Tersenyum Kembali

48 2 0
                                    

Keesokannya...
Pagi – pagi sekali Dinda datang kerumah sakit, ia ingin segera melihat kondisi Ferdi. Semalam Dimas meneleponnya dan mengatakan bahwa Ferdi sudah sadarkan diri.

Perlahan ia melangkah menghampiri Ferdi. Selang – selang didada itu sudah tidak ada namun, perban diperut Ferdi masih terlihat meskipun baju Ferdi sudah tertutup. Airmatanya kembali mengalir. Dinda menyentuh tangan Ferdi. Seketika Ferdi terbangun, Dinda segera menghapus airmatanya. Ferdi langsung tersenyum saat melihat Dinda.

“Terimakasih telah membuka matamu…”
Lagi – lagi Ferdi hanya tersenyum.

“Aku masih ingin bersama ayah…”
Dinda tersenyum dan mengangguk – angguk.

Dinda terus mengenggam tangan Ferdi, tangan kirinya mengambil hpnya, ia terlihat menelpon seseorang. Tak lama, setelah itu, Dinda kembali menyimpan hpnya.

“Aku punya kejutan untukmu, kau mau melihatnya…”
Ferdi menganguk. Dinda menaikkan ranjang Ferdi lalu kembali duduk didekat Ferdi.

“Lihatlah kedepan, aku yakin kau akan bahagia. Bersabarlah, jangan alihkan pandanganmu.”
Ferdi terus melihat kedepan.

Didepannya ada sebuah kaca, dibalik kaca itu ada sebuah tirai. Perlahan sekali tirai itu terangkat dan airmata Ferdi langsung mengalir saat ia melihat ayahnya. Dinda menggenggam tangan Ferdi. Ia tersenyum didalam tangisannya saat melihat ayahnya tertawa saat berbincang – bincang dengan Dimas.

“Mulai sekarang, aku akan berusaha mempertemukanmu dengan paman tapi sabar ya...kau bisa sesekali melihat ayahmu.”

“Tidakpapa, aku mengerti. Aku sudah cukup bahagia dengan melihat ayah…”
###

Keesokan harinya...
Dimas menuju rumah Ferdi. Beberapa bodyguard langsung memberi salam pada Dimas. Paman langsung mengajak Dimas untuk bergabung dengannya dan sama – sama makan.

“Tumben sekali kakak yang kemari, biasanya kak Al.” Paman dan bibi menyetujui ucapan Raisa.

“Iya, ada yang harus Al selesaikan beberapa hari ini jadi, aku yang akan menggantikannya.” 
Raisa mengangguk tersenyum.

“Sudah lama kami tidak mendengar kabar Ferdi dan Dinda. Sudah hampir 1 minggu kami kesulitan menghubungi mereka.”
Bibi meminta penjelasan pada Dimas tentang Ferdi.

“Bibi… mereka sedang berlibur disuatu tempat jadi sulit untuk mereka menemukan sinyal. Tenanglah bi, mereka baik – baik saja.”
Bibi dan paman hanya tersenyum kecil.
###
Rumah Sakit...

Alex mendatangi ruangan Ferdi. Ferdi tersenyum dan menanyakan tentang kabar keluarganya setelah Al duduk. Al hanya meminta Ferdi tenang karena mereka baik – baik saja. Ferdi tersenyum.

"Apa mereka tahu tentang kondisiku sekarang?"

“Hampir saja bos. Tapi tenanglah, semua sudah teratasi dengan baik. Oiya bagaimana lukamu?”

“Sangat sakit, ini baru pertama kalinya aku tertembak. Aku hanya bergerak sedikit saja terasa sangat sakit.”
Ferdi menahan sakit saat merubah posisi tidurnya.

“Dasar lemah… kau tahu, 2 minggu yang lalu aku juga tertembak tapi aku tidak harus dirawat.”
Al menunjukkan bekas luka di perutnya.

“Kau ini sombong sekali. Ehm… dimana ayahku?”

“Ayahmu sedang melakukan terapi. Syaraf – syaraf dikakinya sedikit terganggu karena terlalu lama tidak digunakan berjalan. Mungkin untuk beberapa hari ini, waktu melihat ayahmu akan berkurang.”
Ferdi hanya mengangguk.

Dinda berjalan pelan menuju ruang rawat Alex. Alex langsung tersenyum melihat Dinda. Dinda membalas senyum itu. Dinda duduk disamping Alex. Dinda menanyakan keadaan Alex.

Direkturku, Pasanganku!!!Where stories live. Discover now