UGD . sambil melihat papan penanda yang tergantung diatas kepalanya , natasha membawa kakinya menuju ruang UGD . perlahan – lahan natasha membuka pintu kaca doff dengan tulisan " EMERGENCY WAITING LOUNGE " diatasnya . hembusan angin yang berasal dari AC diatas pintu ini menerpa tubuh natasha saat memasuki ruang tunggu khusus UGD .

Begitu duduk disalah satu sofa , perempuan ini baru menyadari kalau dirinya kelelahan akibat terlalu terburu – buru karena panik . bahkan kedua kakinya terasa bergetar dan dadanya terasa sangat nyeri .

Berulang kali natasha melihat kearah pintu ruangan UGD dan arlojinya secara bergantian , dia merasa saat ini waktu berjalan terlalu lama , perasaan panik , khawatir , cemas dan stres membuat kesabaran natasha menipis dengan cepat . rasanya dia ingin menerobos masuk kedalam ruangan yang ada diseberangnya ini untuk bisa mengetahui kondisi suaminya .

Natasha memilih untuk menyandarkan punggungnya sejenak sembari menunggu pintu didepannya terbuka , lima belas menit kemudian

" keluarga pasien dirga ada ? " bersamaan dengan pertanyaan yang dilontarkan barusan itu , seorang dokter berwajah cina dengan rambut panjang yang sampai menutupi tengkuk dan berwarna pirang keluar dari ruangan UGD .

" saya istrinya dok , kondisi suami saya gimana dok ? kondisinya parah tidak dok ? " tanpa menunggu lagi , natasha segera menjawab sambil beranjak dari duduknya dan menghampiri si dokter ini , karena sudah terlalu khawatir dengan keadaan dirga , natasha tidak bisa mengajukan pertanyaan yang ada dikepalanya satu persatu .

" kondisi suami anda baik – baik aja , meski tadi sempat kritis , tapi sekarang sudah membaik , lengan kanan atasnya terdapat luka yang cukup dalam akibat terkena goresan dari patahan besi , tapi sudah dijahit dengan enam jahitan , sekarang pasien sudah bisa dipindahkan keruang rawat , kalau begitu saya pamit dulu ya " dengan sabar dan detil si dokter dengan name – tag bertuliskan " dr. Xu Mervin Hayden, Sp.JP " ini menjelaskan kondisi pasien yang baru saja dia tangani ini .

Hembusan nafas lega keluar dengan halus dari mulut natasha setelah mendengar kalau kondisi dirga baik – baik saja .

" baik dok , terima kasih banyak ya dok " natasha mengangguk dan membiarkan dokter berdarah cina itu berlalu dari hadapannya .

Hanya berselang beberapa detik , pintu ruangan UGD kembali terbuka dan tampak enam orang suster mendorong brankar , natasha bisa melihat kalau suaminya terbaring tidak sadarkan diri diatasnya

" keluar pasien dirga ? " panggil salah satu suster sembari menutup pintu brankar ini menuju ruang rawat

" saya istrinya sus " jawaban natasha membuat kelima yang juga terlibat dalam urusan penanganan pasien ini tadi refleks menoleh kearah sumber suara .

Ekspresi kebingungan yang tadinya mewarnai wajah suster ini pun langsung lenyap dan berganti dengan raut wajah penuh kelegaan . seiringan mereka mendorong brankar tersebut keluar dari ruang tunggu UGD , salah satu suster itu menanyakan apa natasha sudah memilih kamar rawat . pertanyaan si suster ini dijawab anggukan kepala natasha .

Begitu lift khusus pasien rawat inap ini sampai dilantai lima , mereka semua keluar dan berjalan menuju lorong VIP , lebih tepatnya menuju ruangan 2 , hembusan angin yang berasal dari AC diatas pintu kaca langsung menerpa natasha dan keenam suster yang secara bersama mendorong brankar yang ditempati dirga .

Para suster ini dengan hati – hari memindahkan tubuh dirga keatas ranjang rawat , mereka juga memasangkan botol infus yang masih penuh , mereka juga menutupi hidung sama mulut dirga dengan masker oksigen yang tersambung langsung dengan tabung oksigen , sementara salah satu suster meletakkan alat EKG itu di sebelah kanan ranjang rawat yang ditempati dirga . sekeluarnya para suster itu dari ruang rawat dirga , natasha pun segera duduk dikursi dan menggenggam tangan suaminya yang tidak tertusuk jarum infus .


Io Per Me , Tu Per TeWhere stories live. Discover now