Bertemu Kembali...

21 0 0
                                    

1 Tahun Kemudian

Dan setelah hari perpisahannya dengan Al, Dinda tidak pernah lagi bertemu Al maupun Ferdi. Ketiganya sibuk dengan urusan masing - masing dan tak pernah berkirim kabar sekalipun. Ditambah lagi kesendirian Dinda yang dikirim tuan Park di suatu kota untuk mengecek kerjasama ayahnya dengan sebuah perusahaan, membuatnya sering bekerja keras untuk melupakan kesepiaanya.

"DINDA..."
Seorang pria tidak terlalu tinggi, berkulit sawo matang, berlesung pipit, bernama Hamam memanggil Dinda. Ia berpakaian bergitu rapi lengkap dengan jaz dan dasinya.

"Hai, ada apa direktur?"
Dinda menghentikan langkahnya dan menunggu Hamam menghampirinya.

"Kau mau menghadiri pelatihan kan? Ayo kita bersama kesana..."
Ajak Hamam dengan semangat.

Dinda dan Hamam masuk di sebuah aula yang didalamnya, setidaknya ada 50 an staff yang hadir. Dinda dan Hamam langsung berjalan ke barisan belakang. Alasannya? Alasannya karena mereka sudah paham tentang aplikasi yang akan dijelaskan. Mereka terlihat sibuk sendiri, mencuri waktu untuk membahas pekerjaan mereka. Sangat larut mereka dalam pembahasan itu, hingga mereka tidak mempedulikan bahwa pelatihan akan segera dimulai. Bahkan ia tetap sibuk meski pelatih sudah akan memulainya.

"Selamat siang... Ada pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Karena itu, perkenalkan saya Gibran, dalam 1 jam kedepan kita akan mempelajari mengenai aplikasi baru yang pasti akan mempermudah teman - teman untuk bekerja. Baiklah, sebelum kita mulai, ada yang mau ditanyakan?"
Gibran membawakannya dengan santai. Beberapa wanita, terutama di baris depan hanya tersenyum, bukan fokus pada aplikasi tersebut tapi fokus pada Gibran yang memang terlihat menawan.

"Ehm... Apa kau sudah mempunyai pacar?"
Seorang wanita menyeletuk tanpa dipersilahkan Gibran terlebih dahulu. Gibran tersenyum malu.

"Wah, nona... Jari tanganku masih kosong. Kau mau mengisinya..."
Nona itu tersenyum malu dan salah tingkah.

"Apa aku boleh meminta nomer teleponmu?"
Seorang wanita menyeletuk lagi.

"Kini aku merasa benar - benar dibutuhkan. Kalian bisa meminta nomerku kepada ketua pelatihan ini. Kapanpun kalian butuh penjelasan, aku akan menjawabnya."
Lagi lagi wanita itu salah tingkah.

"Ehm Dinda... Sepertinya, kita harus menghentikan ini. Untuk menghargai pelatihan ini..."
Dinda tersenyum, lalu mulai mencoba memperhatikan sekitar tapi, senyumnya menghilang.
"Apa kabar?"
Dinda menanyakan dengan keras, membuat staff lain menoleh.

Al Gibran Sakka Brahmana... Aku menemukanmu...

Al terdiam, wanita yang ia cintai kini ada di hadapannya. Sungguh, ia terdiam. Rasanya ingin segera menyudahi pelatihan itu. Tapi, di mulai saja belum.

"Bisa kita mulai sekarang?"
Hamam mencoba mengembalikan suasana seperti semula.
*****
Bertemu kembali setelah 1 tahun. Apakah rasa mereka masih sama?

Direkturku, Pasanganku!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang