Langkah Awal

85 3 0
                                    

Keesokan harinya, Dinda ke kantor lebih awal dan melihat Ferdi masih tertidur diruangannya. Dinda menghampiri Ferdi dan membangunkannya. Ferdi mengangkat kepalanya.

"Kau tidak pulang? Apa yang terjadi?"

"Ehm... Tidakpapa, aku hanya ketiduran!"

"Aku akan membawakan teh hangat untukmu."

"Tidak... tidak usah. Aku akan pulang sebentar. Oiya, tolong ingatkan pada yang lain tentang meeting kita."
Dinda hanya mengangguk. Ferdi menggunakan jasnya lalu pergi .

Ada apa dengannya? Kenapa tidak pulang? Apa karena Silvi?
###

Tepat jam 10.00 para staf sudah berada di ruang meeting, Tak lama Ferdi datang. Meeting pun segera dimulai. Ferdi menjelaskan pada stafnya bahwa untuk mengerjakan proyek kali ini, Ferdi menyatukan 2 tim.

"Client perempuan kita memilih tata panggung yang ini."
Ferdi sambil menunjukkan tata panggung yang dipilih di layar.

"Mereka meminta semua unsur dikombinasikan berdasarkan 3 warna yaitu, putih, ping, dan kuning muda."

Dinda langsung mengangkat tangannya, memberi interupsi. Ferdi mempersilahkan Dinda berbicara.

"Maaf direktur tapi client kita memilih warna ping, biru, dan kuning muda bukan putih, ping, dan kuning muda."

"Aku lupa, terimakasih telah mengingatkan. Client kita akan mengundang 1500 tamu jadi siapkan setidaknya 800 kursi. Selain itu mereka juga meminta untuk diberikan bunga tulip disetiap sudut ruangan."
Dinda kembali mengangkat tangannya dan mengatakan bahwa pilihan mereka bukan tulip tapi mawar. Ferdi duduk dikursinya, lalu meneguk minumannya dan kembali berbicara.

"Client kita akan berganti pakaian sebanyak 3 kali." Sambungnya. Lagi - lagi Dinda mengangkat tangannya dan mengatakan bahwa pengantin hanya akan berganti pakaian sebanyak 2 kali saja. Beberapa staf terdengar membuang nafas panjang. Sebagian lagi meletakkan bolpennya.

"Direktur, sepertinya direktur sedang banyak pikiran. Akan lebih baik kalau direktur istirahat terlebih dahulu." Ucap Aska pelan.

Beberapa staf, mengangguk setuju. Ferdi menyentuh meja dengan kedua tangannya, menundukkan wajahnya lalu kembali mengangkat wajahnya, memandang stafnya satu persatu lalu pergi.

"Ada apa dengan Direktur? Tidak seperti biasanya dia seperti ini." Tanya Yola pada Denis.

"Ada yang salah dengannya." Ucap Denis, Yola hanya mengangguk

Semua memandang Dinda, Dinda hanya menggelengkan kepalanya lalu meneruskan rapat itu.
###
Kontrakan Dinda...

Dinda langsung membersihkan badannya. Setelah itu, makan malam. Saat makan, ia mengingat Ferdi, ia ambil hpnya dan menghubungi Ferdi namun, tidak ada jawaban. Ia kembali menyimpan hpnya. Lalu pergi menemui Ferdi.

"Ada apa?"
Ferdi bertanya setelah Dinda duduk. Dinda mengeluarkan makanan itu dan meminta Ferdi untuk memakannya. Ferdi menerimanya tapi, ia kembali meletakkannya.

"Sungguh, aku tidak tahu harus bagaimana. Aku tidak bisa fokus mengerjakan semuanya. Bahkan tadi yang aku sebutkan adalah konsep yang aku buat untuk pernikahanku dengan Silvi. Astaga... Apa yang harus kulakukan?"

"Kalau kau tidak mampu melupakannya, belajarlah untuk membuka hati terhadap wanita lain. Belajarlah untuk hidup tanpa dia."

"Oiya, tadi aku meminjam DVD film. Ayo kita tonton bersama. Aku juga sudah membeli popcorn untuk kita."
Dinda menunjukkan DVD dan popcorn itu pada Ferdi.
"Cepat nyalakan DVD ini."
Dengan malas Ferdi menyalakan DVD itu.

Direkturku, Pasanganku!!!Where stories live. Discover now