Jatuh Sakit

115 3 0
                                    

Diperjalanan menuju pesta ulangtahun Desha, Ferdi mengambil kotak di kursi belakang mobilnya dan mengatakan bahwa kemarin ia sudah membelinya. Dinda membuka kotak itu. Mainan yang terlihat mahal.

“Hah kau ini. Aku membelinya untuk Desha bukan untukmu tapi kenapa malah kau yang membukanya? Kau ini suka sekali mencampuri urusan oranglain.”

"Nanti yang memberi kado ini pada Desha aku jadi, aku berhak tau isinya!"
"Ehm... tapi apa benar tidakpapa aku ikut? Aku kan bukan siapa - siapanya Desha, bahkan aku tidak tahu siapa Desha!"

“Sudah kau diam saja.”

###

Rumah Shanas...

Rumah Denta dan Shanas yang penuh dengan hiasan pesta, pestanya juga baru saja akan dimulai. Melihat Ferdi datang dari kejauhan, Desha langsung berlari menghampiri Ferdi dan memeluk Ferdi. Ferdi membalas pelukan Desha. Dari belakang Shanas dan Denta mengikuti Desha.

“Selamat ulangtahun bidadari manisku.”

Ferdi menyentuh lembut pipi Desha. Denta dan Shanas hanya tersenyum. Sedangkan Dinda hanya berdiri dibelakang Ferdi.

“Papa bilang kau tidak bisa datang karena harus bekerja. Kalau itu benar – benar terjadi, aku akan sedih.”
Desha memandang Ferdi sedih. Ferdi mengenggam tangan kanan Desha.

“Tidak… Mana mungkin aku tidak datang dihari ulangtahun bidadari manisku ini. Sudah ya jangan sedih. Hari ini kan kau ulangtahun jadi kau harus tersenyum. OK?”
Desha mengangguk senang.

“Ferdi, apa kau tidak berminat mengenalkannya pada kami?”

Denta memandang Dinda. Ferdi berdiri lalu mendekati Dinda. Ferdi mengenggam tangan Dinda. Dinda terdiam memandang Ferdi. Ferdi menarik tangan Dinda pelan dan menghampiri Denta, Shanas, dan Desha.

Apa lagi ini? Kenapa harus mengenggam tanganku didepan mereka? Bisa kan mengajak tanpa mengenggam tangan?

Ferdi memperkenalkan Dinda pada mereka. Mereka menyambutnya dengan senang.

“Selamat ulangtahun manis. Ini untukmu, semoga kau suka ya.”
Dinda memberikan kado untuk Desha dengan ramah. Desha menerimanya.

“Paman…”
Ferdi mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan tinggi Desha.

“Apa nona cantik ini kekasihmu?”
Desha berbisik namun terdengar oleh Denta, Shanas, dan Dinda. Dinda hanya tersenyum begitupun Ferdi.

“Desha… kau tidak boleh menanyakan seperti itu. Sekarang masuklah sayang, teman – temanmu sudah menunggumu disana.”

Denta mengusap lembut rambut Desha. Desha hanya mengangguk lalu mengucapkan terimakasih pada Dinda dan berlari menghampiri teman – temannya. Denta berjalan dengan Ferdi sedangkan dibelakangnya Shanas berjalan dengan Dinda.

“Kenapa kau kemari? Kau harus istirahat, wajahmu saja masih terlihat pucat.”

“Aku tidakpapa kak. Desha akan benar – benar sedih kalau aku sampai melewatkan pesta ulangtahunnya.”

“Terimakasih ya, kau sudah mau datang kemari.”
Shanas berbicara pada Dinda dengan ramah.

“Tidak kak… Seharusnya aku yang minta maaf. Aku tidak diundang tapi aku datang. Maaf ya kak tapi Ferdi memaksaku untuk ikut.”

“Ferdi memang seperti itu.”
Shanas mengatakan bercampur tawa. Dinda hanya nyengir.

“Tapi tidakpapa, aku justru senang kau datang kemari.”
Shanas tersenyum. Dinda ikut tersenyum.

Direkturku, Pasanganku!!!Where stories live. Discover now