Novantadue

10 0 0
                                    

Hari yang seharusnya menjadi hari yang tenang bagi natasha malah mendadak jadi hari yang menegangkan , karena alat EKG atau elektrokardiograf yang sejak kemarin terpasang ini mengeluarkan bunyi " pip " yang terdengar nyaring . dengan sigap natasha mengitari ranjang rawat itu dan menekan tombol merah yang berada di atas ranjang rumah sakit yang ditempati dirga .

Kurang dari sepuluh menit , pintu kamar rawat nomor satu ini terbuka dan salah seorang suster yang sedang bertugas di meja resepsionis lantai lima ini segera melangkah masuk . seakan sudah paham dengan apa yang harus dia lakukan , suster yang bernama lia ini pun segera menekan salah satu tombol di alat EKG ini dan menekan tombol biru yang ada di bawah ranjang .

Ditempat yang sama , disaat natasha sedang berusaha untuk memahami semua yang terjadi hari ini , pintu kamar rawat ini kembali terbuka dan dokter berparas khas cina masuk kedalam diikuti dua suster dibelakangnya . dengan teliti , dokter yang bernama Xu Mervin Hayden ini memeriksa kondisi dirga menggunakan stetoskop miliknya .

" volume darahnya turun dok sampai dibawah batas normal " si suster ini segera melaporkan apa yang membuat alat ini tiba – tiba mengeluarkan bunyi " pip " yang terdengar nyaring

" suster viona , cari darah O di bank darah cepat " titah si dokter berparas cina ini yang langsung dipatuhi oleh suster viona, tidak pakai lama , suster ini segera bergegas mencari darah yang dimaksud sama si dokter , sementara itu suster lia terus menunggu perintah dari dokter yang bertanggung – jawab untuk menangani pasien yang bernama Dirga ini .

Dua puluh menit kemudian , pintu kamar rawat ini kembali terbuka dan suster viona kembali dengan tangan kosong alias tanpa membawa apa – apa , melihat tangan suster viona yang kosong , jelas membuat dokter yang memiliki rambut yang menutupi tengkuk ini panik ,

" stok darah di bank darah lagi kosong dok " perkataan si suster viona ini membuat dokter mervin ini pun langsung memerintahkan suster indri untuk mencari obat infus penambah darah di apotek .

Rentetan kalimat yang keluar dari mulut suster viona membuat natasha langsung mengambil keputusan besar untuk pertama kali dalam hidupnya . disaat suster indri sedang mencari obat infus untuk menambah volume darah dirga , natasha memberanikan diri untuk mendekat kearah dokter mervin dan kedua suster ini menatapnya terkejut

" dokter , suster , pakai darah saya aja , saya mau donor darah ke suami saya " dokter mervin , suster viona dan suster lia serempak menoleh kearah si cewek ini setelah mendengar perkataan natasha yang jelas tidak mereka duga – duga barusan ,

" mbak serius ? " dengan gugup suster lia bertanya kembali , berharap kalau apa yang didengar sama telinganya ini salah , meski rasa – rasanya pendengarannya tidak mungkin salah .

Seorang natasha tidak pernah menarik kembali perkataannya , anggukan kepala natasha pun segera membuat ketiga orang ini saling berpandangan , seolah sedang berdiskusi lewat tatapan mata . akhirnya , beberapa detik kemudian , suster viona bergegas mengambil tourniquet dan lancing device . tidak sampai sepuluh menit , suster viona yang sejak tadi terlibat pun kembali ke kamar rawat nomor dua ini . cukup sekali tekanan , suster viona ini sudah bisa mengambil sedikit darah natasha untuk diuji sebelom proses donor darah dimulai .

Tidak sampai dua jam , hasil dari uji sampel darah natasha sudah keluar , setelah melalui dua teknik pengujian yang berbeda , hasilnya darah si mahasiswi jurusan ilmu hukum yang bulan depan bakal menjalani KKN di Pengadilan Negeri ini memungkinkan untuk natasha mendonorkan darahnya ke suaminya .

" karena blood – level pak dirga dibawah normal , jadi proses donor darahnya bakal berlangsung tujuh sampai delapan jam ya mbak , selesainya mungkin jam enam sore nanti ya mbak , terus nanti setelah lima jam , ada suster yang datang untuk memantau ya mbak " jelas si suster ini setelah memasangkan salah satu ujung selang khusus donor darah kedalam tub kecil yang menempel di punggung tangan dirga

" baik sus , terima kasih ya sus " ucap natasha tepat sebelom si suster viona ini keluar dari kamar rawat , suster yang berbalut setelan berwarna abu – abu berbahan satin ini pun mengangguk sopan dan segera beranjak dari kamar rawat ini .

Bersamaan dengan obat bius yang digunakan kehilangan reaksinya , perlahan – lahan kesadaran dirga mulai kembali , kedua netra yang sejak kemarin terpejam kini kembali terbuka , dirga mengedipkan kedua matanya beberapa kali untuk membiasakan matanya dengan cahaya lampu . begitu matanya terbiasa dengan cahaya lampu kamar rawat yang dia tempati ini , kedua indera penglihatan dirga tanpa sengaja melihat ada dua selang kecil yang ada ditangannya .

Kedua matanya mengikuti alur selang dengan cairan warna merah yang menancap di punggung tangannya , tiba – tiba kedua netra– nya yang berwarna cokelat gelap membulat begitu menemukan bagian ujung lain selang itu menancap tangan yang dia kenal . ketika tahu kalau tangan putih itu milik istrinya , dirga dengan cepat menggerakkan tangannya untuk melepaskan jarum yang menancap di punggung tangannya , tapi gerakan tangan natasha jauh lebih cepat , dia dengan sigap menahan tangan dirga , mencegah suaminya untuk melepaskan jarum itu

" jangan dilepas yang , aku yang mau , tadi aku sendiri yang minta ke dokternya , kata dokternya , level darah kamu terlalu rendah yang " perkataan natasha membuat dirga terdiam , dia sama sekali tidak mengira kalau istrinya sendiri yang mendonorkan darah untuk dirinya , jangankan mengira kalau orang lain yang mendonorkan darah untuknya , tahu level darahnya turun sampai dibawah normal saja dia tidak tahu

" stok darah dirumah sakit gak ada yang ? " dirga bertanya pelan dan dijawab gelengan kepala natasha

" kalau ada pun aku pasti bakal minta darah aku yang didonorkan ke kamu " jawab natasha sembari mengelus punggung tangan dirga yang tidak tertusuk jarum infus .

Rentetan kalimat yang terlontar dari mulut natasha ternyata mampu membuat laki – laki ini terbungkam sempurna , hati laki – laki ini segera dipenuhi perasaan terharu yang luar biasa .


Io Per Me , Tu Per Teحيث تعيش القصص. اكتشف الآن