Perebutan Tender

92 3 0
                                    

Keesokan harinya Dinda datang dengan wajah pucat. Lusi yang pertama melihat Dinda, langsung menanyakan keadaan Dinda. Dinda hanya menjawab bahwa ia tidakpapa. Aska juga langsung menghampiri Dinda setelah keluar dari ruangan Ferdi. Aska menanyakan apakah Dinda sakit karena wajah Dinda benar - benar pucat. Dinda hanya mengatakan bahwa hanya ada sedikit masalah dengan perutnya.

"Akan kubawakan minuman hangat untukmu."
Aska menawarkan namun Dinda menolak dan meminta Aska untuk kembali pada pekerjaannya. Dinda tersenyum. Aska juga tersenyum lalu kembali ke mejanya.

Andre terlihat datang menghampiri Dinda namun Dinda langsung berlari ke toilet. Andre dan Lusi hanya memandangnya hingga Dinda menghilang dari pandangan mereka.

"Dinda kenapa?"

"Katanya bermasalah dengan perutnya!"

"Perutku sangat tidak nyaman paman."
Dinda meletakkan kepalanya di meja pantry sambil
memegang perutnya. Paman Lee langsung membuat minuman hangat untuk Dinda. Dinda mengucapkan terimakasih dan meneguknya. Setelah itu, ia kembali menundukkan kepalanya dimeja.

"Pergilah ke dokter nak!"

"Iya paman, nanti!"

"Paman, aku ingin kopi!"
Ferdi masuk dengan tiba - tiba. Namun, wajahnya lansung berubah saat melihat Dinda.

"Kau sakit? Wajahmu pucat sekali."
Ferdi bertanya dengan cemas. Dinda hanya mengatakan bahwa ia tidakpapa sambil memegang perutnya.

"Bawa dia ke dokter, ada masalah di pencernaannya!"
Paman meminta Ferdi untuk membawa Dinda ke dokter. Ferdi mengangguk.

"Kemasi barangmu. Kuantar kau ke rumah sakit. Tunggulah aku di mobil!"
Ferdi memberikan kunci mobilnya pada Dinda. Dinda hanya mengangguk lalu pergi.

"Paman, kuantar Dinda dulu ya."

"Jaga dia, temani dia, perlakukan dia seperti dia menjagamu saat kau sakit."

"Baik paman, aku mengerti."
******
Keesokan harinya, Dinda terbangun lebih awal. Dinda tersenyum melihat Ferdi, semalam Ferdi menemani ia hingga tertidur. Dinda mendekati Ferdi lalu menggelitiki telinganya hingga membuat Ferdi terbangun. Ferdi tersenyum.

"Hai, bagaimana kabarmu?"

"Aku sudah baik - baik saja. Hari ini aku akan bekerja lagi!"

Ferdi hanya tersenyum lalu memandang jam tangannya. Dinda mengajak Ferdi ke ruang tengah. Ferdi hanya mengangguk lalu membawa laptopnya ke ruang tengah. Ferdi membuka laptopnya untuk kembali mengerjakan presentasinya. Namun, ketika Ferdi mengecek, Presentasi itu sudah terselesaikan dengan baik.

"Apa kau yang menyelesaikan bahan presentasiku?"

"Mungkin kau lupa kalau sebenarnya kau sudah menyelesaikan ini!"

"Mungkin... Tapi terimakasih ya."
Ferdi tersenyum pada Dinda. Dinda membalasnya.

Dinda berjalan menuju dapur, membuatkan minuman hangat untuk Ferdi. Dinda kembali membawakan minuman hangat itu. Ferdi terlihat memegang pundak kirinya dan langsung menurunkan tangannya ketika Dinda datang. Dinda memberikan minuman hangat itu untuk Ferdi. Ferdipun meminumnya.

"Pundakmu kenapa direktur?"

"Entahlah, pundakku terasa sakit!"

Dinda meminta Ferdi untuk memutar arah. Dinda langsung memijat Pundak Ferdi. Ferdi langsung menolak.

"Apa yang kau lakukan?"

"Aku akan memijatmu! Sepertinya kau harus pergi ke spa dan massage disana."

Direkturku, Pasanganku!!!Where stories live. Discover now