Kecuali Al

23 1 0
                                    

Sore itu Dinda dan Al tiba dirumah yang selama ini mereka tinggali bersama. Dinda langsung masuk kekamarnya dan mengambil koper lalu mengemasi pakaian dan barang – barangnya. Al berdiri dibibir pintu, memandang Dinda cemas.

“Kau ingin orang lain menggantikan posisiku?”

Dinda sama sekali tidak menjawab. Ia terus mengemasi pakaiannya. Al mengigit kecil bibirnya sendiri, ia mengalihkan pandangannya lalu berjalan  mendekati Dinda, meminta Dinda untuk menyudahinya.

“Dinda, tidak papa kau tinggal bersama ayah dan ibumu tapi jangan meminta orang lain untuk menggantikan posisiku sebagai bodyguardmu!” 
Al berbicara lebih keras daripada tadi.

“Tidak ada yang menggantikan posisimu kak. Akhir – akhir ini aku akan sering dirumah menemani Ferdi jadi, tidak perlu bodyguard untuk menjagaku! Lagipula apa peduli kakak tentang siapa yang akan menjadi bodyguardku.”

“Tapi Dinda, kau mendiamkanku beberapa hari ini, kau masih marah padaku?”

Dinda hanya menggelengkan kepalanya lalu kembali mengemasi pakaian dan barang – barangnya dalam koper. Al sudah mencoba menahannya tapi Dinda memaksa untuk mengemasi semua barang dan pakaiannya.

“OKE AKU YANG SALAH, AKU MINTA MAAF, AKU SALAH, AKU YANG MEMBUATMU MARAH PADAKU, AKU MEMANG PANTAS KAU DIAMKAN SEPERTI INI!’ Al bersuara keras sehingga membuat gerakan Dinda berhenti.

“Tidak ada yang salah kak, tidak ada yang marah, dan tidak ada yang mendiamkanmu. Akan sulit untukmu membedakan antara urusan pekerjaan atau pribadi jika aku tetap disini. Jadi, Aku pergi ya kak. Jaga dirimu baik – baik!”
Dinda menatap Al sejenak lalu pergi.
******
Keesokan harinya semua keluarga tuan Park dan para ajudannya, termasuk Al berbaris didepan rumah tuan Park untuk menyambut kedatangan Putra dan Dimas. Semua langsung memberi salam saat Putra dan Dimas datang, termasuk Al.

Putra tersenyum senang dan mengucapkan terimakasih pada mereka. Nyonya Dina memeluk Putra. Putra dan Dinda saling memandang dan tersenyum. Putra langsung mengenggam tangan Dinda, menyembunyikannya dibalik punggungnya agar tuan Park dan Nyonya Dina tidak tahu. Al hanya bisa menelan ludahnya. Semakin jelas saja semuanya.

Hari itu semua ajudan membuat acara kecil untuk menyambut kedatangan Putra. Al hanya berdiri di salah satu sudut halaman belakang rumah tuan Park. Kini terlihat sudah bahwa tuan Park dan Nyonya Dina menyambut senang kehadiran Putra dalam hidup mereka dan tidak memungkiri bisa saja menerima Putra sebagai menantunya.

Dari jauh ia melihat Dinda sedang menyuapi kue  untuk Putra. Dinda terlihat tertawa bersama Putra, ia terlihat sangat memperhatikan Putra dan mengabaikan Al. Hari itu, semua bahagia menyambut kedatangan Putra. Kecuali Al.
*****
Entahlah siapa yang dia pilih

Direkturku, Pasanganku!!!Where stories live. Discover now