Salam Perpisahan?

48 2 0
                                    

Keesokan harinya...
Dinda dan Ferdi sudah menunggu kedatangan Alex dan Angel di suatu tempat. Tak lama, dari jauh terlihat sebuah mobil mendekati Dinda dan Ferdi. Alex keluar, Dinda langsung tersenyum. Angel juga langsung menyapa Dinda dan Ferdi. Alex duduk bersama Ferdi, mereka terlibat pembicaraan mengenai pekerjaan mereka.

Sedangkan Angel dan Dinda, mereka membicarakan mengenai perempuan, termasuk membicarakan para laki - laki tampan. Ferdi langsung menoleh ketika mendengar mereka membicarakan tentang laki - laki tampan. Angel dan Dinda langsung nyengir.

Dinda, Angel, Ferdi dan Alex baru saja keluar dari mobil mereka, mereka memutuskan untuk makan siang bersama,termasuk dengan pak supir. Mereka memesan makanan dengan semangat.

"Nanti kita akan tinggal disebuah rumah singgah milik keluarga Angel jadi, kita bisa lebih menghemat dana, bukankah begitu, Angel?"
Alex memandang Angel di akhir kalimatnya.

Angel mengangguk. Dinda mengangguk, mengucapkan terimakasih pada Angel.

1 jam sudah mereka menghabiskan waktu mereka untuk makan siang. Akhirnya, ia kembali melanjutkan perjalanan.

Kali ini, Ferdi lebih memilih dibelakang bersama Dinda. Ferdi mulai mengeluarkan laptopnya dan mulai mengecek laporan keuangan hingga mengecek data - data penting lainnya. 1,5 jam sudah Ferdi berkutat dengan pekerjaannya. Sementara Dinda hanya bermain dengan hpnya.

Sedangkan Alex dan Angel sudah terlihat seru dengan pembicaraan mereka. Ferdi yang mulai lelah, mematikan laptopnya dan mulai memijat tangan sendiri. Dinda mengambil tangan Ferdi dan memijat telapak tangan Ferdi. Ferdi tersenyum dan mulai menyandarkan punggungnya.
###
Penginapan Angel...

Mereka langsung membagi kamar dan saling mengistirahatkan diri. Setelah puas beristirahat dikamar masing - masing, Dinda keluar dari kamarnya dan melihat Ferdi sudah berkutat dengan laptopnya lagi.

Dinda tersenyum, ia menuju dapur, membuat 2 gelas teh hangat untuk Ferdi dan dirinya. Ferdi tersenyum saat melihat Dinda yang memberikan minum padanya. Ferdi langsung meneguknya. Dinda langsung menanyakan kondisi Ferdi.

"Tidak papa, hanya sedikit pusing saja!"

"Jangan terlalu lama bekerja, nanti kau sakit lagi!"
Ferdi tersenyum sambil hormat kepada Dinda. Dinda tersenyum.

"Aku ada kejutan untukmu, tapi aku tidak mau memberikannya kalau kau masih membuka laptopmu!" memandang Ferdi kesal.

Ferdi langsung meminimaze semua pekerjaannya dan menutup laptopnya. Dinda tersenyum dan mengambil earphone lalu meminta Ferdi memakainya. Ia mulai memutar video dari Dimas yang menggambarkan kondisi tuan Wibawa.

Tuan Wibawa tersenyum dan perlahan melambaikan tangan pada kamera. Ferdi tersenyum senang. Dan senyumnya tambah mengembang saat mendengar ayahnya berbicara.

"Ferdi... Raisa..." ucap tuan Wibawa, membuat airmata Ferdi langsung menetes. Ia terlihat senang.

"Doakan ayah segera sembuh ya, agar kita bisa berkumpul bersama lagi. Raisa, Ferdi... ayah mencintai kalian. Ferdi... Jaga adikmu baik - baik ya... Sabar ya nak, kita pasti bisa bersama lagi..."
tuan Wibawa mengucapkan banyak kata meskipun masih terbata. Dinda melepas earphone dari telinga Ferdi.

"Aku sangat merindukanmu yah, aku sangat merindukanmu..."
ucap Ferdi parau.

"Sabar ya direktur, sabarlah... tuan Wibawa pasti akan baik - baik saja!"
Dinda sambil mengusap punggung Ferdi.

"Aku takut ayah kenapa - kenapa..."
Dinda mengambil tangan Ferdi. Ferdi memandang Dinda dan memeluknya.

"Aku tahu kau sangat ingin bertemu ayahmu, aku tahu kau sangat merindukan ayahmu. Aku tahu kau sudah bertahun - tahun menunggu ayahmu, bahkan kau sempat pesimis jika ayahmu masih hidup. Tapi, sekarang ayahmu semakin membaik. Aku tahu selama ini kau sangat sedih dan menangis sendiri dimalam hari karena merindukan ayahmu. Sekarang, ayo kita menangis bersama, karena aku juga sangat merindukan ayahmu."
Dinda membuat Ferdi semakin menangis.

Direkturku, Pasanganku!!!Where stories live. Discover now