Dinda hilang...

57 2 0
                                    

Keesokan harinya...
Dinda berjalan keluar dari kamarnya. Ia tersenyum melihat Ferdi yang masih tertidur. Ia mengambil selimutnya untuk menutupi tubuh Ferdi namun, malah membuat Ferdi terbangun. Ferdi menyibakkan selimutnya dan memeluk pinggang Dinda.

“Jangan tinggalkan aku ya, tetaplah disisiku.”
Ferdi tersenyum manja.

“Aah direktur, kenapa kau begitu manja. Lepaskan, aku ingin membuat makanan untuk kita.”

“Aku tahu kau ingin menjadi istri yang baik, tapi kau tidak perlu menyiapkan semuanya. Aku sudah memesannya. Nanti juga akan datang.”

Dinda memandang Ferdi kesal. Tiba – tiba hp Ferdi berdering. Ferdi memperlihatkan siapa yang menghubunginya. Dinda mengangguk dan meminta Ferdi mengangkatnya. Ferdi menjawabnya dan menyalakan loudspeakernya. Ferdi tidur dipangkuan Dinda.

“Kenapa pagi – pagi meneleponku, kau mengangguku saja!”

“Kau ini bukannya senang adiknya menelepon. Kak, kakak tidak lupa kan kalau lusa aku akan pulang?”

“Iya adikku yang termanis, aku mengingatnya. Ada apa? Kau sudah tidak tahan melihat kakakmu yang baik hati ini?”

“Hah, PD sekali kau ini kak. Kau mau kubawakan apa kak?”

“Tidak usah kau pikirkan hal itu. Kau datang dengan selamat saja, aku sudah sangat senang. Aku tidak mau menyusahkanmu.”

“Kau ini berpura – pura baik padaku. Ehm… Kakak sudah makan?”

“Belum… Kenapa, kau ingin memasakkanku? Mana bisa aku memakannya.”

“Kau ini kak, jangan terlalu sering terlambat makan. Nanti asam lambungmu naik, kau akan sangat merepotkan paman dan bibi jika kau sakit. Jadi, kau harus makan tepat waktu, jaga kesehatan, banyak makan sayur dan jangan lupa berolahraga.

“Kau ini masih muda tapi ucapanmu sudah seperti ibu – ibu.”

“Ya sudah, kau berhati – hati ya disana. Lusa aku akan menjemputmu tepat waktu. Aku juga sudah menyiapkan kado untukmu, kau pasti suka.”

“Iya kak terimakasih, aku merindukanmu kak.”

“Aku juga, kau jaga diri baik – baik ya. Aku sangat menyayangimu, aku tunggu lusa ya.” ucap Ferdi dengan tulus lalu mematikan teleponnya.

“Sudah jangan bersedih, lusa dia akan pulang. Sekarang bangunlah, hari sudah terang!”

“Sebentar lagi ya Karin, Aku sangat mengantuk. Five minutes again, okay.”
###
Klinik Pengobatan...

Alex yang sudah membuka mata sedari tadi hanya menatap ibunya. Entah kenapa, selalu ada ketenangan ketika ia memandang ibunya. Jujur, ia sangat ingin mengajak ibunya pulang bersamanya tapi benar kata ayahnya. Ibunya akan aman disini. Dokter Jessi tiba – tiba masuk, membuat Alex terbangun.

“Ma… maafkan aku, aku tidak bermaksud menganggumu.”
dokter Jessi, gugup.

“Tidak papa, lagi pula aku juga sudah ingin bangun.”

“Apa kau sedang ada masalah?”

“Kenapa kau bertanya seperti itu?”

“Biasanya, seseorang yang datang untuk meminta pelukan ibunya adalah seseorang yang sudah tidak tahu harus melakukan apa terhadap masalahnya. Biasanya, orang itu akan jauh lebih baik setelah tidur dalam dekapan ibu.”

“Aah, aku lupa kalau kau seorang psikolog.”

“Kau sudah makan?”
Dokter Jessi menggelengkan kepalanya.

Direkturku, Pasanganku!!!Onde histórias criam vida. Descubra agora