Menyelam minum air

24 1 0
                                    

Keesokan paginya Al terbangun, entah kenapa tubuhnya terasa lemas. Makanan semalam masih saja utuh. Ia buka amplop di jaketnya, ada ATM, buku tabungan dan selembar kertas yang hanya bertuliskan pin atau password dari ATM itu.

Airmatanya kembali mengalir. Ia salah, ternyata selama ini ibunya masih memikirkan dirinya. ATM itu menjadi salah satu bukti rasa sayang ibunya pada ibunya. Selama ini, ibunya menabung dari sisa kebutuhan sehari – harinya hingga kumpul 250 juta. Al menghapus airmatanya dan memasukkan amplop itu ke dalam almari kecilnya. Al melangkah keluar.

“Ayo kak, kita makan!” ajak Dinda sambil menata piring untuk sarapan bersama.

Bukannya menjawab, Al malah mengabaikan Dinda dan pergi. Dinda yang sudah sangat lapar pun memutuskan untuk meninggalkan Al. Setelah selesai sarapan, Dinda keluar. Ia melihat Al sedang membersihkan dan merapikan halaman depan. Hingga terlihat sekali perubahannya. Dinda kembali masuk. 1 jam berlalu baru Al kembali ke kamarnya, melewati Dinda yang terlihat santai diruang tengah. Dinda memandang kamar Al lalu mengambilkan makanan untuk Al. Dinda mengetuk pintu, Al meminta Dinda masuk.

“Semalam kakak belum makan?” tanya Dinda yang melihat makanan semalam yang sama sekali tidak Al sentuh. Al hanya diam saja.
“Ya sudah, yang penting sekarang kakak makan ya!” ucap Dinda dengan senyumnya, siap menyuapi Al namun, Al menolak.

“Aku saja, kau istirahatlah!” ucap Al.

“Aku tidak mau pergi, aku harus pastikan kakak habiskan semua ini!” ucap Dinda.

Al hanya mengangguk. Dengan cepat Al segera melahap sarapan untuknya. Ia memang sangat lapar jadi bisa dengan mudah melahapnya. Dinda tersenyum senang melihat Al yang lahap makan.

“Dinda…” Dinda menoleh.
“Besok pagi aku mulai bekerja ya!”

“Bukankah kakak cuti seminggu? Kak, istirahatlah dulu!”

“Tidakpapa, aku akan selalu mengingat ibu jika diam seperti ini terus!”

“Kak, kau harus menenangkan hati dan pikiranmu dulu. Aku tidak mau kau berkerja dengan keadaan seperti ini kak. Kau bisa pergi berlibur bersama teman – temanmu kak. Setidaknya untuk memperbaiki moodmu terlebih dahulu, kak!”

“Aku boleh meminta sesuatu darimu?”
tanya Al. Dinda terdiam.
“Berliburlah bersamaku, tapi tempatnya aku yang memilih!”

Dinda memandang Al lalu mengalihkan pandangannya. Bukannya ia tidak mau tapi bagaimana bisa, ia sudah meninggalkan cafénya terlalu lama. Belum juga bagaimana tanggapan kedua orangtuanya jika ia harus pergi bersama Al lagi.

“Baiklah, aku mengerti!” ucap Al lalu membawa piring – piring kotor dikamarnya. Dinda mengusap wajahnya, terus berpikir bagaimana dia harus menjawab permintaan Al.

Al keluar dari kamarnya, langsung mengetuk pintu kamar Dinda. Saat Dinda keluar, Al langsung mengatakan bahwa tuan Park meminta mereka datang kerumah.

“Jadi kakak sudah benar – benar bekerja?”

Al mengangguk dan meminta Dinda segera bergegas. Selama dalam perjalanan, mereka hanya saling diam. Al baru berbicara saat ada urusan pekerjaan saja! Saat tiba dirumah, nyonya Dina langsung memeluk Dinda dan menyapa Al dengan senyum manisnya. Tuan Park yang baru datang langsung mengajak Dinda dan Al masuk keruang kerjanya. Tuan Park langsung memberikan 1 map dengan beberapa lembar kertas didalamnya. Dinda membuka dan membacanya.

Tuan Park sempat memperhatikan Al yang hanya duduk dengan wajah menunduk bahkan tidak mengeluarkan ucapan apapun sedari tadi. Al terlihat tidak seperti biasanya, ia sama sekali tidak kepo. Padahal, biasanya dia kepo dengan segala urusan, ia ceria, mengiyakan tugas apapun dengan ceria. Tapi kali ini ia terlihat begitu murung.

“Ayah, bukankah ini mengenai penandatandanganan bisnis ayah 1 tahun yang lalu?” tanya Dinda.

“Iya. Ayah lihat bisnis cafému disini berkembang dengan pesat. Jadi, ayah pikir akan lebih baik kalau kau yang ayah kirimkan untuk memeriksa bisnis ayah disana!”

“Tapi yah, aku sama sekali tidak mengerti dengan bisnis yang ayah rintis disana. Aku tidak mengikutinya sejak awal yah!” tolak Dinda.

“Ayah sudah mengatur semuanya. Sesampainya disana kau akan bertemu dengan Vino. Dia masih muda, hanya berjarak beberapa tahun diatasmu. Setidaknya lebih mudah untukmu mempelajari bisnis ayah, dibawah bimbingan Vino. Ayah memberimu waktu 2 minggu. Semuanya tergantung kamu. Kalau kau cepat menyelesaikan tugas ayah, sisanya bisa kau gunakan untuk liburan. Ayah sudah mentransfer uang 50 juta untukmu. Kau bisa gunakan uang itu untuk apapun. Untuk urusan transport, konsumsi, tempat tinggal, sudah ayah serahkan semuanya pada Vino. Ayah sudah membelikan tiket penerbangannya. Besok siang kalian berangkat!”
jelas tuan Park.

“Tapi yah, aku harus mencari tahu tentang kota ini, aku sama sekali tidak punya kenalan disana, aku takut jika…”

“Bodyguardmu Al!” sahut tuan Park. Al langsung mengangkat kepalanya.

“Yah, ini Lombok yah, kak Al pasti tidak…”

“Siap, ketua!” sahut Al. membuat Dinda terdiam.

“Jadi apalagi masalahmu?” tanya tuan Park. Dinda menggelengkan kepalanya dengan malas.
******
Setelah memeluk ibu dan ayahnya, Dinda dan Al diantarkan ke bandara oleh ajudan Tuan Park lainnya. Setibanya di bandara, mereka langsung check in. Setelah menunggu 2 jam, pesawat pun terbang.

“Maaf kak, karena aku kau harus mengikuti kemauan ayahku!” ucap Dinda membuka percakapan setelah lebih dari 1 jam mereka saling diam.

“Kau tahu dimana aku ingin liburan?” tanya Al lirih. Dinda hanya menggelengkan kepalanya.
“Lombok!” jawab Al singkat.

“Ah pantas kau mengiyakan dengan cepat. Kalau begitu aku akan menyelesaikan tugasku secepat mungkin, agar kita bisa segera liburan, bagaimana?” Tanya Dinda semangat. Al hanya tersenyum sambil mengacak – acak rambut Dinda. Bukannya kesal, Dinda malah tersenyum.

Setelah perjalanan panjang, Dinda dan Al tiba di bandara udara internasional Lombok. Ia sudah dihadang oleh seseorang yang mengaku sebagai Vino. Vino menyambut ramah Al dan Dinda lalu membawanya ke sebuah guest house didekat perusahaan ayahnya. Untuk hari ini Vino membiarkan Al dan Dinda untuk beristirahat.
*****
Apa yang akan terjadi di Lombok? Mari kita lihat...

Direkturku, Pasanganku!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang