Centocinquantanove

6 1 0
                                    

" yang , menurut kamu , kita udah siap belom sih jadi orangtua ? "

Mendadak saja pertanyaan tersebut terlontar mulus dari mulut natasha , sambil keduanya berjalan menuju salah satu butik pakaian ternama yang masih ada dilantai satu ini . dirga refleks saja menolehkan kepalanya ketika mendengar pertanyaan istrinya ini . sembari meremas lembut tangan natasha yang berada didalam genggamannya . bukannya langsung menjawab pertanyaan istrinya , laki – laki ini justru balik bertanya

" emangnya kamu udah yakin mau hamil yang ? memangnya kamu udah siap "

Bukan tanpa alasan tiba – tiba dirga bertanya seperti itu , karena menurut asumsi pribadi laki – laki ini pertanyaan istrinya barusan ini memang mengindikasikan perempuan ini sudah siap untuk hamil , meskipun dia sempat menangkap nada tidak yakin dalam suara natasha barusan ini . kini , giliran natasha yang dibuat menatap suaminya ini dengan tatapan yang tidak bisa didefinisikan

" yaa siap gak siap yang , kita kan harus siap yang , kalo kamu sendiri gimana yang ? "

Lagi – lagi dirga menangkap nada keraguan yang membalut jawaban istrinya ini , sambil merangkul pundak natasha dari samping kanan , sembari keduanya melangkahkan kaki mereka menuju salah satu butik milik brand ternama , laki – laki ini pun kembali berkata – kata untuk menanggapi perkataan perempuan tersayangnya ini .

" kalo aku sih siap aja , tapi kalo kamunya belom siap , ya gak apa – apa yang , aku gak mau kamu maksain diri siap untuk hamil "

Perkataan dirga yang barusan ini membuat natasha terdiam . perempuan ini sebenarnya merasa dirinya ini sudah siap untuk hamil , tapi di sisi lain hatinya mengatakan kalau dia antara yakin dan tidak yakin untuk mengandung . natasha tahu betul , cepat atau lambat , dia dan dirga akan harus memiliki keturunan , apalagi mereka tidak ada rencana untuk tidak memiliki anak atau childfree .

Kegiatan shopping malam ini tetap saja berjalan dengan lancar , meskipun mereka disibukkan dengan kegiatan memilih – milih pakaian , tas dan sepatu , natasha pun berusaha keras untuk meyakinkan dirinya sendiri untuk hamil dan menjadi orangtua . pikiran natasha tentang perkara hamil ini pun mendadak buyar saat menyadari kalau saat ini dirga memegang sehelai terusan berwarna hitam

" kayaknya cocok sama kamu yang " sambil mengatakan kalau dress ini cocok untuk dirinya dirga menaruh strapless mini dress berwarna hitam dari brand chanel kedalam keranjang yang sudah berisi dua helai terusan selutut yang memang natasha beli .

Sebelum sempat natasha melayangkan protes pada laki – laki ini , dirga sudah keburu menarik tangan perempuannya ini untuk menuju area yang lain . sedangkan natasha yang tahu dirinya di tarik kearah lain pun hanya bisa menggelengkan kepalanya dan pasrah mengikuti langkah kaki jenjang milik dirga . sembari memperhatikan gaun sebatas lutut yang baru saja ditempatkan dirga disana .

Menjelang jam sepuluh malam , baik dirga maupun natasha segera meninggalkan butik ini dengan membawa enam paperbag berukuran besar dan kembali menuju hotel natasha hanya bisa menatap pasrah sekaligus ngeri ketika melihat banyaknya paperbag yang mereka berdua bawa ini natasha yakin kalau dia bisa saja langsung pingsan kalau berbelanja sendiri .

Bahkan ketika mereka sudah berada di hotel pun , natasha masih dilanda kengerian karena melihat banyaknya paperbag milik mereka ini . perempuan ini masih tidak menyangka kalau mereka baru saja mengeluarkan sekitar dua puluh delapan juta rupiah untuk delapan helai pakaian , empat tas dan juga lima pasang sepatu bertipe loafer .

Selesai berganti pakaian dan membersihkan diri , baik natasha maupun dirga memilih untuk segera tidur , mengingat kalau besok dirga masih harus bekerja dan menyelesaikan masalah yang menimpa salah satu cabang perusahaan keluarganya yang berada di london ini .


Io Per Me , Tu Per TeWhere stories live. Discover now