Trentadue

20 1 0
                                    

Rentetan kalimat " sekalian mau kenalan sama ortu kamu " yang dirga kirim kemarin ternyata sanggup untuk membuat seorang natasha diserang kepanikan . si anak gadis tunggal ini sama sekali tidak menyangka kalau laki – laki yang bernama dirga itu akan mengirimkan pesan seperti itu . walaupun dilanda kepanikan , ajaibnya natasha masih tetap bisa berkonsentrasi dalam mengerjakan ujian keempat alias terakhir dihari pertama uas ini .

" bagi yang sudah selesai , bisa dikumpulkan dan silakan pulang " ujar Mr. Julian yang mengajar mata–kuliah pendidikan agama sambil terus mengawasi para mahasiswa dan mahaisiswinya yang sedang fokus mengerjakan ujiannya yang ada di jam terakhir . natasha dan delapan belas murid lainnya yang sudah selesai , segera berdiri dan mengumpulkan soal ujian beserta jawaban masing – masing diatas meja dosen sekaligus berpamitan untuk pulang .

Selagi melangkah kearah lobi , tiba – tiba

" ey nat , bengong aja dari tadi , kenapa sih ? " tanya bianca sembari merangkul pundak salah satu temannya ini , cewek yang sejak tadi memperhatikan natasha yang tumben hari ini tidak banyak bersuara ini , jelas saja penasaran , natasha menoleh karena merasakan bahunya dirangkul sama bianca ini pun otomatis menoleh dan

" gak kenapa – kenapa kok bi , gua boleh nanya sesuatu gak ? " tanya natasha seiringan dengan langkah kaki mereka menuju lobi yang letaknya cukup jauh dari area ruangan – ruangan yang ada digedung FISIP ini . natasha benar – benar membutuhkan orang yang bisa diajak bicara perkara pribadi seperti ini

" boleh aja , emang mau nanya apa ? " sahut bianca dengan ekspresi penasaran

" kalo seandainya lo anak tunggal dan papa lo itu protektif banget sama lo , terus ada cowok yang mau kenalan sama ortu lo , apa yang lo bakal lakuin ? " tanya natasha setelah yakin dengan kalimat pertanyaannya ini

" kalo gua pribadi si ya oke – oke aja , kan jalan pikiran orangtua bisa jadi gak sama kayak pikiran kita , bisa aja kepanikan lo ini nanti gak ada gunanya juga " jawaban bianca sekilas memang terdengar santai , karena temen pertamanya natasha ini anak sulung , jadi papanya pun tidak begitu protektif , tapi berbeda cerita dengan dia yang berstatus sebagai anak tunggal , jadi bisa dikatakan kalau papanya jadi orang yang paling protektif terhadap dirinya .

" iya juga ya , apa cuma gua yang keburu panik gak jelas duluan ya ? " natasha bertanya lagi bukan karena dia tidak percaya dnegan omongan bianca , tapi lebih untuk memastikan kalau kepanikan yang dia rasain ini sebenarnya tidak perlu dirasakan

" itu lo tau , santai aja , gak usah dibawa panik " bianca berkata begitu bersamaan dengan natasha yang memasuki mobilnya dan juga menyalakan mesin mobilnya . bianca juga masuk kedalam mobilnya . tidak pakai mengulur waktu lagi , natasha menekan klakson untuk berpamitan pada bianca sambil memundurkan mobilnya . arloji dipergelangan tangannya sudah menunjukkan angka dua siang dan dia belum makan siang sama sekali .

Setibanya dirumah , setelah berganti baju dan membersihkan wajahnya , cewek ini langsung keluar dari kamar dan memasak untuk makan siang .


Io Per Me , Tu Per TeWhere stories live. Discover now