Memulai Permainan

72 2 0
                                    

Restoran...

Seusai berkerja, Dinda bergegas keluar dari kantor, mengabaikan Ferdi yang masih terlihat murung di ruangannya. Malam ini Dinda akan memenuhi janjinya dengan Rendy, makan malam bersama.

"Bagaimana pekerjaanmu kak?"

"Baik - baik saja!"

“Kak, kemarin Dion menikah, tapi aku tidak melihatmu. Apa kau tidak diundang oleh Dion?”
Rendy terdiam lalu memandang Dinda.

“Aku datang. Mungkin kita tidak sempat bertemu, lagi pula aku datang hanya sebentar. Kata Dion, kau datang bersama Ferdi?”

"Sejak kapan kakak mengenal Dion?" 

“Sejak aku mulai tertarik padamu. Ada apa? Tidak biasanya kau menanyakan soal Dion padaku.”
Rendy menatap Dinda curiga. Dinda hanya tersenyum lalu mengalihkan pembicaraan.

Setelah puas makan malam bersama, Rendy mengantarkan Dinda pulang. Dinda langsung masuk dan membersihkan badannya. Setelah semua selesai, ia mengambil hpnya dan menelepon Ferdi. Tak lama, Ferdi mengangkatnya.

"Kau dimana?"

"Aku masih dikantor."

"Kau bermalam di kantor?"

"Tidak, sebentar lagi aku pulang. Kau sedang apa?"

"Mengeringkan rambutku. Ehm... Apa kau sudah makan?"

"Aku tidak nafsu makan. Oiya, aku akan mengirim sebuah video ya. Lihatlah!"

"Iya nanti aku akan melihatnya!"
Dinda mematikan teleponnya dan  tidak lama ia menerima sebuah video dari Ferdi.

“Video apa ini?”

Dinda langsung memutar video itu dan tangannya berhenti bergerak. Di video itu, terlihat Dion dengan pakaian menikahnya sedangkan Rendy menggunakan jaz berwarna biru dongker. Mereka terlihat sedang berbicara.

Dion : 'Kenapa kau membiarkan Dinda datang bersama Ferdi?'

Rendy : 'Ayahku memintaku datang bersama Melly. Aku tidak bisa menolaknya.'

Dion : 'Tapi kau sudah berjanji padaku untuk pergi bersamanya.'

Rendy : 'Aku benar – benar tidak bisa menolak ayahku. Lagian Dinda juga tidak melihatku, jadi kau tenang saja.'

Dion : 'Aku tidak mau tahu, aku sudah memberi jalan padamu untuk lebih dekat dengan Dinda.'

Rendy : 'Tenang kawan. Aku juga punya tujuan tersendiri mendekati Dinda. Yang terpenting kau diam saja. Selama kau bisa menjaga hal ini dari Melly, Dinda akan kubuat nyaman bersamaku.'

Video berakhir. Dinda terdiam. Ternyata benar ucapan Ferdi. Rendy memiliki tujuan lain mendekatinya. Ia letakkan hpnya. Ia lihat kalung dari Rendy lalu ia lepas. Ia gantung diatas meja nya.

“Bagaimana bisa, aku hampir terlena olehmu. Hah, aku memang bodoh. Huft… Jika kau ingin bermain denganku, mari kita mainkan permainan ini.”

Dinda mengatakan dengan semangat sambil memandang kalung pemberian Rendy.
###

Gedung Pernikahan Sandy & Silvi...

Semua crew sudah berada digedung untuk mulai menata gedung pernikahan itu. Semua bekerja termasuk Ferdi. Ia bekerja seperti biasa, ia tidak telihat memikirkan Silvi. Dinda hanya tersenyum. Andre mereggangkan ototnya dan mengatakan bahwa semua persiapan sudah selesai. Ferdi mengucapkan terimakasih kepada crewnya dan meminta semuanya untuk datang pagi – pagi. Semua hanya mengangguk lalu mereka mulai berhamburan.

“Kalian tidak pulang?”
Lusi bertanya pada Ferdi dan Dinda.

“Pulang kak. Oiya kak, kakak pulang saja bersama kak Andre. Mobilmu tingallah disini saja. Ini sudah malam, tidak baik jika kakak membawa mobil sendiri.”
Saran Dinda pada Lusi. Lusi hanya diam saja.

Andre merangkul Lusi dan mengatakan bahwa ia siap mengantarkan Lusi pulang. Lusi tersenyum senang. Lusi dan Andre pun pergi.

“Ya sudah, aku pulang ya…”
Gantian Dinda berpamitan pada Ferdi lalu berjalan pelan. Ferdi mengikuti Dinda.

“Hah kau ini… Lusi saja kau minta pulang bersama Andre tapi kau malah ingin pulang sendiri. Ini sudah malam.”

“Iya, ini memang sudah malam. Lagi pula aku harus pulang bersama siapa jika mobilku ku tinggal?”

Ferdi merangkul Dinda seperti Andre merangkul Lusi lalu berjalan bersama menuju mobilnya. Mobilpun melesat. Di perjalanan pulang tiba – tiba Dinda menanyakan dari mana Ferdi mendapatkan perbincangan Rendy dengan Dion.

“Hah kau ini. Video itu sudah ku kirim sejak kemarin dan kau baru membahasnya malam ini?”
Dinda kembali mengulangi pertanyaannya.

“Aku merekamnya sendiri saat aku ke toilet di pernikahan Dion. Ku dengar mereka menyebut namaku jadi aku rekam saja.”

“Sebenarnya apa tujuan mereka dekat denganku?”

“Entahlah, aku tidak mengerti. Tapi, sekarang kau sudah tahu apa maksudku mengatakan bahwa orang baik itu belum tentu bisa dipercaya kan?”
Dinda mengangguk.

“Dinda… Mungkin Rendy bersikap baik padamu tapi kau tidak bisa percaya begitu saja padanya.”

"Iya, aku mulai mengerti maksud ucapanmu!"

“Oiya, sebenarnya aku ingin bertanya padamu sedari tadi tapi, tidak ada kesempatan.”
Dinda hanya melihat Ferdi, menunggu pertanyaan itu.
“Apa kau memberi nomerku pada orangtuamu?”

“Nomermu?”
Ferdi mengangguk.

“Tidak, aku tidak pernah memberikan nomer teleponmu pada ayah dan ibuku. Memangnya ada apa?”

“Kemarin ayahmu meneleponku.”
Dinda menunjukkan wajah terkejutnya.

"Kau pasti berbohong!" 
Ferdi mengambil hpnya dan mencari log panggilan di hpnya dan setelah Dinda lihat, benar, mereka saling komunikasi.

"Hai, apa yang kalian bicarakan?"

"Rahasia laki – laki.”
Ferdi menjawab singkat sambil tersenyum. Dinda menunjukkan wajah kesalnya.

“Sungguh kau ingin mengetahuinya?”
Dinda mengangguk semangat.

“Jadilah laki – laki terlebih dahulu.”
Ferdi tertawa puas melihat Dinda menunjukkan wajah kesalnya.
*****
Apa Ferdi mencoba mengikhlaskan Silvi untuk menikah dengan Sandy? Jika tidak, bagaimana cara Dinda untuk menghentikannya..

Direkturku, Pasanganku!!!Where stories live. Discover now