Penolakan Halus Dinda

28 2 0
                                    

“Kau mau kunyanyikan apa?”
Ferdi mengambil gitarnya dan siap memainkan gitarnya.

“Memangnya kau bisa bermain gitar, aku tidak pernah melihatmu bermain gitar sebelumnya.” 
Dinda meremehkan.

“Hah kau ini meremehkan permainanku. Awas saja jika kau terpesona nanti. Sudah sekarang diamlah dan lihatlah permainan gitarku!” kesal Ferdi.

Dinda hanya memainkan hpnya. Ferdi mulai memainkan gitarnya. Dinda tersenyum, permainan yang cukup baik. Ferdipun mulai mengeluarkan suaranya.

§§ Melihat tawamu, mendengar senandungmu, terlihat jelas dimataku warna – warna indahmu… §§

Ferdi terus memandang Dinda namun, Dinda masih sibuk dengan hpnya.

§§ Menatap langkahmu, meratapi kisah hidupmu, terlihat jelas bahwa hatimu anugerah terindah yang pernah kumiliki §§

Ferdi melihat gitarnya, ia terlihat sangat menikmati lagu milik Sheila On 7 itu. Sedangkan Dinda masih saja sibuk dengan hpnya.

§§  Sifatmu kan slalu redakan ambisiku, tepikan khilafku dari bunga yang layu, saat kau disisiku, dunia kembali teriakkan, tegaskan bahwa kamu, anugerah terindah yang pernah kumiliki....
Belai lembut jarimu, sejuk tawa wajahmu, hangat peluk janjimu.  §§

Dinda mulai menghentikan gerakan tangannya pada hpnya. Ia mulai menikmati lagu yang Ferdi bawakan.

§§ Belai lembut jarimu… Sejuk tatap wajahmu… Hangat peluk janjimu… Anugerah terindah yang pernah kumiliki… §§

Ferdi menyudahinya dan melihat Dinda. Dinda langsung mengalihkan pandangannya dari Ferdi.

“Bagaimana, aku kerenkan…”
Ferdi dengan kepercayaan dirinya.

“Tidak… Biasa saja!”

“Huft… baiklah tidakpapa. Aku mainkan 1 lagu lagi untukmu. Dengarkan baik – baik, aku akan membuatmu terpesona padaku!”
Ferdi dengan senyum menggoda, mulai memainkan gitarnya.

§§ Datanglah sayang dan biarkanku terbaring, dipelukanmu walau hanya untuk sejenak… §§

Ferdi masih terlihat menghayati lagunya. Sedangkan Dinda mulai memandang Ferdi.

§§ Usaplah dahiku dan kan kukatakan semua… Bila ku lelah tetaplah disini, jangan tinggalkan aku sendiri… §§

Saat Ferdi menoleh, Dinda langsung mengalihkan pandangannya. Saat Ferdi kembali menunduk, Dinda kembali memandang Ferdi.

§§ Bila kumarah, biarkan ku bersandar, jangan kau pergi untuk menghindar… Rasakan resahku dan buat aku tersenyum dengan canda tawamu walaupun untuk sekejap… §§

§§ Karena hanya engkaulah yang sanggup redakan aku… Karena engkaulah satu – satunya untukku dan pastikan kita selalu bersama… karena dirimulah yang sanggup mengerti aku dalam susah ataupun senang… §§

Pandangan Ferdi dan Dinda mulai bertemu. Ferdi menghentikan permainan gitarnya. Ia memegang tangan Dinda dan bernyanyi tanpa permainan gitar.

§§ Dapatkah engkau slalu menjagaku dan mampukah engkau mempertahankanku… §§

Ferdi terdiam sambil memegang tangan Dinda. Ferdi kembali mengulangi kalimat pada akhir lagu itu. Kali ini sambil menatap Dinda dan menyampaikan layaknya orang yang sedang berbicara.

“Dapatkah engkau slau menjagaku dan mampukah engkau mempertahankanku…”
Dinda hanya diam, tanpa senyuman dan tanpa jawaban apapun.
“Apa aku benar – benar dihatimu?”

“Kita akan baik – baik saja!”
balas Dinda dengan senyumnya.

Senyum Ferdi meredup, jawaban Dinda tidak seperti yang ia harapkan bahkan ucapan Dinda tidak menyiratkan jawaban atas pertanyaannya. Ferdi hanya membalasnya dengan senyuman tipis.
*****
Nah lhoh, sebenarnya kamu ma siapa sih Din?

Direkturku, Pasanganku!!!Where stories live. Discover now