Perlahan terungkap...

62 2 0
                                    

Kontrakan Ferdi...

Dinda melihat Ferdi merebahkan punggungnya di sofa sambil menutup matanya. Lalu terbangun setelah menyadari keberadaan Dinda.

"Kau sudah makan?"

"Sudah, kau dari mana?"

"Aku baru saja bertemu temanku. Oiya, besok ayahku akan datang dan aku akan pergi bersamanya. Mungkin minggu malam atau senin pagi aku akan kembali. Kau sendiri kapan akan ke kantor? Semua staf mencarimu!"
Ferdi hanya menarik nafas panjang lalu berjalan ke dapur. Dinda menghampiri Ferdi.

"Sebenarnya apa yang sedang kau fikirkan?"
Ferdi hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

"Mobilmu sudah ada diparkiran, apa kau sudah bertemu paman Lee dan bibi Yuan?"

"Aku sudah menghubungi mereka dan mengatakan bahwa aku baik - baik saja."
Dinda tersenyum.

"Besok ayahku datang, beliau ingin bertemu denganmu sebelum pergi denganku, apa kau bisa?"

"Iya..." jawab Ferdi singkat. Untuk beberapa saat keadaan hening lalu...

"Dinda..."
Ferdi menatap Dinda dalam, menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah Dinda. Dinda terlihat begitu gugup. Ferdi mendekatkan wajahnya ke wajah Dinda lalu mencium kening Dinda dan memeluk Dinda.

Dinda terdiam, rasanya begitu nyaman berada dipelukannya. Tiba - tiba tubuh Ferdi mulai bergetar, perlahan suara tangis itu bisa Dinda dengar. Dinda mulai mengangkat tangannya, mengusap lembut punggung Ferdi. Untuk beberapa saat, Dinda menenangkan Ferdi. Ferdi mulai tenang, tanpa mau memperlihatkan wajahnya Ferdi langsung pergi ke kamar mandi. Dinda hanya diam, memikirkan apa yang terjadi pada Ferdi.

Setelah beberapa saat akhirnya, Ferdi keluar dari kamar mandi, ia berjalan ke sofa dan langsung merebahkan tubuhnya, menutup sebagian wajahnya dengan tangan kanannya. Dinda melihat jemari di tangan kanan Ferdi memerah, bahkan ada yang mengeluarkan darah. Entah apa yang Ferdi lakukan selama berada dikamar mandi.
###
Kantor Star Production...

Rendy terus mencari cara untuk menyingkirkan orang yang sangat ia benci. Orang yang telah membuatnya harus kehilangan ibunya untuk selama - lamanya. Tapi tiba - tiba Alex masuk, merusak lamunan Rendy. Rendy langsung memberi salam.

"Apa kau punya waktu saat ini?"
Rendy hanya mengangguk dengan senyuman.

"Aku ingin minum kopi, kau bisa menemaniku?"

"Baiklah direktur, mari..."

"Aku pernah membaca CV mu, katanya kau pernah mengalami kecelakaan hebat beberapa tahun lalu?"

"Iya direktur, itulah yang terjadi. Dua tahun lalu, aku mengalami kecelakaan. Dokter memvonisku tidak selamat tapi mungkin, Tuhan masih ingin aku hidup."

"Aku ikut sedih mendengarnya..."
Alex berucap simpati, Rendy hanya tersenyum.
"Pasti ibumu sangat baik dalam merawatmu jadi, kau segera sembuh."

"Sayangnya ibuku sudah meninggal sejak aku kecil direktur."

"Ehm... Maaf, maafkan aku. Aku tidak bermaksud mengingatkanmu." Dengan wajah menyesal. Rendy hanya tersenyum.
###

Rumah Tuan Tommy...
Pagi - pagi sekali Alex mendatangi ayahnya, tuan Tommy. Ayahnya tersenyum menatap anakya dan meminta anaknya untuk duduk. Alex duduk dan mengatakan bahwa ia ingin membawa ibunya pulang dan tinggal bersamanya. Dengan santai tuan Tommy menjawab.

"Ibumu sudah terjaga disana. Semuanya akan baik - baik saja. Jadi jangan usik keberadaan ibumu disana."

"TAPI AYAH, IBU AKAN LEBIH TENANG JIKA TINGGAL BERSAMAKU. Aku tidak tega terus membiarkan ibu menderita sendirian disana."

Direkturku, Pasanganku!!!Where stories live. Discover now