Settantasei

17 1 0
                                    

" untuk bab dua ini , kamu gak ada revisian ya sha , jurnal sama referensinya semuanya relevan kok , gak ada yang harus di perbaiki , berarti langsung lanjut bab tiga ya , " tuturan ma'am jezehra setelah memeriksa dan membaca bagian pertengahan dari skripsi mahasiswi bimbingannya ini . sama seperti ma'am claire yang menjabat sebagai dosen pembimbing pertama , ma'am jezehra pun tidak menemukan alasan untuk meminta natasha untuk merevisi pada bab dua skripsi – nya

" makasih ma'am " dengan ekspresi lega dan senang , natasha menerima bab dua skripsinya kembali dan memasukkan print – out bab dua skripsi – nya ini kedalam tas , setelahnya , dia segera berpamitan dari ruangan yang berpengharum wangi essential – oil kayu putih ini . berdua dengan bianca , dia melangkahkan kakinya menuju lift untuk mencapai lobi gedung fakultasnya ini .

Ini kedua kalinya dia bimbingan dan untuk kedua kalinya , dia terbebas dari perintah " revisi " , ada kepuasan tersendiri di hatinya natasha saat mendengar kalau dia tidak perlu revisi bab dua skripsinya ini . karena kerja kerasnya selama beberapa hari kemarin akhirnya membuahkan hasil yang baik dan melegakan .

" jadi nat , lo udah tau mau pake metode penelitian apa ? " keduanya menduduki salah satu sofa untuk menanti boba pesanan mereka di kafe yang ada di bagian kiri lobi depan kampus ini selesai diracik , natasha masih sempat untuk mengirim chat ke suaminya dan bilang kalo sekarang ini dia sudah kelar bimbingan . tidak perlu menunggu lama untuk natasha menerima balasan chat dari dirga , dalam pesan itu , dirga bilang kalau sebentar lagi dirinya akan menjemput istrinya itu .

" udah kok , rencananya nanti gua pakai metode penelitian non – judicial case study sama live – case study " jawab natasha sambil menyandarkan punggungnya ke sofa dan melihat kearah luar gedung kampusnya yang ramai dengan mahasiswa dan mahasiswi yang sibuk berlalu – lalang dengan kegiatan masing – masing .

Setelah menanti selama beberapa menit , kedua minuman boba beda varian ini sudah selesai di racik , natasha segera beranjak dari duduknya lalu menghampiri bagian kasir yang berdekatan dengan jendela kaca .

" saya bayar dua – duanya ya mbak " ujar natasha sambil mengulurkan kartu kreditnya , si petugas kasir pun mengangguk dan segera memproses transaksi pakai kartu kredit bank BCA ini , setelah memasukkan pin – atm miliknya , natasha pun mengambil dua minuman boba yang ada didalam gelas plastik reusable ini dan keduanya kembali berjalan menuju lobi .

Bersamaan dengan pintu kaca otomatis terbuka , mobil Acura MDX yang di kendarai dirga berhenti persis didepan sepuluh undakan tangga . melalui kaca mobilnya , dirga bisa melihat istrinya sedang menuruni tangga berdua dengan temannya . dengan menurunkan sedikit kaca mobilnya , samar – samar dirga mendengan obrolan istri dan temennya ini

" jadi ya , minggu depan garap bab tiga ya di perpus " natasha mengingatkan temannya ini sambil membuka pintu mobil bagian penumpang , bianca mengangguk setuju , sembari mengeluarkan kunci mobil miliknya .

" oke nat , makasih ya buat traktiran boba – nya , besok gantian gua yang traktir lo , flat – white coffee ya " katanya bianca sambil meraih kunci mobilnya dari dalam salah satu saku celana semi formalnya

" gak masalah kok bi , gua duluan ya " katanya natasha sambil berpamitan dan memasuki mobil suaminya ini , sementara bianca memasuki mobilnya yang terparkir di sebelah kiri tangga gedung fakultas FISIP ini .

Begitu mobil yang dikendarain dirga sudah berjalan lagi menuju gerbang kampus

" hari ini bimbingannya gimana yang ? lancar gak ? " dirga bertanya sambil menyelipkan kelima jarinya yang dua kali lebih besar diantara kelima jari istrinya yang cenderung ramping ini , seperti biasanya

" lancar kok yang , gak ada revisi lagi " jawab natasha sambil mengulurkan gelas minuman yang dia beli kearah lakinya ini , seolah tahu apa maksud natasha menyodorkan minuman itu kearahnya , dirga langsung menyeruputnya , tanpa membalikkan posisi sedotannya

" pinter banget istri aku , paket komplet kamu tuh yang , udah cantik , seksi , pinter lagi " ujaran dirga barusan nyatanya sanggup membuat natasha salah tingkah dan merasakan wajahnya panas , dia tidak perlu melihat kearah kaca , karena dirinya sudah yakin kalau saat ini pipinya pasti memerah .

Setibanya di ruangan kerjanya , mereka berdua segera makan siang , dirga masih sempat membeli makan siang buat dirinya dan natasha . selesai makan siang , natasha masih sempat membereskan empat peralatan makan yang terbuat dari kayu itu , setelah memastikan mangkok dan sendok kayu ini sudah bersih , dia segera menyimpannya kedalam paperbag dengan tulisan " The Herbs Restaurant " ini lagi , natasha langsung saja mengeluarkan laptopnya dan mulai fokus menggarap kerangka bab tiganya ini .


Io Per Me , Tu Per TeOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz