Kemarahan Raisa

25 0 0
                                    

Ferdi terbangun dan beranjak mencuci wajahnya. Ferdi tersenyum, ada Raisa di ruang tengah, lengkap dengan teh hangat dan sepiring kue. Saat Raisa ingin meneguk tehnya. Ferdi datang merampas dan langsung meneguknya. Senyum Ferdi menyurut.

"Kau benar - benar membuatku tidak nyaman tuan!"
Raisa mengatakannya dengan nada tinggi.

"Hei, ada apa denganmu?"
Ferdi nampak bingung, tidak seperti biasanya. Biasanya jika seperti ini, Raisa hanya akan merajuk dan lalu berakhir tertawa bersama tapi ini, dia langsung bernada tinggi.

"KAU YANG ADA APA? KARENA RUMAH INI ATAS NAMAMU, APA KAU PIKIR LANTAS KAU PANTAS MELAKUKAN SEMUANYA SEMAUMU?"
Raisa beranjak pergi ke kamarnya, ia masuk dengan membanting pintu. Ferdi menyusul dan mengetuk pintu kamar Raisa.

"Hei ada apa? Aku minta maaf, aku akan ganti teh hangatmu..."
Ferdi terus mengetuk kamar Raisa, hingga bibi datang dan menarik Ferdi untuk menikmati kue bersama...

***
3 Hari Kemudian di Kantor Star Production...

Sudah 3 hari Raisa terlihat menghindari Ferdi. Raisa selalu pergi, saat Ferdi datang. Semua itu, membuat Ferdi sering melamun saat di kantor.

"Apa Presdir baik - baik saja?"
Kini seluruh tim Ferdi sudah tahu mengenai identitas Putra sebenarnya tapi, untuk clientnya, Putra masih menggunakan nama Putra.

"Apa ada sikapku yang mengganggumu?"

"Mak...maksud Presdir?"

"Sudah 3 hari ini adikku menghindariku. Aku tidak tahu apa penyebab pastinya. Bibi juga terlihat menghindar saat aku datang bersama temanku. Apa ada yang mengganggu dari sikapku?"

"Ehm... Ehm..."
Lusi nampak takut untuk mengatakannya...

"Tidak papa, katakan saja!"

"Ehm... Sebenarnya Raisa pernah meneleponku. Sedikit curhat tentang Presdir."
Presdir langsung meminta Lusi duduk dan meneruskan ceritanya.
"Raisa tidak nyaman saat Presdir membawa teman teman wanita Presdir kerumah."

"Jadi, bukan karena aku merampas tehnya?"

"Hah? Maksud Presdir?"
Ferdi mengusap wajahnya. Dan mengatakan tidakpapa.

"Raisa takut, mereka akan memanfaatkan presdir karena tahu bahwa presdir adalah seorang presdir. Dan presdir, Raisa itu memang cinta pada fasion tapi bukan berarti dia suka melihatmu bersama wanita - wanita seksi dengan make-up tebal kan?"

"Ada lagi yang Raisa katakan?"

"Dia takut kata - kata playboy melekat padamu. Karena kau memainkan banyak hati tanpa berniat serius kepada mereka. Kau terlihat seperti pemandu layangan dan mereka benangnya. Menarik ulur mereka. Aku lihat presdir juga begitu mudah melepas rayuan presdir kepada mereka bahkan didepan staff. Presdir dengan mudah berganti wanita, seakan hilang 1 tumbuh seribu. Sedangkan aku tahu, itu bukan kau Presdir."
Presdir menatap Lusi lalu kembali menunduk.

"Ehm... Tinggalkan file itu, biar aku yang memeriksanya!"

"Ehm maafkan aku Presdir tapi, ku lihat mereka juga mulai mengeluh karena banyaknya tamu pribadimu!"

"Sampaikan permintamaafanku untuk mereka. Aku mengerti semua ucapanmu. Terimakasih kau mau jujur! Sekarang kau boleh pergi!"
Lusi mengucap salam lalu pergi...
*****
Ada apa dengamu Presdir? Berusaha move on dari Dinda?

Direkturku, Pasanganku!!!Donde viven las historias. Descúbrelo ahora