Pelatihan

57 3 0
                                    

Rumah Paman Lee...

Paman Lee beranjak bangun lalu bergegas menuju ruang keluarga. Bibi Yuan datang membawakan segelas teh hangat untuk suaminya. Suaminya meneguknya.

"Sebenarnya apa yang terjadi kemarin?"
Paman Lee ingin tahu.

"Tidak papa, semuanya baik - baik saja!"

"Lalu kenapa Ferdi tidak kembali kesini? Kemana dia?"
Bibi Yuan hanya tersenyum.

“Istriku, kita sudah hidup bersama selama belasan tahun dan hampir 12 jam kita bersama setiap harinya. Apakah kau mengira aku tidak tahu bahwa kau menyembunyikan sesuatu dariku?”
Bibi Yuan masih terdiam. Paman Lee kembali meneguk minumnya.

“Benar kau tidak mau mengatakannya padaku? Atau kau sudah berani menyembunyikan sesuatu dariku?”
paman Lee mengatakan dengan wajah serius. Bibi Yuan terdiam, perlahan airmatanya mulai menetes. Paman memandang istrinya lalu menggenggam kedua tangannya.

“Ferdi sudah tahu semua cerita tentang ayah dan ibunya. Bahkan dia sudah tahu kalau dia memiliki adik tiri.”
Paman Lee terdiam, ia sudah menduga hal ini. Tapi, ia tidak tahu jika Ferdi bisa mendapat info sejauh ini.

“Ferdi menganggap kita berbohong dan menyembunyikan semuanya darinya selama ini. Ferdi benar – benar marah. Aku sudah menganggap Ferdi dan Raisa seperti anakku sendiri. Jadi, aku tidak bisa melihatnya marah padaku.”
bi Yuan menyeka airmatanya. Paman mendekap bibi Yuan.

“Tidakpapa, semuanya akan baik – baik saja, percayalah padaku!”
###

Keesokan harinya, Dinda dengan semangat berangkat ke kantornya. Kemarin, ada sebuah surat dari pemerintahan yang star production dapatkan. Pemerintah mengadakan pelatihan dan meminta setiap perusahaan mengirimkan 1 perwakilan dari setiap perusahaan dan Star Production memutuskan Dinda yang mewakili mereka.

Hari ini Andre akan mengantarkan Dinda ke acara pelatihan itu. Andre mendatangi Dinda dan menanyakan apakah Dinda sudah siap. Dinda menganggu mantap.

“Kak, ku pinjam kak Andre sebentar saja ya, nanti juga pasti bertemu lagi.“
Dinda meminta izin pada Lusi.

"Iya tidakpapa, kalian hati - hati dijalan ya!" 
Dinda mengangguk. Andre meminta Dinda untuk menunggu Dinda di lobby. Dinda hanya mengangguk lalu pergi.

“Nanti pulang bersama ya, aku ingin makan malam bersamamu!”
Andre tersenyum manis pada Lusi. Lusi hanya mengangguk malu.

“Nanti kau jangan lewatkan makan siangmu ya. Aku antarkan Dinda dulu, setelah itu aku akan segera kembali.”

“Iya, kau juga ya. Kau hati – hati ya, jaga Dinda baik – baik. Setelah itu, cepatlah kembali!”
Andre hanya tersenyum lalu pergi.

Andre dan Dinda mulai melesat menuju tempat pelatihan yang tertera pada undangan. Andre menanyakan apakah Dinda sudah sarapan. Dinda hanya mengangguk.

“Sudah seminggu nomer direktur Ferdi tidak aktif, aku mencemaskannya."

“Dia baik – baik saja kak, kemarin aku bertemu dengannya.”
Dinda tersenyum.

“Benarkah?”
Dinda hanya mengangguk.

“Tapi kenapa hpnya masih tidak aktif?”
Dinda hanya mengangkat bahunya.

“Tidak seperti biasanya direktur seperti ini. Apa terjadi sesuatu padanya?”

“Aku tidak tahu kak, kemarin aku bertemu dengannya sebentar jadi, kami tidak sempat berbicara. Mungkin masih ada yang belum terselesaikan.”
Andre hanya mengangguk.

Direkturku, Pasanganku!!!Where stories live. Discover now