Berhasil menemukan...

57 2 0
                                    

Pelatihan kloter awal untuk hari ini telah berakhir tapi Alex belum juga terlihat. Dinda pun memutuskan untuk menikmati pemandangan hotel dari tempat bersantai di gedung itu. Tiba – tiba hpnya berdering, Dinda langsung mengangkatnya ketika tahu bahwa Lusi yang meneleponnya.

“Kantor, suasananya sedikit berubah. Kemarin saat aku sedang meeting di luar, tiba – tiba Presdir Cho datang dan mengatakan bahwa dia akan menggantikan direktur Ferdi untuk sementara waktu.”

Lusi menceritakan keadaan kantor yang sesungguhnya. Lusi mengatakan banyak perubahan suasana yang terjadi selama ditinggalkan Dinda.

"Apa yang terjadi dengan direktur Ferdi kak?"

“Andre mengumumkan bahwa direktur Ferdi sedang mendapatkan tugas diluar dari Presdir Cho tapi setelah aku bertanya yang sebenarnya pada Andre, kata Presdir Cho, direktur kita sedang menyelesaikan masalah keluarganya. Tapi, entahlah. Sudah berhari – hari hp direktur tidak aktif, di kontrakannya pun tidak ada mobilnya. Saat kami mengetuk pintu kontrakannya juga tidak ada jawaban.”

Hah, direktur kemana lagi kau? Kenapa menghilang saat aku ada tugas kantor seperti ini?

“Halo… Halo… Dinda, kau masih disana?” 
Dinda hanya mengiyakan.

“Cobalah bantu kami menghubungi direktur Ferdi. Diantara kami, kau kan yang paling dekat dengannya, siapa tahu dia mau terbuka padamu. Kami sungguh mencemaskannya.”

“Iya kak, aku akan mencoba menghubunginya.”

“Terimakasih ya. Maaf merepotkanmu. Kami begitu khawatir padanya, dia tidak pernah seperti ini sebelumnya.”

“Iya kak, aku mengerti. Terimakasih ya telah memberitahuku. Aku tutup ya kak teleponnya.”

Dinda langsung menutup teleponnya. Setelah itu, ia langsung menelepon bibi Yuan.

Bibi Yuan langsung mengangkat teleponnya. Dinda menanyakan kabar paman dan bibi Yuan. Bibi Yuan hanya menjawab bahwa mereka baik – baik saja. Dinda mulai menanyakan kabar Ferdi. Bibi mulai terisak dan menceritakan semua yang terjadi pada Ferdi.

“Bibi… tenanglah bi, direktur pasti baik – baik saja. Beliau hanya butuh waktu untuk kembali menata hatinya. Jadi bibi jangan berpikiran yang macam – macam ya. Semua pasti akan baik – baik saja.”
Dinda mencoba menenangkan bibi Yuan.

Kloter kedua dimulai, Dinda mendengarkan pembicara dengan malas. Tapi tiba – tiba ia tersenyum, ia melihat Alex berjalan mendekati kursinya.

“Hai kau kemana saja?”

“Bukankah aku sudah mengatakan padamu semalam kalau aku akan datang terlambat, kenapa? Kau ingin melihatku?”
Alex tersenyum PD.

“Ehm… Semalam ada apa? Wajahmu terlihat begitu gelisah, apa hal buruk terjadi?”
Alex hanya tersenyum.

“Ah kau ini ditanya malah tersenyum saja, ada apa semalam?”

“Setelah ini kau mau kemana?”
Alex mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Rumah sakit."

“Rumah sakit?”
Dinda hanya mengangguk.

“Kau sakit?”
Alex berubah panik. Dinda menggelengkan kepalanya dan mencoba menahan tawanya.

“Kau ini…”
Alex kesal.

“Wajah panikmu sangat lucu direktur.”
Dinda tertawa kecil.

“Aku ingin menemui pamanku disana, pamanku seorang dokter.” Dinda menyudahi tawanya.

“Aku antarkan ya.” 
Dinda menolak.

Direkturku, Pasanganku!!!Where stories live. Discover now