Sei

25 2 0
                                    

" ma , kalo abang nikah , menurut mama gimana ? " pertanyaan simpel yang terlontar dari mulut dirga ternyata mampu membuat mamanya bereaksi seperti papanya tadi , bahkan si mama yang lagi sibuk memasak dan dibantu bi uti , langsung saja memberhentikan sesi masak memasak beliau dan menatap anak sulungnya ini dengan tatapan kaget sekaligus penasaran .

" emang abang pacaran ? setau mama kan abang gak ada pacar " dengan nada sanksi mama rumi bertanya , ekspresi kaget si mama rumi pun mendukung nada sanksi dalam pertanyaan beliau . wajar saja kalau si mama ini kaget , karena diantara ketujuh anaknya ini , hanya dirga yang memutuskan untuk tidak pacaran , jangankan pacaran , berkenalan atau berteman deket dengan cewek saja tidak pernah .

" gak pacaran sih ma , abang ada kenalan sama cewek ditoko roti ma , terus abang kemaren ajak dia nonton bioskop sekalian makan siang , dia anak tunggal dan masih kuliah ma " jawab dirga sambil melihat mamanya yang sekarang sudah duduk didepannya

" jdi , abang udah ada rencana kapan mau ngelamar dia ? " tanya mama rumi sembari melanjutkan sesi masak – masak untuk makan siang mereka nanti , sambil tetap dibantu bi uti ,

" rencananya sih tanggal 1 juni nanti ma , abang mau nanya ma , bener ya katanya papa kalo ngelamar anak tunggal ke papanya langsung itu susah ya ? " sambil membuka kulkas untuk mengambil air mineral dingin , dirga bertanya

" susah bang , emang calonnya abang itu anak tunggal ? orang mana " tanya mama sambil fokus pada pepes ikan gurame favoritnya maria yang baru saja dimasukkan kedalam kukusan , hari ini menu makan siang mereka terdiri dari nasi , pepes ikan gurame , semur ayam kacang polong sama tumis sayur sawi putih dan jagung muda

" orang bandung ma , baru sebulanan kuliah disini , katanya sih dia ngambil jurusan ilmu hukum di IEAU " tuturan dirga disambut anggukan kepala mamanya , mama rumi ini sama sekali tidak masalah kalau cewek yang ingin dilamar anaknya ini baru kuliah selama satu bulan

" susah banget bang , kecuali kalo abang mentalnya kuat sih , kalo gak kuat mental , mending gak usah , karena biasanya anak tunggal itu dijaga banget sama orangtuanya . meskipun gak semuanya sih , tapi biasanya anak tunggal itu dituntut buat menuhin ekspektasi orangtuanya bang , makanya kebanyakan orang mundur ngelamar calon mereka kalo anak tunggal " penjelasan mamanya membuat dirga menghela nafas pelan , meskipun begitu , dirga tidak ada niat untuk mundur , karena bagaimanapun juga dia sudah yakin untuk serius mengambil natasha baik – baik untuk dijadikan istri .

Perkataan mamanya tidak jauh berbeda dengan apa yang dibilang papanya tadi , karena papanya pun juga bilang kalau proses melamar anak tunggal bukan suatu hal yang mudah , kalau tidak memiliki mental baja , bisa saja dia diminta mundur oleh ortunya natasha , karena kehadirannya sama sekali tidak diharapkan . bahkan papanya sampai berkata seperti ini .

" kalo abang serius mau ngelamar dia , sebaiknya abang banyak doa sebelom ketemu papanya , amu sekeras apapun hati manusia , bisa diluluhin sama tuhan , tapi ya gitu bang , abang harus berusaha seigigih yang abang bisa , tapi ingat , sekali papanya calon abang itu ngasihin kepercayaan sama abang , jangan sekalipun abang punya niatan atau terpikir buat mengkhianati kepercayaan beliau , karena bukan gak mungkin nanti papanya si calon abang itu narik balik anaknya " kata si papa sebelum dia beranjak masuk kedalam dan bertemu mama .

Dirga mengerti papanya tidak ada niatan untuk menakut – nakuti dia , karena apa yang disampaikan papanya ini kenyataan , karena papanya sudah lebih dulu merasakan sulitnya melamar perempuan yang sekarang jadi mamanya ini , bahkan papanya pernah bercerita kalau mamanya ini anak kesepuluh dari sepuluh bersaudara , semua saudara kandung mamanya itu laki – laki , dia bisa membayangkan bagaimana sulitnya perjuangan si papa untuk bisa mendekati si mama rumi ini .


Io Per Me , Tu Per TeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang