Cerita lama

61 2 0
                                    

Rumah Sakit...

Ferdi tersenyum saat melihat paman menghabiskan makannya. Ia mengusap wajahnya lalu mendekati paman Lee dan membantunya untuk  minum.

"Berapa usiamu sekarang nak?"
paman bertanya dengan senyum.

"28 tahun paman!"

"Sudah saatnya kau memikirkan dirimu sendiri nak. Kau harus mulai memikirkan kehidupan pribadimu nak, kau harus mulai memikirkan pendamping hidupmu nak!"

"Tidak paman... Aku belum memikirkan hal itu, masih banyak hal lain yang harus aku pikirkan! Paman dan ayah saja menikah diatas umur 30 tahun kan?"
Ferdi tersenyum, Paman Lee ikut tersenyum. Lalu mukanya kembali serius.

"Ferdi, ada yang mau ku ceritakan padamu nak."

"Tentang apa paman?"
Ferdi mulai menyiapkan diri karena wajah pamannya begitu serius.

"Tentang ayahmu nak."
Ferdi menatap paman Lee.

Paman mengambil sesuatu dibawah bantalnya. Dan memberikan sebuah foto pada Ferdi. Di foto itu ada seorang anak perempuan berumur 7 tahun, menggunakan seragam SD dan berdiri didepan sekolah. Anak itu tersenyum dengan rambutnya yang dikucir 2, menggunakan jam tangan bewarna biru dan sepatu berwarna hitam dengan garis berwarna biru. Ia benar - benar terlihat seperti anak dari orangtua kaya.

"Ini foto siapa paman? Dan kenapa paman memberikannya padaku?"

"Dulu ayahmu memiliki seorang sahabat, beliau seorang ketua polisi. Beliau selalu baik pada ayahmu nak, apapun keadaan ayahmu, beliau selalu ada. Saat kau didalam perut ibumu, keadaan ekonomi keluarga kita sedang sulit, ibumu saja makan seadanya nak. Tapi, beliau selalu datang membantu keluarga kita nak. Sampai akhirnya ibumu melahirkanmu nak. Beliau dan istrinya datang, memberi selamat dan memberi bantuan pada ayah dan ibumu. Hampir setiap bulan mereka datang untuk melihatmu nak. Tapi setelah beliau dipindah tugaskan, beliau dan istrinya jadi jarang sekali menjengukmu. Mereka hanya datang sesekali jika sahabat ayahmu itu mendapatkan tugas disini."
Paman menjelaskan. Ferdi meletakkan foto itu disamping tangannya.

"Sampai pada akhirnya, kabar tentang ayah dan kau mengalami kecelakaan maut sampai ditelinganya. Sahabat ayahmu langsung pergi ke lokasi untuk melihat dan mendengar kejadian sesungguhnya nak. Beliau perintahkan seluruh pasukannya untuk mencari ayahmu nak, bahkan beliau turun tangan sendiri untuk ini. Tapi hingga seminggu dari kecelakaan itu, beliau dan pasukannya tidak berhasil menemukan ayahmu nak."
Ferdi memandang paman sedih.

"Beberapa kali beliau mengunjungimu dirumah sakit saat kau belum sadarkan diri untuk mengetahui perkembanganmu nak. Sebulan setelah kejadian itu, beliau membayar hampir seluruh dari semua kebutuhan rumah sakitmu nak lalu mereka tidak pernah mengunjungimu lagi nak..."

"Apa yang terjadi pada mereka paman?"
Suara Ferdi mulai parau.

"Paman dan bibimu mengunjungi kantor polisi tempat beliau dinas dan menanyakan keberadaannya nak. Tapi kami hanya mendapat info bahwa beliau sudah melepas jabatannya sebagai ketua polisi nak. Sahabat ayahmu benar - benar kecewa pada dirinya sendiri nak karena tidak bisa menemukan ayahmu. Beliau pernah mengatakan padaku nak, bahwa beliau benar - benar yakin bahwa ayahmu belum meninggal nak."
paman dengan suara yang mulai parau.

"Selepas itu, kami semua tidak ada yang tahu bagaimana dan dimana sekarang beliau berada. Paman dan bibi sudah mencarinya nak tapi, kami kehilangan jejak."
Ferdi mencoba menahan airmatanya.

"Lalu apa hubungannya dengan foto anak perempuan ini paman?"
Ferdi kembali memegang foto.

"Sahabat ayahmu memiliki seorang anak perempuan nak. Sejak saat itu, ayahmu dan sahabat ayahmu sepakat untuk menjodohkanmu dengan anak dari sahabat ayahmu setelah dewasa nanti. Ayahmu dengan semangat menceritakan ini pada kami nak. Ayahmu memberikan foto itu padaku nak. Dia ingin aku melihat anak perempuan sahabatnya itu nak. Ayahmu mengatakan padaku, bahwa dia akan mengajakmu pergi mengunjungi sahabatnya, tak lama setelah kau berusia 17 tahun nak. Akhirnya, waktu itu tiba nak. Umurmu sudah 17 tahun, ayahmu dengan semangat mengajakmu pergi untuk mengunjungi sahabatnya. Tapi na'as nak, ditengah perjalanan kalian mengalami kecelakaan."
paman mulai menyeka airmatanya.

Direkturku, Pasanganku!!!Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz