Salah Paham

41 1 0
                                    

Keesokan harinya...

Dimas datang ke villa pagi – pagi sekali. Ia membangunkan mereka satu persatu dan bertanya pada Dinda mengenai kondisi Dinda. Dinda tersenyum dan mengatakan ia baik – baik saja. Dimas membalas senyumnya dan membantu Dinda mempersiapkan kepulangannya bersama yang lain.

Setelah selesai, Dimas membawa tas Dinda dan mengecek kembali kondisi mobilnya. Dinda memutuskan untuk duduk diruang tengah, ia kembali memandang gelang pemberian Ferdi. Entah kenapa ia masih sulit mengartikan perasaan Ferdi padanya. Masih ada keraguan dalam hatinya untuk menjalani sebuah hubungan bersama Ferdi. Tiba – tiba ia dikagetkan Alex. Dinda memandang Alex kesal namun, tak lama senyumnya kembali mengembang setelah Alex mengusap kepala Dinda.

“Terimakasih ya kak selalu membantu aku dan Ferdi.”
Alex tersenyum dan duduk disamping Dinda.

“Iya sama – sama! Kau tidak perlu tidak enak padaku. Sudah menjadi tugasku menolong kepada sesama. Bagaimanapun juga aku sadar diri, aku pernah sangat bersalah pada Ferdi. Dan kehadiranmu sudah sangat membantu kedekatan kami.” Ucap Alex lembut. Dinda mengangguk dengan senyum.

“Oiya kak, tadi ayahku menitipkan ini pada kak Dimas.”
Dinda mengeluarkan kalung dari sakunya. Alex tersenyum melihat kalung itu.

“Indah, bukan?”
Dinda menunjukkan kalung itu pada Alex. Alex mengangguk lembut.
“Ehm… kak, tolong pakaikan ya!”

Alex mengangguk, Dinda membalikkan badannya. Alex dengan pelan memakaikan kalung itu. Dinda tersenyum melihatnya. Dinda kembali menghadap Alex. Alex tersenyum memandang Dinda yang terlihat lebih cantik dengan hiasan kalung itu dilehernya.

“Huft… Andaikan Alice masih hidup, pasti dia secantik kau…” ucap Alex sedikit sedih.

Dinda tersenyum dan merenggangkan tangannya. Alex tersenyum dan memeluk Dinda. Dinda dan Alex langsung melepas pelukan mereka saat ia mendengar suara tas jatuh. Mereka menoleh, ada Ferdi disana. Ferdi memandang mereka tajam lalu mengambil tasnya dan keluar dari villa itu. Alex langsung menepuk jidatnya. Sementara Dinda hanya diam saja.

“Hah, aku membuatnya salah paham lagi!” ucap Alex, mengalihkan pandangannya.
###
Rumah Tuan Park...

Raisa langsung memeluk paman dan bibi. Lalu mencium tangan tuan Park dan nyonya Dina. Begitupun dengan yang lain. Paman Lee, bibi Yuan, Tuan Park dan Nyonya Dina terlihat senang. Nyonya Dina meminta mereka duduk dan berbincang bersama namun, Dinda mohon pergi. Ia harus mengemasi barang – barang atau apapun yang akan ia sumbangkan diacara charity yang Alex buat.

Alex menceritakan charity itu. Yang lain terlihat sangat tertarik tapi, suasana berubah ketika Ferdi memotong ucapan Alex, Ferdi mohon diri kekamar. Senyum Alex seketika menghilang namun, ia kembali melanjutkan ceritanya saat tuan Park meminta Alex melanjutkan.

Alex membantu Dinda membawa barang – barang dan apa saja yang akan ia sumbangkan untuk acara Alex. Sebelumnya Alex berpamitan kepada semua dan mengucapkan terimakasih, ia mengatakan bahwa ia merasa sangat terhormat diundang hadir ditengah keluar seorang ketua polisi hebat. Tuan Park tersenyum. Dinda ikut tersenyum. Ferdi benar, Alex memang pintar memenangkan hati seseorang. Dinda pamit untuk mengantarkan Alex keluar. Alex meminta maaf pada Dinda, membuat keadaan antara Dinda dan Ferdi canggung.

“Kak Dimas, kau harus hati – hati. Yang kau bawa ini aset besar Sun Production!”
Dinda mengatakan seakan - akan itu perintah. Yang Dinda maksud aset besar sun production adalah Alex. Dimas langsung hormat, layaknya ia hormat pada tuan Park. Alex tertawa kecil. Alex menyentuh kepala Dinda sebelum akhirnya ia pergi bersama seorang anak buah Dimas.

“Huft… Melihat sikapmu pada Alex membuatku bingung, sebenarnya siapa yang kau sukai…”
Dimas memandang Dinda heran.

“Aku hanya memberi dia semangat kak, lagi pula kau juga tahu kan ceritaku dengan kak Alex?”

“Kau membuat Ferdi cemburu…”

“Tidak, lagipula dia sudah memiliki wanita lain!”

“Kau yakin?” Dimas melirik Dinda.
“Hai, sadarlah adikku yang paling manis!”
Dimas lebih mendekatkan wajahnya ke wajah Dinda.

“Hanya kau yang dia belikan gelang, bahkan Raisa yang adik kandungnya saja tidak dia belikan apa – apa. Lalu perhatiannya padamu, tatapannya padamu… Huft, seperti itu kau masih yakin kalau dia memiliki wanita lain?”
Dimas sedikit kesal. Dinda terdiam. Dimas memegang pundak Dinda lalu pergi.
*****
Sadarlah Din, Ferdi itu menyukaimu, dia jatuh cinta padamu!

Direkturku, Pasanganku!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang