Centotrenta

10 0 0
                                    

From: reanathari@microsoft.com

To: natashaneen@googlemail.com

Cc: Progres rencana pemulangan mahasiswa

Yth Natasha , (Staf 1 DepKonKum KBRI Indonesia)

Saya mengirimkan email ini atas dasar rencana peninjauan kembali Dokumen Rekomendasi Bantuan Hukum (DRBH) dan juga Dokumen Penjaminan Keamanan (DPK) yang anda kirimkan , kami saat ini sedang melakukan persiapan berkas – berkas pemulangan mahasiswa dan mahasiswi indonesia yang sudah tertahan selama satu tahun .

Bersama dengan email ini , kami meminta kesediaannya untuk menunggu laporan pihak kami untuk mengetahui secara pasti tanggal dan waktu kepulangan

Tertanda

Reana Tharisma (Staf 1 DepKonKum KBRI Jerman)

Hembusan nafas lega akhirnya meluncur halus dari mulut natasha setelah membaca email yang dikirimkan langsung dari staf yang memegang jabatan yang sama . setelah delapan hari dengan tidak sabar menanti respons staf KBRI di jerman mengenai proses pemulangan mahasiswa dan mahasiswi indonesia yang mengalami tindakan penahanan dan diskriminasi ini .

Sebetulnya seorang natasha sudah tahu kalau langkah – langkah yang harus dia dan staf yang berada di departemen yang sama ini tempuh tidak mudah dan juga panjang , karena butuh argumen yang kuat untuk bisa memulangkan delapan belas mahasiswa dan mahasiswi indonesia yang sudah setahun lamanya tertahan di jerman tanpa alasan yang jelas . tapi tetap saja dia berusaha untuk mencobanya .

Pihak konsulat indonesia yang berada di jerman pun ternyata tidak tahu kalau kejadian penahanan dan diskriminasi ini menimpa para mahasiswa dan mahasiswi asal indonsia , dengan cepat mereka melakukan observasi dan investigasi untuk bisa mengetahui dengan pasti lokasi dimana mereka ditahan serta alasan kenapa mereka bisa tertahan disana .

Niat natasha untuk mengerjakan pekerjaannya yang lain kembali tertunda karena tiba – tiba saja pintu ruangannya diketuk dari luar , tepat setelah dia mengizinkan siapapun yang mengetuk pintunya untuk masuk , pintu segera bergerak membuka dan salah satu staf yang berasal dari departemen legalisasi dokumen negara atau (DLDN)

" permisi mbak tasha , maaf mengganggu waktunya ya mbak tasha , saya mau minta tolong tanda tangan untuk perpanjangan visa kerja mbak " sambil mengulurkan sebuah visa dan juga dua dokumen Permohonan Perpanjangan Visa (PPV) di tangannya , staf yang bernama cintya ini langsung menjelaskan tujuannya datang ke ruangan kerja milik natasha , dengan teliti natasha melihat visa tersebut dan segera menggoreskan tanda – tangannya dan mengembalikan ketiga dokumen penting itu ke staf ini

" sudah saya tanda – tanganin ya " natasha segera mengembalikan visa dan dokumen permohonan perpanjangan visa itu ke staf ini dan membiarkan cintya kembali ke ruangannya .

Begitu si staf itu pergi dari ruangan kerja milik natasha , perempuan ini segera kembali melanjutkan kerjaannya yang belum selesai , sembari sesekali menyeruput cherry flat – white coffee , si cewek ini melanjutkan mengerjakan analisis permohonan bantuan hukum untuk salah satu warga negara asing yang mengalami kasus dugaan pemalsuan dokumen dan visa untuk bekerja .

Deringan ponselnya yang berada di sisi kanan laptop membuat konsentrasi natasha pecah , dengan sigap natasha mengambil benda tipis yang masih berdering itu dan melihat siapa yang meneleponnya , segera saja bibir natasha mengulas senyum dan menjawab panggilan telefon dari dirga ,

" halo yang , udah mau jemput ya yang ? " sapa natasha sambil menyimpan pekerjaannya dan mematikan laptop yang sudah menyala selama delapan jam , dia menggelengkan kepalanya saat melihat arlojinya yang saat ini ternyata sudah menunjukkan angka empat lewat lima puluh dua menit

" halo juga yang , kerjaannya udah selesai ? aku jemput sekarang ya ? " diseberang sana , laki – laki itu sedang mengusahakan getar nada suaranya karena saat ini , tanpa natasha ketahui , dia sedang berusaha menahan miliknya yang mendadak bangun ini , dirga berharap natasha tidak mendengar nada aneh dalam suaranya

" iya yang , ini aku siap – siap turun ya " natasha menjawab tanpa tahu apa yang sedang dialami suaminya ini .

Begitu sambungan telepon itu terputus , dirga dengan cepat memasukkan laptop , ipad dan juga samsung tab miliknya kedalam ransel dan menyimpan berkas – berkas kerjanya kedalam lemari yang berada disisi kanan kursi kerjanya , laki – laki ini sudah tidak sabar ingin menuntaskan urusan biologisnya ini dirumah dengan istrinya .

Dengan kecepatan 80 km/jam , dirga melesatkan mobilnya menuju gedung kedutaan dimana istrinya bekerja untuk lima tahun kedepan . di waktu yang nyaris bersamaan , natasha berjalan keluar dari bangunan kokoh itu dan mobil Lincoln Nautilus yang dikendarain dirga ini . mobil yang dia beli empat tahun lalu ini pun kembali melesat setelah natasha masuk dan duduk disebelahnya .

Perempuan ini tentu tidak tahu kalau dirga semakin kesusahan menahan diri untuk tidak menepikan kendaraannya ini dan berujung pada dia menggarap sang istri didalam mobil . setibanya mereka dirumah , setelah memarkirkan mobilnya di garasi , dirga menoleh kearah natasha dan memperhatikan dengan intens perempuannya ini .

" yang ? kenapa ? " tanya natasha sembari menatap sauminya ini dengan ekspresi heran , tapi sedetik kemudian , ternyata langsung menyadari apa yang sedang dialami suaminya ini , tiga detik kemudian , natasha segera saja mengangguk paham dan mendekatkan wajahnya kearah wajah suaminya dan menempelkan bibirnya pada bibir dirga .

Bagaimanapun juga , dirga adalah laki – laki dewasa yang normal , mendapati istrinya menciumnya seperti ini , tentunya membuat hasrat laki – laki ini terpancing . sementara itu , natasha tidak menyesal dengan apa yang dia lakukan saat ini . natasha yang sudah kehabisan nafas ini berusaha untuk mengurai tautan itu dan mengisyaratkan dirga untuk melakukannya didalam rumah .


Io Per Me , Tu Per TeWhere stories live. Discover now