Ulang Tahun Ferdi...

67 3 0
                                    

Rumah Ferdi...

Sedangkan Ferdi, yang sejak semalam ada dirumahnya, sudah dibangunkan dengan kue ulangtahun dari paman dan bibi Yuan. Ferdi tersenyum senang. Ia make a wish lalu meniup lilin. Setelah selesai, ia memeluk paman dan bibinya. Mereka juga melakukan video call dengan Raisa. Raisa berjanji akan membawakan kado untuk Ferdi tapi nanti ketika ia sudah kembali. Ferdi tersenyum senang. Setelah selesai, ia mengajak paman dan bibi Yuan untuk makan bersama di restoran.

"Paman... Bibi...Aku mengajak seseorang ya. Dia sudah dalam perjalanan kemari."
Ferdi mengatakan disela - sela menunggu pesanannya.

Paman dan bibi Yuan hanya mengangguk. Tak lama datanglah seseorang, berambut sebahu, dengan sepatu wedges, memakai celana jins dan berbaju ketat.

"Paman dan bibi masih ingat dengan dia?"

"Bukankah kau Yuna, teman sekolah Ferdi dulu?"
paman lebih dulu mengingat daripada istrinya.

"Iya paman, aku Yuna. Terimakasih telah mengingatku. Paman dan bibi apa kabar?"

"Baik - baik nak!"
Bibi Yuan tersenyum. Ferdi memulai untuk makan bersama di hari ulangtahunnya. Ferdi tersenyum. Namun, senyumnya menyurut, hpnya berdering, Dinda menelepon.

"Ehm, aku angkat telponnya dulu ya!"
Ferdi sedikit menjauh.

"Ada apa?"

"Kau dimana?"

"Aku sedang diluar, ada apa?"

"Ehm... Baiklah, telpon aku kembali ya jika kau sudah dikontrakan!"
Dinda mematikan telponnya begitu saja.

"Ada apa dengan wanita ini?" Gumamnya lalu kembali kepada Paman, Bibi, dan Yuna. Mereka melanjutkan obrolan mereka.

Sedangkan Dinda sedang sibuk membuat dan mempersiapkan hadiah untuk ulangtahun Ferdi. Ia ambil jam tangan yang ia beli saat ia pergi bersama Rendy. Ia tersenyum melihat jam tangan itu. Lalu ia berbicara pada jam tangan tersebut.

"Hai... semoga Ferdi senang menggunakanmu ya."
Dinda memasukkan jam tangan itu dalam sebuah kotak kado.
###

Kontrakan Ferdi...

"Huft... Benar - benar segar..."
Ferdi mengeringkan rambutnya namun, gerakannya terhenti ketika melihat sebuah kotak di meja samping kasurnya. Ferdi mengambil kotak itu dan membukanya. Didalamnya ada jam tangan, Ferdi mengambil dan memakai jam tangan itu. Ia tersenyum. Benar - benar cocok ditangannya. Ia baca pesan didalamnya.

To : Pemarah
'Selamat ulang tahun ya direktur. Panjang umur, selalu dimudahkan dalam setiap langkahmu. Dan berhenti menjadi pemarah.'

Ferdi membacanya dengan tersenyum namun, senyumnya langsung menghilang ketika membaca pesan selanjutnya.

'Dan semoga kau bisa cepat melupakannya, melupakan wanita yang mengkhianatimu itu. Dia tidak pantas untukmu. One again, Happy Birthday direktur.'

"Dinda Dinda... Kau ini ada - ada saja."

Ferdi berbicara pada dirinya sendiri, ia menyimpan kembali pesan itu. Ia melepas kembali jam tangan dan mengembalikan seperti semula. Ferdi berjalan pelan menuju dapur, ia membuka kulkas lalu mengambil minum, ketika ia mengembalikan minum itu, ia melihat kue tar yang masih terbungkus rapi. Ia ambil kue itu, ada pesan disana.

'Jika kau lapar, ayolah makan aku... Ayo makan aku... Ayo... '.

Ia berjalan ke meja makan, membuka kue itu. Ada gambar senyuman disana. Ferdi tersenyum dan mencoba kue itu.

"Pintar juga dia membuat kue ini. Enak juga..." ucapnya sambil tersenyum.
********
Apakah Ferdi akan memakai jam tangan pembelian Dinda? Atau malah hanya menyimpannya saja?

Direkturku, Pasanganku!!!Where stories live. Discover now