Pecundang

72 3 0
                                    

kantor Star Production...

Ferdi yang baru saja datang, langsung masuk keruangannya. Wajahnya terlihat lebih muram dari biasanya. Stafnya yang masuk ke ruangannya, semua kena marah oleh Ferdi.

Jam istirahat pun tiba. Semua staf berhamburan untuk makan siang. Andre, Aska, Denis, Dinda, Lusi dan Yola memutuskan untuk makan bersama di restoran seperti biasanya.

"Kudengar, Direktur Ferdi menolak untuk menjadi Wedding Organizer client kita?"
Denis bertanya sambil mengambil minumnya. Aska menyetujui ucapan Denis.

"Hah, padahal ini proyek besar. Mereka berani membayar mahal terhadap acara ini. Namun, direktur malah menolaknya. Aneh sekali."
Andre menambahkan lalu menyruput minumnya.

"Iya... Padahal selama ini direktur kita itu paling senang jika mendapat proyek WO."
Lusi menunjukkan wajah lesu.

"Benarkah seperti itu?"
Dinda bertanya dan ke 5 temannya, mengangguk kompak.

"Dinda, cobalah cari tahu kenapa direktur menolak project ini!"
Yola meminta dengan tangan memohon didepan dadanya.

"Kenapa harus aku?"

"Memangnya siapa yang paling dekat dengan direktur diantara kita berlima?"
Aska menjawab dengan pertanyaan pula.

"Ayolah... Kami mohon..."
Denis memimpin semua untuk memohon.
"Kalau kita sampai memegang proyek ini, kita akan mendapatkan bonus. Apa kau tidak ingin bonus?"

"Kalau seperti ini, bagaimana aku bisa menolaknya?"
Akhirnya, Dinda menyetujui.

Dinda pun meminta data client yang meminta Star Production untuk menjadi WO nya. Lusi memberikan data itu. Dinda membukanya dengan teliti. Dihalaman terakhir juga terlampirkan foto calon suami - istri itu. Dinda terkejut melihat foto wanita itu.

Astaga, wanita ini. Bukankah wanita ini, wanita yang berfoto mesra dengan Ferdi yang kulihat dilaptop itu? Siapa sebenarnya wanita ini?

Dinda mengambil hpnya dan mengirim pesan pada Ferdi.

'Kau dimana? Aku ingin membawakan kopi susu untukmu.'

Tak lama, Ferdi menjawab bahwa ia ditaman kantor. Dinda membuat kopi susu lalu membawanya pada Ferdi. Dinda memberikan kopi susu itu untuk Ferdi. Ferdi langsung meneguknya. Ia terlihat menikmatinya.

"Tidak biasanya kau duduk ditaman saat jam kerja. Biasanya kau masih sibuk didepan laptopmu."

"Udara disini segar..."

"Ku dengar kau menolak untuk mengerjakan proyek pernikahan itu?"
Ferdi mengangguk lalu meneguk kopi susu itu lagi.

"Kenapa? Ku dengar kau paling senang kalau mendapatkan proyek pernikahan."

"Aku memiliki agenda lain!"

"Bukankah client kita siap membayar berapapun untuk hal ini? Perusahaan akan mendapatkan banyak keuntungan. Presdir akan senang dan bukankah kau juka akan mendapatkan bonus?"

"Pergilah kalau kau hanya ingin menanyakan hal itu. Aku ingin bersantai sebentar."

"Baiklah... Aku pergi. Tapi, pertimbangkanlah ucapanku ya."

Ferdi hanya diam.
###

Presdir Cho dan direktur Ferdi terlihat keluar dari kantor, mereka memutuskan untuk makan siang bersama. Sedangkan Denis, Aska, dan Yola langsung mendekati Dinda dan Lusi. Mereka menanyakan kemungkinan apa yang akan terjadi.

"Kemarin aku dan Dinda bertemu presdir Cho untuk membahas mengenai projek itu."
Lusi mengumumkan bahwa ia dan Dinda meminta bantuan pada Presdir Cho.

"Sungguh?"
Denis yang mendengarnya langsung ikut bergabung. Dinda dan Lusi mengangguk.
"Berani sekali kalian."

"Kalian mau mendapat bonus kan?"
Mereka mengangguk.
###

Restoran...

Sementara Presdir Cho pada awalnya hanya berbicara ringan saja. Mereka berbincang - bicang sambil menyelesaikan makannya. Tapi, saat makanannya selesai, benar dugaan Ferdi, presdir akan membahas projek WO yang dia tolak itu.

"Ehm... kemarin aku mendengar kau menolak tawaran dari client kita?"
Ferdi hanya mengangguk.

"Ada apa? Tidak biasanya kau seperti ini. Ferdi, seharusnya aku tidak ingin seperti ini padamu. Kaulah yang seharusnya menjadi Presdir di Star Production bukan aku. Tapi sesuai kemauanmu, aku harus menggantikanmu berpura - pura menjadi Presdir di perusahaan kita."

"Aku mengerti Presdir..."

"Ferdi, ada apa denganmu? Kau nampak murung akhir - akhir ini. Apa masalahmu?"

"Aku tidak papa Presdir!"

"Aku ini hanya memiliki 30% saham di Star Production. Maaf, aku hanya memenuhi permintaan mereka untuk berbicara padamu tentang projek ini. Tapi tolong kau pikirkan lagi, kita akan mendapatkan banyak keuntungan dari acara pernikahan ini. Aku tidak memaksamu untuk merubah keputusanmu. Tapi tolong pertimbangkan ucapanku ini ya."

"Aku mengerti."
###

Kontrakan Ferdi...

Dinda berjalan pelan menuju tempat tinggal Ferdi untuk memberikan makanan itu pada Ferdi. Dinda mengetuk pintu. Ferdi membukanya lalu meminta Dinda masuk.

"Untukmu..."
Dinda memberikan makanan itu.

"Thankyou..."

"Ehm... Kau benar tidak mau menerima proyek ini?"

"Pergilah... Aku ingin istirahat!"
Ferdi berjalan pelan menuju kamarnya.

"Kenapa kau menolaknya?"
Pertanyaan Dinda membuat Ferdi menghentikan langkahnya.

"Apa karena kau pernah memiliki hubungan dengan Silvi?"
Ferdi menutup matanya. Dari mana Dinda tahu.

"Bukankah kau yang selalu mengajarkan aku untuk bekerja dengan professional? Lalu kau sendiri kenapa seperti ini?"

"Aku ingin istirahat. Pulanglah..."

"Kenapa? Kau belum bisa melupakannya? Karena itu kau tidak bisa melihatnya menikah dengan laki - laki lain?"
Ferdi mengepalkan tangannya.

"Pulanglah..."

"Kau selalu memaksaku untuk melupakan Dion, lalu kau sendiri, apa yang kau lakukan untuk melupakan Silvi?"

"Kumohon berhentilah..."
Ferdi dengan nada pelan. Ferdi menutup matanya.

"Diluar sana banyak yang menyukaimu. Bukankah hingga saat ini Anggun terus mengejarmu bahkan dia tergila - gila padamu. Tidakkah kau melihatnya?"

"Kau tidak mengerti jadi berhentilah!"

"Iya, aku memang tidak mengerti. Aku tidak mengerti apa yang kau lakukan selama ini. Menghabiskan waktu untuk wanita yang bahkan meninggalkanmu dan memilih menikah dengan laki - laki lain. Sungguh aku tidak mengerti."

"Teruslah seperti ini, menjadi pecundang yang menghuni kotak masa lalu."
Dinda mengatakan dengan suara tinggi lalu keluar.

Ferdi langsung mengambil vas kecil didekatnya dan melemparnya. Dinda terdiam sejenak di depan pintu rumah Ferdi sebelum akhirnya, berjalan pergi.
*****
Seberapa dekat kah hubungan Ferdi dengan Silvi dahulu hingga Ferdi sangat sulit menerima projek pernikahan Silvi dengan calon suaminya?

Direkturku, Pasanganku!!!Where stories live. Discover now