Tawaran diterima

198 5 0
                                    

Kantor Star Production...

Direktur Ferdi sudah mulai terlihat memimpin rapat dikantornya... Sebenarnya tubuhnya belum terlalu fit tapi, ia juga tidak mau jika pekerjaaannya bertambah banyak. Apalagi ditambah acara yang akan Presdir Cho selenggarakan untuk istrinya semakin dekat.

"Tamu undangan sekitar 75 orang jadi paling tidak kita harus menyiapkan 150 kursi. Carilah referensi gedung yang bisa kita gunakan untuk tanggal 15 bulan ini. Usahakan yang ada tamannya, kalian tahukan bagaimana istri presdir Cho menyukai taman? Siapkan beberapa referensi gedung lalu segera laporkan padaku!"

Ferdi berbicara kepada salah satu karyawannya sambil merapikan jaket yang ia kenakan. Tak lama ia menutup meeting nya. Satu persatu para karyawan pun pergi.

"Apa direktur sakit? Kenapa memakai jaket padahal panas sekali."
Andre bertanya sambil berjalan mengiringi Ferdi menuju ruangan.

"Aku sedang tidak enak badan... Jadi, aku merasa sedikit kedinginan..."

Ferdi menarik jaketnya untuk lebih mendapatkan kehangatan. Andre mengangguk lalu memberikan file - file yang ia bawa kepada Ferdi. Ferdi hanya mengangguk lalu memeriksa file - file itu. Namun, saat semuanya sudah selesai, Andre masih berdiri didepan Ferdi.

"Ada lagi yang kau butuhkan?"
Ferdi melepas file - file itu.

"Ehm... Apa Dinda akan menerima tawaran dari Presdir Cho?"
Andre sedikit lirih, ia tidak enak menanyakan ini pada Ferdi.

"Apa yang Presdir janjikan jika Dinda mau bekerja disini?"
Ferdi bertanya dengan serius.

"Presdir Cho berjanji padaku akan memberikan acara untuk ku koordinir sendiri. Aku ingin belajar mengkoordinir sendiri!"

Andre sedikit takut saat mengucapkan itu. Ferdi terus memandang Andre. Lalu melepaskan bolpointnya. Andre langsung memberi salam dan pergi.

Ferdi mengambil hpnya lalu mengirim pesan kepada Dinda menanyakan keberadaannya. Dinda hanya mengatakan bahwa ia masih dikampus. Ferdi mengambil kunci mobilnya lalu menanyakan kepada Andre tentang kedatangan Presdir Cho ke kantor.
###
Kampus...

Dinda yang telah menyelesaikan kuliahnya berjalan pelan. Sesekali ia terlihat menyapa teman - temannya. Tiba - tiba hpnya bergetar, ada pesan dari Ferdi

"Keluarlah, aku didepan kampusmu!"

Dinda berjalan pelan namun dari kejauhan ia melihat Dion. Ia percepat langkahnya agar Dion tidak melihatnya.

Astaga kenapa harus ada Dion? Aduh, apa yang harus ku ucapkan. Lari, lari ayo!

"Dinda..."

Sial, lariku ternyata lebih lama daripada mata Dion!

Dinda menghentikan langkahnya saat Dion menyapa dan menghampirinya. Ia menanyakan apakah Dinda baik - baik saja. Dinda hanya tersenyum. Dion meminta maaf sambil menatap Dinda. Dinda langsung melihat jam tangannya dan mengatakan bahwa ia harus segera pergi. Tanpa jawaban Dion, Dinda pergi untuk menghampiri Ferdi. Dion hanya memandang kepergian Dinda.

"Kenapa kau sangat lama? Cepatlah masuk!"

"Darimana kau? Bukankah kau harus istirahat?"
kesal Dinda, melihat Ferdi begitu rapi.

"Dari kantor. Aku kan sudah bilang padamu kalau aku sibuk!"

"Kau sudah makan?"
Dinda memandang Ferdi, Ferdi hanya menggelengkan kepalanya.

"Kau ini kenapa susah sekali makan?"

"Akhir - akhir ini nafsu makanku terganggu, jadi aku tidak mau makan sendiri. Temani aku makan!"
Dinda hanya diam.

Direkturku, Pasanganku!!!Kde žijí příběhy. Začni objevovat