Tidak Salah Lagi

23 0 0
                                    

Tiga hari setelah pertemuan Dinda dan Al di cafe itu, Dinda tidak pernah berkomunikasi lagi dengan Al meskipun, Al terus menghubungi Dinda bahkan Al datang ke kantor Dinda setiap pagi tapi, Dinda menolak untuk menemui Al hingga ia menerima pesan dari seseorang bahwa Al kecelakaan.

Dinda langsung meminta Dimas datang untuk bersama - sama menuju rumah sakit. Setelah tiba di rumah sakit, wanita yang bersama anak kecil itu langsung meminta Dinda masuk. Sedangkan Dimas memilih menunggu diluar.

"Bukankah kau..."

"Istrinya Al?"
Sahut Wanita itu. Dimas salah tingkah merasa tidak enak.
"Kau salah paham. Kenalkan, aku Sherly, bundanya Fachmi..."
Dimas menerima uluran tangan Sherly.

"Anak kecil itu namanya Fachmi. Dia usia 6 tahun, 3 tahun lalu aku mengangkatnya dari panti asuhan. Singkat cerita, kami sering bertemu, Fachmi jadi sangat akrab dengan Al. Al sering datang, membawa mainan, dan bermain bersama. Karena Fachmi sudah tidak memiliki orang tua dan merasa hangat dengan Al jadi, mungkin Fachmi lebih nyaman memanggilnya papa."
Sherly mengakhiri dengan senyuman.

"Maafkan aku, aku lancang!"

"Tidakpapa, aku mengerti, aku juga minta maaf atas kesalahpahaman ini. Tapi, kami benar - benar berteman. Belum lama ini aku dan pasanganku bertunangan. Mungkin kami akan segera menikah. Tunanganku juga sudah kenal Al dengan baik bahkan tunanganku yang mengenalkan Al padaku. Jadi, tidak ada yang harus dikhawatirkan!"

Dimas hanya tersenyum.

Didalam ruangan pemeriksaan

Seorang dokter dan asistennya terlihat memeriksa Al. Sedangkan Dinda terdiam, melihat Al yang sepertinya hanya terluka di keningnya. Dokter terlihat menghampiri Dinda, sedangkan asistennya memasang infus.

"Apa kau keluarga dari pasien Al?"
Al langsung melihat ke arah Dinda. Dinda hanya mengangguk.

"Aku Satria, dokter, sekaligus tunangan Sherly."
Dinda hanya mengangguk.
"Kita harus CT scan terlebih dahulu, aku takut ada luka dalam ditubuh Al. Jadi, mau tidak mau harus di rawat inap!"

"Iya dok, lakukan saja yang terbaik!"

"Baiklah, aku tinggal sebentar ya. Kau temani Al dulu ya!"
Dinda mengangguk lalu mendekat. Al langsung melepas oksigennya dan mengatakan sesuatu.

"Aku tidak ada apa - apa dengan Sherly dan Fachmi..."

"Tuan, jangan melepas oksigenmu ya!"
Asisten dokter itu mengingatkan.

"Aku tahu, aku tahu, Sherly sudah menjelaskan semuanya! Tenanglah, fokuslah kesembuhanmu ya!"

"Kalung dariku?"
Dinda langsung mencari ditasnya. Lalu ia memakainya.
"Kemarin hampir hilang jadi maaf aku memilih menyimpannya."
Al tersenyum.
*****
Aduh, mau damai aja kok harus sampai rumah sakit dulu sih...

Direkturku, Pasanganku!!!Where stories live. Discover now