Tangisan Dinda

46 2 0
                                    

Keesokan harinya...
Dinda melangkah pelan menuju ruang rawat Alex. Alex menoleh dan  tersenyum saat melihat Dinda datang. Dinda duduk disamping ranjang Alex dan tersenyum.

“Maaf ya kak, kalau saja sejak awal aku tidak memintamu membantuku mengawasi Rendy, pasti sampai saat ini kau akan baik – baik saja…”
Dinda terlihat sedih, ia menundukkan kepalanya. Alex tersenyum lalu menyentuh tangan Dinda. Dinda mengangkat wajahnya kembali dan…

“Tapi karena kau, aku jadi tahu bahwa sampai kapanpun Ferdi akan selalu berpihak padaku.”
Alex tersenyum. Tapi senyumnya meredup, ia ingat sesuatu.

“Ehm… apakah semua ucapan Rendy dan Ferdi benar? Apakah ibu Ferdi dan ibu Rendy adalah orang yang sama, apakah ibu mereka nyonya Winda?”

“Akhirnya kau mengerti alasan Rendy selama ini sangat membenci direktur. Rendy mengira direktur lah yang merebut nyonya Winda darinya padahal ayah Rendy yang diam – diam menjebak nyonya Winda dan memperkosa nyonya Winda hingga akhirnya Rendy lahir.“ cerita Dinda membuat Alex terkejut.

“Jadi, Rendy adalah saudara tiri Ferdi?” 
Dinda mengangguk.

“Astaga kenapa aku jadi orang yang terakhir tahu tentang ini. Lalu bagaimana keadaan Ferdi sekarang?”

“Direktur... direktur tertembak peluru Rendy kak. Sampai saat ini masih di ICU dan belum sadarkan diri. Kita berdoa ya kak, semoga direktur bisa bersama dengan kita lagi.”

Alex membuang wajahnya dari Dinda. Ia benar – benar sedih mendengar kabar ini. Tiba – tiba tuan Taeyoung masuk dengan wajah cemas. Dinda langsung berdiri dan bergerak mundur. Alex hanya diam melihat ayahnya yang begitu mencemaskannya. Baru kali ini ia melihat ayahnya benar benar merasa khawatir dengannya.

Dinda tersenyum dan perlahan bergerak mundur. Ia tidak mau menganggu Alex dengan ayahnya. Namun, panggilan Alex menghentikan langkahnya. Ia kembali berbalik arah dan seketika ayahnya terdiam. Dengan lirih Ayahnya memanggil nama anaknya… Alice.

“Dia Dinda ayah, wanita yang selama ini kau lihat jalan bersamaku…”

“Aku mengerti nak, sekarang aku mengerti kenapa kau ingin sekali dekat dengannya.”

“Senang berjumpa dengan Anda tuan.”
Dinda memberi salam dengan ramah. Tuan Taeyoung hanya mengangguk.
“Maafkan saya tuan, saya belum bisa menjenguk nyonya Bella lagi.”

Tuan Taeyoung langsung memandang Alex. Alex mengangguk dan mengatakan bahwa Dinda sudah beberapa kali menjenguk ibunya. Bahkan ibunya sering menanyakan Dinda pada Alex. Sama seperti tuan Taeyoung, ibunya menebak Dinda adalah Alice.

“Bolehkah aku memelukmu nak?”
Tuan Taeyoung menatap Dinda dengan tatapan memohon. Dinda mengangguk malu.

“Maafkan saya Tuan, saya selalu membuat tuan tidak nyaman dengan berita – berita tentang saya, sekali lagi maafkan saya tuan.” Ucap Dinda setelah tuan  melepas pelukan Dinda. Tuan hanya tersenyum Setelah itu Dinda pamit undur diri dan pergi.
###

Sudah hampir 3 hari Ferdi belum sadarkan diri. Dinda terus terlihat murung setelah melihat Ferdi. Tak lama, seorang dokter wanita masuk dan memeriksa kondisi Ferdi. Selang – selang terlihat menempel di dada Ferdi lalu tersambung dengan mesin pedeteksi denyut jantung. Wajahnya terlihat begitu pucat. Diperut kirinya juga terbalut perban, dan ada beberapa luka kecil diwajah dan tangan Ferdi. Tapi tiba – tiba tangan Ferdi bergerak, seketika Ferdi terbangun.

Dokter itu kembali mengecek keadaan Ferdi, Dokter itu berniat keluar memanggil dokter lainnya namun Ferdi menahannya. Dengan suara lirih, Ferdi bertanya apakah ada seorang wanita yang datang dan menjenguknya. Dokter itu mengangguk dan pergi sejenak, tak lama ia datang dan menunjukkan sebuah rekaman.

Dalam rekaman itu terlihat Dinda masuk ke ruangan Ferdi. Wajah Dinda terlihat begitu sedih, dengan perlahan ia mendekati Ferdi. Air matanya mulai jatuh sambil memandang Ferdi, Dinda mengenggam erat tangan Ferdi. Ferdi ikut menangis melihat rekaman itu.

Dinda terus menangis hingga kedua kakinya terasa lemas dan jatuh dilantai. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Setelah itu Dinda bangkit, menghapus airmatanya dan keluar dari ruangan itu. Video itu berakhir. Ferdi memberikan rekaman itu pada dokter dan meminta dokter untuk memanggilkan Dinda. Tak lama dokter itu masuk dan mengabarkan bahwa Dinda sedang tidak dirumah sakit.
*****
Tuh Fer, tuh dipeduliin Dinda, makanya cepat sembuh gih...

Direkturku, Pasanganku!!!Where stories live. Discover now