Berdamai...

50 1 0
                                    

Sehari berlalu...
Dinda masih saja belum menentukan pilihan. Apapun pilihannya, ia akan sama - sama menyakiti Ferdi. Ia berjalan mondar - mandir di kontrakannya. Hatinya sama sekali tidak bisa tenang.

Tiba - tiba suara ketukan pintu, menghentikan langkah Dinda. Dinda langsung membukanya. Ada Alex disana. Alex langsung mengajak Dinda pergi. Tanpa banyak pertanyaan, Dinda pergi bersama Alex.

"Ferdi sakit..."
Alex mengatakannya dengan singkat, membuat Dinda cemas.
"Kabarnya, pagi tadi ia mengalami kecelakaan kerja."

Dinda terdiam, sungguh ia tidak bisa berkomentar apapun. Ia begitu terkejut dengan kabar yang Alex bawa.
"Sekarang kita kerumah sakit ya."
Dinda masih saja terdiam.
###
Rumah Sakit...

Dinda nampak ragu untuk turun namun, Alex memaksanya. Alex ingin Dinda segera menyelesaikan masalahnya dengan Ferdi. Dengan pelan, Alex mengetuk pintu kamar Ferdi. Bibi Yuan kehilangan senyumnya saat tahu ada Dinda disana.

"UNTUK APA KAU KESINI? BELUM PUAS KAU MEMBUAT ANAKKU MENDERITA!"

"Maafkan aku bi... Maaf..."
Dinda mengatakan dengan suara parau.

"PERGILAH KAU... PERGI!"

Dinda terus memohon maaf, airmatanya mulai mengalir. Alex mencoba terus melindungi Dinda dari bibi Yuan. Hal itu, membuat paman dan Raisa keluar, lalu disusul Diandra.

"Untuk apa kau disini?"
Raisa memandang dengan tatapan permusuhan.

"Paman Lee, Bibi, Raisa, kak Diandra, aku mohon, aku ingin merawat Ferdi, malam ini saja, ku mohon!"
Dinda terus memohon pada mereka. Lalu ia kembali memohon pada Diandra.

"Kak, aku mohon bantu aku. Kau bilang, kau berhutang padaku kan. Aku minta kau membayarnya saat ini juga."
Diandra terdiam, tak bisa berbuat banyak hanya mencoba menenangkan bi Yuan.

"Masuklah..."
paman Lee mengatakan dengan tenang.

Raisa dan bibi Yuan langsung menatap paman Lee dengan tatapan kesal. Dinda menatap paman Lee. Paman Lee mengangguk dan meminta Dinda masuk. Paman merangkul istrinya dan meminta Diandra mengurus Raisa yang terlihat begitu emosi.

"Kau masuklah juga, aku akan tenangkan mereka!"
Alex mengangguk dan masuk. Ferdi terlihat masih belum sadarkan diri. 2 orang suster terlihat mengobati luka dipelipis Ferdi dan ditangan Ferdi. Alex menghampiri Dinda.

"Aku harus pergi menjenguk ibuku. Kau tidak papa kan ku tinggal sendiri?"
Dinda mengangguk.
"Kalau ada apa - apa segera hubungi aku."

"Terimakasih ya kak..."
Alex menyentuh kepala Dinda dan tersenyum.
###
Rumah Paman Lee...

Bibi Yuan dan Raisa terus protes kepada paman Lee. Menanyakan apa yang ada dipikiran paman Lee ketika mempersilahkan Dinda masuk dan merawat Ferdi.

"DIAM..."
Paman Lee, membuat semua kaget. Raisa dan Bibi Yuan langsung terdiam.

"AKU TAHU APA YANG KALIAN TIDAK TAHU!" Sambungnya. Paman Lee meminta bibi, Raisa, dan Diandra duduk.

"Aku mengizinkan Dinda merawat Ferdi, karena aku tahu Dindalah yang Ferdi butuhkan saat ini, bukan kita. Ferdi begitu sedih saat Dinda meninggalkannya. Jadi, berikanlah Dinda waktu untuk menjelaskan apa yang terjadi. Aku begitu yakin, ada sesuatu dibalik ini semua. Tenanglah, percayalah padaku. Aku janji, semua akan baik - baik saja!"
Paman Lee mengatakan dengan sedikit emosi.
###
Rumah Sakit...

Dinda mengambil tisu, menghapus keringat diwajah Ferdi dengan lembut. Ia terus menatap sedih Ferdi hingga ia tertidur.

Ferdi terbangun, memegang kepalanya, rasanya kepalanya sangat pening. Tapi ia terdiam saat melihat Dinda sedang tertidur. Ferdi mengangkat tangannya, membuat Dinda terbangun. Dinda langsung merapikan rambutnya dan berdiri. Ferdi dengan hati - hati beranjak duduk.

Direkturku, Pasanganku!!!Where stories live. Discover now