Siasat

74 2 0
                                    

Hari ini Dinda pulang lebih awal, dia akan pergi menemui Rendy di sebuah mall. Hubungan pertemanan mereka sudah terlihat seperti biasa meskipun sebenarnya Dinda sudah tidak percaya lagi pada Rendy tapi berpura – pura percaya. Tapi bukan Dinda namanya jika tidak punya siasat untuk mengorek sebenarnya apa yang Rendy inginkan darinya. Hari ini mereka memutuskan untuk pergi menonton di bioskop, mereka memilih film drama – action.

“Aku sudah mendapatkannya.”
Rendy menunjukkan 2 tiket menonton kepada Dinda.

“Tunggulah disini, aku akan membeli minum dan popcorn untuk kita.”
Dinda hanya mengangguk. Rendy pun pergi

Dinda hanya diam. Tapi bola matanya terhenti saat melihat seorang laki - laki Dan perempuan disampingnya. Sepertinya ia kenal siapa mereka. Dinda terus melihat orang itu, tidak bukan seperti tapi memang Dinda mengenal. Itu Ferdi bersama Yuna. Sebelum Ferdi dan Yuna tahu, ia langsung menutup wajahnya dan berlari ke toilet.

"Bagaimana bisa dia pergi ke mall sedangkan paman sedang dirumah sakit. Hah, benar – benar keterlaluan.”
Dinda kesal sendiri.

Tak lama, ia kembali ke tempat semula dengan pelan - pelan, melihat kanan kiri apakah Ferdi dan Yuna masih disana. Ia ingin menghindar dari Ferdi dan Yuna. Dinda tersenyum lega lalu dengan santai berjalan menemui Rendy dan masuk ke studio bersama Rendy. 
###

Sedangkan Ferdi hanya menemani Yuna mencari kado untuk temannya yang akan berulang tahun esok. Mereka masuk ke sebuah toko khusus laki – laki. Yuna berjalan menuju deretan tas lalu mengambil sebuah tas dan memperlihatkannya pada Ferdi. Ferdi melihatnya sejenak dan mengatakan bahwa tas itu kurang cocok untuk laki – laki yang suka travelling. Yuna mengembalikan tas tadi dan mengambil 1 tas lainnya. Ferdi hanya menggelengkan kepalanya. Ferdi memutar bola matanya lalu mengambil 1 tas dan menunjukkannya pada Yuna.

“Dari dulu sampai sekarang seleramu memang tidak berubah, tetap baik. Baiklah aku setuju dengan yang ini.”
Yuna tersenyum. Ferdi menunjukkan jempolnya.

"Tunggulah disini, aku akan membayarnya!"

“Ini bukan untukku jadi aku saja yang membayarnya.”
Ferdi hanya tersenyum. Yuna berjalan ke kasir sedangkan Ferdi berdiri tidak jauh dari Yuna.

Yuna melihat Ferdi, Ferdi hanya tersenyum manis pada Yuna. Yuna ikut tersenyum. Tiba – tiba hp Ferdi berdering. Ferdi mengambilnya, Anggun yang menghubunginya. Ferdi mengangkat sambil terus tersenyum pada Yuna.

"Dimana kau?"

"Aku sedang ada urusan."

"Hari ini kau akan kerumahku?"

"Maaf, hari ini aku sangat sibuk jadi, aku tidak bisa! Ya sudah, kau jangan lupa minum obat dan istirahat ya. Aku lanjutkan urusanku ya, aku matikan teleponnya!"
Ferdi menyimpan kembali hpnya lalu menghampiri Yuna. Sekarang giliran Yuna yang menemani Ferdi.

"Kau ingin membeli apa?"

"Aku ingin membelikan teman wanitaku sebuah kalung!"

"Baiklah, wanita itu seperti apa?"
Yuna mendampingi Ferdi berjalan ke arah toko perhiasan di mall itu.

“Dia sangat bawel, dia manja, tapi dia cukup mandiri. Terkadang dia sangat feminim tapi terkadang dia juga tomboy, entahlah aku bingung mendeskripsikannya. Kau bisa memilihkannya untukku?”

Yuna hanya tersenyum, dia mulai mengerti kalung apa yang cocok untuk wanita itu. Yuna mulai memilih – milih kalung itu. Lalu ia mengambil sebuah berbentuk bintang dalam lingkaran. Yuna meminta pendapat Ferdi. Ferdi mengambil kalung itu.
###

Sedangkan Dinda dan Rendy yang sudah selesai menonton bioskop, langsung berjalan menuju restoran. Rendy meminta Dinda untuk memilih tempat duduk dan menunya dulu karena ia akan menuju toilet.

Direkturku, Pasanganku!!!Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ