Sunset Pertama Bersamanya...

31 2 0
                                    

Dinda merentangkan kedua tangannya lalu menghirup udara segar. Dinda berteriak kencang akhirnya ia bisa tiba disana. Tempat yang ia inginkan selama ini.

Sedangkan Al hanya tersenyum. Mereka berjalan ke lokasi penginapan mereka dan mengambil kunci mereka masing – masing. Kamar Al dan Dinda hanya bersebelahan saja.

“Kita istirahat dulu ya, baru nanti sore kita berjalan – jalan sambil menunggu sunset!”
Al nampak cerah. Dinda hanya mengangguk.
*****

Dinda mengetuk pintu kamar Al, ia melihat jam dinding hotel yang menunjukkan pukul 4. Sesuai janji Al, berjalan – jalan menunggu sunset. Al dengan gontai berjalan membukakan pintu kamarnya, dengan wajah masih mengantuk. Sedangkan Dinda sudah terlihat begitu rapi dengan topi dan jaketnya. Al masuk lagi, meninggalkan Dinda lalu kembali tidur.

“Kak, bangun kak, ayo ini sudah sore!”
Dinda menarik kaki Al. namun, Al tetap tidur.
“Halo ayah, ayah kak Al…!”

Al langsung terbangun mendengar Dinda menelepon ayahnya. Al langsung mengambil hape Dinda dan Dinda langsung tertawa, padahal ia sama sekali tidak menelepon siapapun. Lagian tidak ada sinyal disana.

Al meletakkan hape Dinda di kasurnya dengan kesal. Lalu berjalan menuju kamar mandi. Selama Al mandi, Dinda sedikit merapikan kamar Al. Dinda terdiam saat melihat Al keluar dari kamar mandi dengan celana pendek dan kaos berlengan panjang. Setelah hampir 5 tahun, baru kali ini ia melihat Al menggunakan celana pendek. Ternyata ia telihat lebih keren seperti itu. Al mengambil hape dan jaketnya lalu mengajak Dinda keluar.

Dinda berjalan santai sambil menikmati udara segar dan pemandangan yang sangat indah. Sesekali Dinda terlihat teriak sambil bermain ombak dan pasir pantai yang bersih. Al hanya tersenyum memandang Dinda dari kejauhan. Baru kali ini ia tersenyum senang hanya karena melihat seorang wanita, meskipun dari jauh. Namun, senyumnya menghilang. Tiba – tiba kepalanya terasa begitu. Senyumnya kembali setelah Dinda datang. Dinda mengajak Al untuk mencari tempat yang lebih baik untuk melihat sunset dari Angel yang tepat. Akhirnya, mereka mendapatkan tempat terbaik. Didekat restoran, viewnya langsung menghadap sunset.

Al meneguk minumnya lalu berbaring. Rasanya kepalanya masih terasa berat. Ia melihat kearah pantai, tak lama ia sudah tertidur. Dinda tersenyum, 2 menit mendekati sunset. Dengan pelan Dinda membangunkan Al. Al terbangun dan meneguk minumnya. Mereka berbaring dan sunset mulai terlihat.

Selama beberapa menit Dinda dan Al terdiam, Dinda dengan sangat fokus melihat senja itu. Guratan senja itu membuat semua memorinya kembali muncul. Sedangkan Al terdiam, ia mulai fokus memandang Dinda. Guratan warna senja membuat Dinda terlihat semakin cantik.

“Inilah sunset terindah yang pernah aku lihat.”
Dinda tersenyum.

“Inilah sunset pertamaku dengan seorang laki – laki kecuali ayahku.” Sambungnya masih dengan senyuman.

Al langsung memandang Dinda. 
sunset pertama dengan seseorang wanita yang berarti untukku.’

“Sejak kecil aku memimpikan berada ditempat seperti ini. Sejuk, sepi, indah, tenang, damai, aku merasa benar – benar memiliki hidup.”
Lirih Dinda. Al hanya tersenyum.
“Dan akhirnya aku bisa mewujudkannya.” Sambungnya.

“Kalau kau sendiri kak, apa keinginanmu?”
Dinda memandang Al.

“Melihat sunset bersama kedua orangtuaku!”

Al membuat Dinda terdiam. Keinginan yang tidak mungkin tercapai karena ayah Al yang sudah meninggal dan ibu Al yang hubungan mereka tidak baik – baik saja entah karena apa. Al memandang Dinda dengan senyumnya.

“Bersyukurlah kau masih memiliki kedua orangtua yang lengkap dan menyayangimu.” Sambung Al. Dinda hanya tersenyum kecil karena sebenarnya ayah kandung Dinda juga sudah meninggal.
*****
Wah, Fer... Kayaknya harus siap patah hati...

Direkturku, Pasanganku!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang