Ventotto

18 1 0
                                    

Kepergian kakek yano untuk selamanya juga membuat natasha datang ke pemakaman untuk yang pertama kalinya . dengan berbalut terusan sederhana panjang berwarna hitam dan rambut terikat asal , natasha turun dari mobil mazda 2 milik sepupunya , sambil membawa dua botol air untuk menyirami makam kakek yano , natasha membawa kedua kakinya menuju areal pemakaman milik keluarga besarnya , natasha tidak pernah tahu kalau keluarga besarnya ini punya pemakaman khusus .

Semua keluarga besar rahadian , terutama om widra dan tante krista sepakat untuk tidak mengkremasi jenazah kakek yano , mereka semua sepakat untuk menguburkan jenazah kakek yano dibawah makam kakek buyut alias papa dari keenam kakek natasha , termasuk kakek hasya dan mendiang kakek yano .

Natasha mengarahkan netranya pada makam yang terukur nama lengkap mendiang kakek buyutnya yaitu " Daris Andriano Toro Rahadian " , tidak cuma melihat makam mendiang kakek buyutnya , si anak tunggal ini juga menemukan makam nenek buyutnya , nama mendiang nenek buyutnya ini yaitu " Ava Eriana Putri Rahadian "

Tepat jam delapan pagi , peti jenazah kakek yano sudah diturunkan dari mobil operasional gereja , rasa sesak kembali memenuhi hati natasha setiap kali dia melihat peti jenazah warna abu – abu terang itu , kali ini rasa sesak itu benar – benar pekat , alih – alih berdiri diposisi paling depan , dia lebih memilih memantau semua proses pemakaman kakek yano dibelakang mamanya yang berdiri ditepi liang makam si adik papanya ini .

" sha , pusing ? " tanya mamanya tiba – tiba , ketika beliau merasakan ada sesuatu yang bersandar dipunggungnya

" gak pusing kok ma , tasha cuma gak kuat liatnya " jawab si gadis ini dengan pelan , tapi masih bisa didengar jelas oleh mamanya , si dokter spesialis jantung itu meraih sebelah tangan anak gadisnya ini untuk dia pegang , dia ingin menyalurkan ketenangannya ke anaknya , meski dia juga sebenarnya tidak sanggup melihat proses pemakaman adik papanya ini .

Dengan hati – hati , para pengurus pemakaman itu menurunkan peti jenazah kakek yano kedalam liang lahat , setelah bagian bawah peti sudah menyentuh tanah , pengurus pemakaman itu meletakkan dua papan dalam posisi memanjang dan menimbun peti jenazah dengan tanah sampai membentuk bukit tanah kecil . setelahnya para pengurus itu langsung menyingkir dan pihak keluarga langsung menaburkan bunga disepanjang bagian atas makam si mendiang kakek . natasha juga menaburkan empat genggam bunga dan juga menyiramkan air diseluruh bagian atas makam .

Proses tabur bunga dilanjutkan proses doa yang masih dipimpin pastor dari gereja yang berada didekat rumah mereka . para suster juga ikut datang dan mendoakan mendiang si kakek . tepat menjelang tengah hari , proses doa itu akhirnya selesai , pastor dan semua biarawati yang hadir pun langsung pamit pulang , karena mereka ada jadwal pembaptisan bayi yang sudah lahir minggu kemarin .

Sementara pihak keluarga masih ada disana , sampai satu persatu dari mereka pulang dan termasuk natasha , tiba – tiba si mama berkata sembari menyerahkan kunci mobil Honda HR–V miliknya

" nat , kamu baliknya sekalian sama mira , dewi , anggi , rio , bagas sama aris ya , mama sama tante krista masih harus ngurusin makam kakek " pinta si mama yang mengulurkan kunci mobil dan disambut anggukan kepala anaknya ini . keenam sepupu natasha ini tidak bisa membawa mobil , karena mereka hanya tahu mengendarai motor saja .

Setelah natasha sama keenam sepupunya ini sudah masuk semua , mobil HR-V milik mamanya ini langsung menyala dan bergerak mundur . meskipun ukuran badannya satu kali lebih kecil ketimbang para sepupunya ini , natasha yang paling lihai bawa mobil . sesampainya dirumah , natasha langsung masuk kamar untuk mandi , ganti baju dan langsung tidur siang .


Io Per Me , Tu Per TeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang