Centoquarantatre

2 0 0
                                    

Ditengah – tengah kegiatan mengerjakan dokumen kerjanya , kening dirga mendadak saja berkerut ketika mendapati ponselnya mendadak bergetar , bukan getaran ponselnya yang membuat laki – laki ini mengerutkan keningnya bingung , melainkan deretan angka yang muncul di layar benda tipis itu mendadak saja . satu detik setelah benda tipis itu berhenti bergetar , laki – laki ini segera saja meraih ponselnya dan membuka aplikasi kalender yang ada di ponselnya ini

Ekspresi bingung yang sempat menghiasi wajah dirga mendadak lenyap dan berganti dengan ekspresi terkejut yang bercampur senang . laki – laki ini hampir melupakan fakta kalau saat ini sudah memasuki bulan oktober , alias bulan kelahiran istri terkasihnya itu . sama seperti tahun kemarin , laki – laki ini kembali berniat untuk membelikan hadiah ulang tahun untuk istrinya , meski dia baru saja membelikan natasha hadiah untuk ulang tahun pernikahan mereka yang pertama .

Laki – laki ini segera saja beranjak dari atas kursi putarnya dan mengambil ponsel dan kunci mobilnya diatas meja , laki – laki ini segera berjalan meninggalkan ruang kerja pribadinya ini sembari memasukkan dompet hitamnya kedalam salah satu saku celana bahannya . karena statusnya sebagai CEO di perusahaan ini, dirga bisa dengan bebas pergi meninggalkan kantor biarpun pekerjaannya sendiri sedang sangat menumpuk ini .

Selagi melesatkan mobil Lincoln Nautilus miliknya menuju mall Grand Indonesia yang letaknya tidak begitu jauh dari kantornya , dirga memikirkan hadiah apa yang kira – kira bisa dia jadikan sebagai hadiah ulang tahun untuk istri terkasihnya ini . kendati sedang memikirkan barang apa yang akan dia beli nanti untuk natasha , dirga tetap bisa mengendarai mobilnya dengan lihai . setelah melewati gedung bank BCA , laki – laki ini segera saja membelokkan mobilnya memasuki area parkiran mall GI ini .

Tidak butuh waktu lama untuk dirga menentukan barang apa yang akan dia beli untuk istrinya , karena untuk kedua kalinya dirga memilih untuk membeli jam tangan sebagai hadiah ulang tahun natasha . wangi pengharum ruangan , hembusan angin AC dan deretan berbagai macam model perhiasan dari sekian banyak pilihan perhiasan yang terpajang di deretan etalase seakan menyambut kedatangan dirga saat memasuki toko jam tangan bermerk Patek Philippe ini .

Bersamaan dengan dirinya yang mendekati salah satu meja etalase toko ini , salah satu staf toko yang baru saja selesai mengurus pengunjung lain yang juga membeli perhiasan disini , segera saja menghampiri dirga . disaat si CEO ini sedang memperhatikan berbagai model jam tangan yang tertata rapi ini dengan teliti . belum ada tiga puluh menit dirga memperhatikan deretan jam tangan yang ada di depannya ini

Selain tidak membutuhkan waktu lama untuk menentukan keputusan , seorang dirga pun tidak mengerahkan banyak usaha untuk mendapatkan apapun yang dia mau . karena tidak sampai dua jam , laki – laki membeli jam tangan keluaran brand Patek Philippe . bukan dirga namanya kalau cuma membeli satu jam tangan saja , dirga membeli jam tangan dua dengan model yang berbeda dari brand yang sama .

Jam tangan pertama yang dirga beli ini adalah Patek Philippe calatrava skeleton berwarna rose – gold , lalu jam tangan kedua yang laki – laki ini beli adalah Patek Philippe Twenty – 4 Automatic yang juga berwarna rose – gold . ekspresi puas segera tercetak di wajah CEO perusahaan The HM Group ini , sembari menerima kembali kartu kredit , struk belanja dan juga dua paperbag kecil yang berisi dua jam tangan dengan tipe yang berbeda .

Tanpa berniat berlama – lama di mall , dirga memilih untuk segera saja kembali ke kantornya , dalam waktu enam menit saja , mobil Lincoln Nautilus miliknya sudah melesat cepat di jalanan menuju kearah kantornya . setelah melewati beberapa bangunan berupa hotel dan juga apartemen , akhirnya dirga mengarahkan mobil rakitan Amerika yang dia kendarai ini melewati gerbang area perusahaannya ini .

Seulas senyum terulas di wajah dirga yang sedang membawa kakinya menuju salah satu lift yang ada di lantai satu ini . sembari menanti lift ini tiba dilantai tiga puluh , laki – laki ini membayangkan reaksi natasha ketika menerima hadiah ulang tahun darinya ini . dirga segera saja melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai ini setelah menyimpan kedua paperbag ini kedalam tas ranselnya begitu dia tiba di ruangan kerja pribadinya ini .

Begitu arloji di pergelangan salah satu tangannya sudah menunjukkan angka lima sore , dirga kembali melajutkan Lincoln Nautilus miliknya menuju rumah yang dia huni bersama natasha ini . seiringan mobil dirga yang semakin mendekat kearah gedung KBRI , belum ada lima menit mobilnya berhenti didepan gedung KBRI . dirga melihat istrinya ini berjalan keluar dari dalam gedung ini dan menuruni satu persatu undakan tangga sembari membawa satu paperbag yang ukurannya lumayan besar

" sore cantiknya aku ! " bersamaan dengan natasha yang menduduki kursi bagian penumpang depan ini setelah menempatkan paperbag itu dikursi belakang , dirga menyapa istrinya ini seperti biasa . sembari menjalankan mobilnya , tangan kiir dirga segera saja terulur untuk memegang tangan kanan istrinya ini dan juga menggenggamnya .

" sore juga pak CEO , hari ini gimana kerjanya ? lancar ? " tanya natasha sambil membiarkan salah satu tangannya digenggam dirga di sepanjang perjalanan pulang kearah rumah mereka . meskipun sedang mengendarai mobilnya , laki – laki ini masih saja bisa merespons pertanyaan istrinya ini , sembari menganggukkan kepalanya , dirga menjawab kalau hari ini pekerjaannya dikantornya hari ini lancar .

Setibanya mereka berdua dirumah , dirga dan natasha segera pergi kekamar utama untuk membersihkan diri dan juga berganti pakaian . seperti biasanya , natasha selalu sudah berganti pakaian dan juga membersihkan dirinya lebih dulu . selagi dirga sedang membersihkan badannya , natasha segera saja keluar dari kamar utama untuk memasak makan malam . bersamaan dengan natasha yang tiba didapur , dirga membuka pintu kamuflase yang berada di sebelah kanan meja rias natasha ini .

Selesai membalut dirinya dengan kaos santai tanpa lengan dan juga celana seperempat paha , laki – laki ini segera saja keluar dari kamar utama sembari membawa kedua paperbag kecil di tangan kirinya , wangi masakan yang dimasak natasha ini menerpa hidung mancung dirga bersamaan dengan dirinya yang memasuki area dapur dimana natasha sering berada .


Io Per Me , Tu Per TeWhere stories live. Discover now