kembali...

47 1 0
                                    

Keesokan harinya...
Paman Lee, Bibi Yuan, Raisa, dan Ferdi undur diri. Mereka sama – sama mengucapkan banyak terimakasih kepada keluarga Dinda atas semua bantuannya selama ini tapi, mereka hanya bisa berpamitan pada nyonya Dina, Dimas, dan beberapa penjaga disana.

Ferdi memutar bola matanya, berusaha mencari keberadaan Dinda. Sudah sejak ia terbangun, ia tidak menemukan Dinda. Paman yang mengerti bahwa Ferdi mencari keberadaan Dinda langsung menanyakan keberadaan Dinda pada nyonya Dina.

“Oiya aku hampir lupa dengan pesan Dinda. Ia meminta maaf tidak bisa bertemu kalian hari ini. Sejak tadi pagi ia sudah pergi bersama ayahnya. Ada pekerjaan yang harus ia selesaikan. Dia juga mengucapkan terimakasih atas kunjungan kalian, Dinda berharap kalian mau bermain lagi kemari. Dia juga meminta kalian berhati – hati.”
nyonya Dina menyampaikan pesan Dinda.

Ferdi hanya menelan ludahnya. Semalam, ia bertengkar dengan Dinda karena perlakuan yang Dinda perlihatkan terhadap Alex. Namun, walaupun begitu, ia tetap ingin melihat Dinda sebelum ia pulang.

“Iya aku mengerti nyonya, sampaikan saja salam kami pada Dinda. Kami juga sangat senang jika Dinda bisa mengunjungi rumah gubuk kami kembali…” paman Lee tersenyum.
###
Kantor Tuan Park...

Dinda terdiam. Ayahnya baru saja menjelaskan kebenaran tentang keluarga Ferdi dan hal itu benar -  benar membuat Dinda sangat terkejut dan tak menyangka. Dia memikirkan bagaimana jika Ferdi tahu, dia saja yang bukan merupakan keluarga Ferdi merasa sangat terkejut dengan kabar itu, apalagi Ferdi.

“Ekspresiku sama seperti ekspresimu saat pertama tahu tentang keluarga Ferdi.”
###
Rumah Paman Lee...

Raisa langsung merebahkan badannya dikamarnya, tak lama ia sudah tertidur pulas. Paman dan bibi merapikan barang – barang bawaan. Sedangkan Ferdi langsung berjalan ke halaman belakang. Ada yang mengganjal dihatinya meskipun akhirnya ia bisa kembali pulang.

Seseorang penjaga memberi laporan pada Dimas bahwa selama ditinggalkan, keadaan baik – baik saja. Selesai menerima laporan itu, Dimas menghampiri Ferdi dan duduk disamping Ferdi.

“Kau ada apa dengan Dinda?”
Ferdi hanya menggelengkan kepala sambil senyum. Dimas tertawa kecil.
“Yakin?” tanya Dimas, curiga.

“Kemarin aku melihat Alex memberikan kalung pada Dinda!” lirih Ferdi.

“Lalu mereka berpelukan dan kau tidak sengaja menjatuhkan tasmu, membuat mereka melepaskan pelukannya dan lalu kau…”

“Darimana kau tahu?” sahut Ferdi.

“Hahaha benar kata Dinda, kau ini lucu. Asal kau tahu saja ya, aku dan Dinda itu sama seperti kau dan Diandra.”

“Diandra?  Kau juga tahu tentang Diandra?”

“Aku sudah mengatakan padamu kan. Aku dan Dinda itu sama seperti kau dan Diandra hanya bedanya kami tidak pernah saling suka sebagai laki – laki dan perempuan sebelum akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang sahabat. Sedangkan kau…”
Dimas tak meneruskan ucapannya.

“Kau masih ingat saat Dinda tiba – tiba pingsan ketika kau terburu – buru untuk menemui salah satu clientmu yang menjanjikan banyak keuntungan bagi star production?”
Ferdi mengangguk, ia sangat kesal jika mengingat hal itu.

“Pada akhirnya Dinda memaksa ikut dan ditengah jalan kau bertemu Alex dan Alex mengajakmu minum bersama?”
Ferdi mengangguk, mengingat semuanya dengan baik. Bagaimana bisa dia melupakan kejadian yang membuatnya kehilangan akan janji terhadap keuntungan besar.

“Mereka bekerja sama setelah tahu bahwa Rendy adalah client yang kau maksud.”
Ferdi mengangkat wajahnya, masih tak percaya dengan ucapan Dimas.
“Rendy sengaja menjebakmu untuk mencelakakanmu…”

Direkturku, Pasanganku!!!Where stories live. Discover now