아름다운 시간 (Waktu yang Indah)

612 84 31
                                    


Cinta itu luar biasa. Cinta itu tidak ternilai harga nya. Cinta itu sederhana tapi mengandung nilai yang luar biasa di dalam nya.

Sekecil apa pun itu cinta akan sangat berpengaruh bagi orang yang merasakan atau mendapatkan rasa cinta itu.

Cinta itu sederhana, sekecil apa pun itu mampu membuat orang merasa bahagia dan membuat diri kita merasa istimewa.

Sama hal nya dengan Kai yang merasa bahagia, merasa istimewa, merasa di butuhkan, merasa kuat karena seseorang yang begitu ia cintai.

Oh Sehun namanya.

Sahabat sekaligus kekasih hati. Orang yang selalu di depan, di samping dan di belakang nya saat Kai terpuruk. Sehun lah yang mengangkat dan menuntun tubuh nya yang terpuruk supaya bisa bangkit kembali.

Sama dengan Kai, Sehun pun merasa bahagia dan istimewa karena Kai. Sahabat sekaligus kekasih hatinya yang sedang ia perjuangkan cinta nya.

Ya mereka berdua sedang memperjuangkan cinta mereka. Bukan hanya Sehun saja yang berjuang, bukan juga hanya Kai yang berjuang tapi mereka berdua berjuang bersama-sama.

"Jangan seperti ini terus sayang. Kau pasti bisa." bisik Sehun saat Kai menagis tersedu-sedu untuk kesekian kalinya.

"Hiks, kenapa harus aku terus Hun?! Kenapa? Apa salahku sampai-sampai aku harus mengulang ini lagi hiks." kalimat yang keluar dari mulut si manis membuat hati siapa pun akan sedih mendengarnya.

"Tidak, bukan kau yang salah sayang tapi mereka yang tidak mengerti kita. Sudah jangan menangis. Pasti Appa memiliki alasan sendiri mengapa tidak suka dengan hubungan kita." ucap Sehun masih menenangkan kekasih nya.

"Hiks kenapa harus aku terus yang mengalah hiks. Suho oppa dan Taehyung saja boleh memilih jalan hidup dan pasangannya sendiri. Kenapa aku tidak hiks." balas Kai masih sesegukan.

"Karena kau anak perempuan satu-satu nya sayang. Appa sangat menyayangimu sampai-sampai Appa ingin yang terbaik untuk mu. Jangan berfikiran yang tidak-tidak ya." bujuk Sehun.

"Tapi hiks kenapa mereka mengatur perasaanku juga hiks?" tanya Kai masih sambil menangis.

"Sudah kita bahasa nanti saja ya sayang. Kau sudah terlalu lama menangis nya. Ayo kau harus cuci muka, mukamu sudah jelek karena air mata!" ucap Sehun bercanda.

"Sehun! Aku sedang serius hiks."

"Sudah jangan dibahas terus ya? Kita jalani saja yang ada di depan sambil kita buktikan kepada Appa mu. Oke?"

"Apa kau tak lelah di tolak oleh Appa?" tanya Kai takut-takut.

"Kenapa harus lelah jika kau adalah alasan ku bahagia dan bertahan sampai saat ini, hmm? Apa kau tak yakin kepadaku?" Sehun gantian bertanya kepada Kai.

"Tidak! Bukan begitu! Aku hanya kasihan melihatmu di tolak Appa huhuhu. Padahal sekarang Sehun sudah sukes, kenapa masih di tolak Appa hiks?!"

"Tingkat kesuksesan seseorang itu berbeda-beda sayang. Menurtmu dan menurut orang lain bilang aku sudah sukses, tapi belum tentu bagi Appa dan diriku sendiri. Aku pun juga merasa aku belum sukses. Masih banyak orang yang diatas ku, aku pun masih ingin meraih nya." balas Sehun memberi pengertian.

"Tapi Appa kenapa egois sekali kepadaku? Andai masih ada Eomma, pasti Eomma membelaku seperti Suho oppa dan Taehyungie." balas Kai sedih mengingat Eomma nya yang sudah meninggal lima tahun yang lalu.

Lima tahun yang lalu Eomma Kai meninggal yang mana membuat Kai jatuh terpuruk, ia merasa dunia nya diambil paksa oleh Tuhan, pegangan hidup nya diambil begitu saja, dunia nya begitu hancur tanpa Eomma di samping nya.

HunKai Short StoryWhere stories live. Discover now