Salah sasaran...

69 1 0
                                    

Hari ini Star Production mendapat undangan workshop yang diadakan khusus untuk para pembisnis. Dinda menemani Ferdi untuk menghadiri undangan itu.

"Apa Sun Production juga diundang?"
Ferdi mengangguk, Dinda menunjukkan wajah kesalnya.

"Sudah, tidakpapa. Kau aman bersamaku!"

Mereka pun tiba dilokasi workshop. Ketika mereka akan masuk, mereka melihat Alex dan Rendy. Dinda langsung berdiri dibelakang Ferdi. Ia masih merasa takut melihat Rendy.

“Hei nona… Tidak kusangka kita bisa bertemu lagi.”
Alex memandang Dinda dengan senang.

“Oiya nona manis, kau masih menyimpan apa yang kuberikan padamu kan?” 

“Masuklah, aku sedang tidak berminat bermain denganmu.”
Ferdi memandang Alex dan Rendy kesal.

“Maaf tuan, aku juga tidak punya waktu untuk bermain dengan Anda. Tapi aku ingin bermain dengan nona manis dibelakangmu.”
Alex memandang Dinda yang ketakutan. Tangan kanan Alex maju untuk meraih Dinda namun, Ferdi langsung menepisnya.

“Daripada kau buang waktumu, lebih baik kau belajar bagaimana hidup sportif.”
Ferdi mengenggam tangan Dinda lalu mengajak Dinda pergi. Alex hanya tersenyum melihat Ferdi dan Dinda pergi.

Awalnya acara berjalan dengan baik hingga waktu istirahat tiba. Semua undangan dipersilahkan untuk makan dan minum, minuman yang sudah dibagikan oleh pihak panitia. Dinda menitipkan minumannya pada Ferdi untuk pergi ketoilet. Ferdi hanya mengangguk. Ferdi pun keluar sambil membawa minuman yang sudah dibagikan secara urut.

"Hai, kenapa tidak makan dan minum terlebih dahulu?" Tanya Dinda.

"Aku menunggumu..." 

Dinda melihat minuman Ferdi dan meminta kepada Ferdi untuk bertukaran. Meski kesal akhirnya Ferdi menukarkan minumannya pada Dinda. Mereka sama – sama minum. Namun, tiba – tiba Dinda merasa kepalanya benar – benar pusing, tubuhnya juga terasa begitu lemas.

"Din, apa yang terjadi?"

"Tidakpapa..." jawab Dinda namun, tiba – tiba ia jatuh pingsan. Panitia langsung berdatangan.

“CEPAT PANGGIL AMBULAN!” teriak Ferdi. Seorang panitia langsung mengeluarkan hpnya dan menghubungi ambulan.

“CEK MINUMAN INI! KALAU SAMPAI ADA APA – APA DENGAN DIA, AKU AKAN MENUNTUT PENYELENGGARA ACARA INI.” Ucap Ferdi pada panitia. Seorang panitia melaporkan bahwa ambulan sudah datang. Ferdi langsung mengangkat Dinda dan membawa Dinda ke ambulan.
###
Rumah Sakit...

Beberapa suster langsung membawa Dinda ke IGD. Denta datang dan memeriksa Dinda. Denta meminta suster segera menyiapkan ruang rawat untuk Dinda dan meminta suster lainnya untuk memasang infus ditangan Dinda. Setelah diruang rawat, Denta menghampiri Ferdi dan menanyakan apa yang terjadi pada Dinda. Ferdi menceritakan kronologinya.

“Dia keracunan, ada racun didalam minuman yang ia minum.”
“Dia harus dirawat beberapa hari untuk pemulihan.” Sambungnya. Ferdi bertanya apakah Dinda terluka parah.

“Tidak… Dia hanya butuh istirahat sebentar. Kau tenang saja, dia akan baik – baik saja.”

Ferdi mengangguk sambil memandang Dinda. Denta dan para suster pun pergi. Ferdi terlihat mondar mandir, ia berpikir keras tentang apa yang baru saja terjadi. Sebenarnya siapa yang menaruh racun itu dalam minuman yang sebenarnya ditujukan untuknya. Dipikirannya, terdapat nama Alex tapi entah ia masih ragu terhadap hal itu. Langkahnya terhenti ketika Dinda memanggil pelan Ferdi. Ferdi langsung menghampiri Dinda.

“Apa kau baik – baik saja? Apa yang sakit, aku akan memanggilkan dokter.”
Ferdi menatap Dinda cemas namun, Dinda menahannya.

"Aku tidakpapa, duduklah saja!"
“Ada apa? Kau terlihat gelisah?”

Direkturku, Pasanganku!!!Where stories live. Discover now