90 %

47 2 0
                                    

Pagi – pagi Dinda sudah menghubungi Alex, meminta tolong pada Alex untuk menunggu Ferdi sebentar saja, ada urusan yang harus ia selesaikan. Alex mengiyakan. Jam 8 tepat, Alex bersama Angel datang kerumah sakit untuk menemui Ferdi.

“Kau kenapa?”

“Aku menunggu Dinda, kenapa kau yang datang?” kesal Ferdi.

“Ehm… Bukankah tuan, direktur Star Production?”
Angel seperti pernah melihat Ferdi tapi, ia ragu. Ferdi mengulurkan tangannya, mengenalkan dirinya pada Angel.

“Bisa ku tebak, kau pasti merahasiakan sakitmu dari keluargamu kan?” tebak Alex.

“Aku hanya kelelahan saja jadi, tidak harus mereka tahu.”

“Oiya, lusa aku akan keluar kota. Aku dengar kau juga diminta kesana. Ada 2 undangan untuk kita. Selain itu, ada meeting juga bersama client terbaru kita. Tadinya aku ingin mengambil proyek sendiri tapi kau tahu sendiri kan aku sudah terlalu banyak proyek jadi aku mengajak star production untuk bergabung.”
Alex sedikit menyombongkan diri.

“Ajak saja Dinda, aku juga akan pergi bersama Angel, bukankah begitu nona?”
Alex beralih memandang Angel saat menyebut nama Angel.

“Nanti akan ku bicarakan pada Dinda…”

“Dinda sudah setuju, kemarin aku sudah berbicara banyak padanya.” Sahut Alex.

Ferdi hanya diam lalu berkutat dengan hpnya. Sedangkan Alex dan Angel banyak berbincang, sesekali mereka tertawa kecil. Ferdi baru saja melepaskan hpnya saat Dinda datang dengan beberapa kantong makanan di tangan kanannya. Alex langsung menyapa Dinda dan memperkenalkan pada Angel.

“Aku menduga kalian belum sarapan dan pasti kalian belum pernah kan menikmati sarapan dirumah sakit sambil menunggu orang sakit? Ini aku bawakan hokben untuk kita.”
Dinda membagikan makanan. Angel mengucapkan terimakasih, mereka pun mulai makan.

“Ternyata seperti ini rasanya makan sambil menunggu orang sakit…”
ucap Alex.

“Tapi jujur, aku baru sekali menikmati hal seperti ini. Ternyata enak juga ya memakan makanan seperti ini.” Angel tersenyum senang.

“Ah kalau begitu lain kali aku akan membawakannya lagi untukmu kak!”
Dinda tersenyum. Angel mengangguk senang. Dinda berniat menyuapi Ferdi namun, Ferdi terlihat malu.

“Tak perlu malu didepan kami. Orang yang sedang tak sehat memang harus diperhatikan agar cepat pulih!” ucap Angel, membuat Alex menggoda Ferdi. Dinda dan Angel hanya tersenyum.
###
Halaman Depan Rumah Tuan Park

Tuan Park dan nyonya Dina sedang duduk dihalaman depan sambil berbincang – bincang. Awalnya mereka membicarakan rumah tangga mereka tapi lama – lama mereka membicarkan tentang Ferdi dan Dinda.

“Sebenarnya aku ingin menarik Dinda untuk kemari tapi sepertinya keadaaan tidak memungkinkan.”  Tuan menghembuskan nafas berat. Nyonya Dina menanyakan apa yang terjadi pada mereka.

“Rendy sudah secara terang – terangan mengatakan bahwa dia dan Ferdi memiliki ibu yang sama.” Nyonya Dina nampak terkejut, dengan cemas menanyakan keadaan Ferdi.

“Dia sangat shock, sampai – sampai harus dirawat dirumah sakit, karena itu aku tidak bisa menarik Dinda untuk kemari. Belum lagi, dia merahasiakan hal ini dari keluarganya, semakin membuatku tidak mungkin menarik Dinda.”

“Suamiku, anak itu sejak dulu memang menderita sendiri, dia tidak mau keluarganya semakin menderita setelah tahu kabar mengejutkan itu.”  nyonya Dina memberikan teh hangat pada suaminya.

“Suamiku, apa kau melihat sikap Ferdi pada Dinda, apa kau juga merasakan itu?”

“Iya, aku juga bisa melihat itu istriku. Sebenarnya aku tahu, anak kita pun juga merasakan suka pada Ferdi tapi memang tidak sebesar suka Ferdi pada Dinda.”

Direkturku, Pasanganku!!!Where stories live. Discover now