Settantadue

19 1 0
                                    

" gimana tadi konsul judulnya yang ? " bersamaan dengan mereka berdua melintasi lantai satu gedung utama perusahaan The HM Group ini . dirga bertanya sembari merengkuh pinggang ramping istrinya ini , laki – laki ini menepati janji yang tidak dia ucapkan untuk menjemput istrinya dari kampus tadi pagi .

" lancar kok yang , juga dua dosen pembimbing aku bilang judul yang aku pilih itu berat , tapi aku mutusin untuk gak mengganti judul yang aku pilih " jawaban natasha yang panjang lebar ini membuat dirga menoleh kearahnya dengan tatapan yang menyorotkan keheranan dan penasaran

" kenapa gak mau ganti aja judulnya yang ? kan lumayan dapet bisa dapet judul yang agak ringan " dirga bertanya sambil menyelipkan kelima jarinya disela – sela kelima jari lentiknya natasha , dia bisa merasakan aliran darah perempuannya ini mengalir cepat .

" kalo aku gak coba , aku gak tau beratnya dimana . kalo kata papaku , " pantang mundur meskipun hanya seinci " tapi yang jelas , aku yakin aku bisa ngegarap skripsi aku " tutur natasha seiring mereka memasuki lift yang baru saja terbuka ini . natasha langsung melihat dinding bagian dalam lift ini yang menunjukkan enam cabang perusahaan The HM Group yang terdiri dari The HM Telecomm , The HM Construction , The HM Auto+ , The HM Publishing , The HM Media , dan The HM Gas & Oil ,

Dalam hatinya dirga tersenyum saat mendengar motto papa mertuanya itu . dia sama sekali tidak pernah tahu ada orang yang punya motto seperti itu , lewat perkataan papa mertuanya itu , dia bisa tahu seberapa kuat mental istri tersayangnya ini . apalagi , dia pernah mendengar dari papa mertuanya alias papanya natasha , kalau cewek ini sudah dididik untuk mempunyai mental kerja , bukan mental minta uang , karena dari awal sekolah SMP , natasha sudah diajak kerja di kantor mertuanya yang bergerak di bidang IT .

Cukup dua detik saja untuk sampai dilantai paling atas gedung yang terletak ditengah – tengah area The HM Area ini . butuh beberapa puluh langkah untuk sampai ke ruangan kerjanya dirga , mereka meletuk ruangan berbentuk persegi yang berada ditengah – tengah lantai teratas yang menggunakan tembok dan pintu kaca doff ini . rasa penasaran natasha muncul sejak dia sampai dilantai ini .

" yang , ini ruangan apa ? " tanya natasha sambil mereka terus melangkahkan kaki mereka menuju pintu yang letaknya berhadapan dengan pintu belakang ruangan yang berbentuk kotak ini . dirga menoleh sebentar untuk melihat objek yang ditanya istrinya ini .

" itu ruangan IT Team yang , orang – orang yang kerja didalam sini campur – campur yang , ada yang megang posisi online market advisor , online financial consultant , online overseas product evaluator sama online payment yang " dirga menjawab sambil membuka salah satu pintu kayu mahoni yang berwarna hitam ini . natasha menganggukkan kepalanya saat mendengar penjelasan suaminya ini

Setibanya di ruang yang didominasi warna monokrom ini , dirga meletakkan paperbag yang berisi dua bakulan kayu yang berisi nasi , ayam bakar , lalapan sama sambal , satu gelas plastik jus melon kuning kepunyaannya dan juga jus alpukat dengan susu cair milik istrinya ini . keduanya memilih untuk makan siang terlebih dulu , tidak butuh waktu lama untuk keduanya menghabiskan makan siang yang sempat dibeli dirga ini .

Beres makan siang , dirga kembali melanjutkan kerjaannya dan natasha mulai menggarap bab satu skripsinya , sambil mencari beberapa jurnal tentang latar belakang juga landasan mekanisme peradilan dan konstitusi internasional . tanpa natasha sadari , dirga yang juga sibuk dengan kerjaannya sesekali melihat dirinya yang sedang terfokus pada laptopnya yang diletakkan diatas laptop stand portable .

" yang , kamu lagi subur gak yang ? " tanpa tedeng aling – aling dan dengan tatapan yang masih mengarah ke layar monitor komputer desktopnya , dirga bertanya seperti ini pada istrinya yang saat ini berada di sofa . natasha yang sama sekali tidak menduga akan ditanya seperti ini pun refleks menoleh kearah suaminya dan

" gak kok yang , emangnya kenapa yang ? " walau sudah tahu apa maksud dirga bertanya seperti itu , natasha memilih untuk tetep bertanya , biarpun mereka sudah melakukannya beberapa kali , tapi tetap saja laki – laki itu bertanya apakah dia sedang dalam masa subur atau tidak , terkadang natasha merasa terharu saat tahu bagaimana dirga masih memahami posisinya yang saat ini masih kuliah ,

" aku mau minta jatah soalnya nanti malam , boleh ? " tanya dirga lagi sambil menatap kearah perempuan tersayangnya ini

" tumben pake nanya yang ? biasanya langsung bilang " respons yang ditunjukkan natasha membuat dirga menoleh kearah istrinya yang sampai saat ini masih fokus dengan laptopnya , dirga selalu dibuat terpana sama paras istrinya ini , kecantikan istrinya ini masih kelihatan jelas walaupun sedang kelihatan serius karena harus konsentrasi menggarap skripsinya .

" aku gak mau kamu repot bagi waktu buat nyusun skripsi sama ngurus anak , aku gak mau aja kamu capek – capek , masa istrinya CEO capek – capek " tutur dirga yang membuat natasha menolehkan kepalanya , natasha terkekeh mendengar perkataan dirga , tapi dalam hatinya dia tetap saja sukses dibuat terharu oleh lakinya ini .

" aku gak masalah kalo harus membagi waktu lagi , biasanya aku juga gitu kan " tukas natasha sambil kembali fokus sama bab satu skripsinya yang saat ini sudah berjumlah dua puluh lima halaman , dia masih mau menambah dua puluh halaman lagi , karena ada banyak poin – poin yang dia yakin penting untuk dimasukin kedalam bab satu skripsinya .

Tepat jam lima sore , bab satu skripsi natasha sudah selesai dan berjumlah empat puluh tiga halaman , besok dia akan melanjutkan bikin bab kedua . setelah mereka berdua membereskan barang bawaan masing – masing , keduanya segera keluar bersamaan dengan dirga yang mematikan lampu ruangan kekuasaannya ini . tanpa menunggu lama , mobil SUV dirga pun meninggalkan pelataran parkir dan melesatkan mobil berkapasitas sepuluh orang ini menuju kediaman mereka .


Io Per Me , Tu Per TeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang