Love is not lust - 10

469 70 13
                                    

Karena ada yang minta aku cepetin ceritanya akhirnya aku cepetin cerita nya ya ^^

Jisoo adalah Psikiater muda yang Chanyeol panggil dari Seoul untuk menyembuhkan dirinya dan Kai. Chanyeol ingin sembuh sebelum bayi nya lahir itu tekad nya. Dan Chanyeol ingin menstabilkan emosi Kai yang beberapa bulan ini naik turun karena kekerasan yang ia dapat dari Chanyeol.

Kai pun sudah lumayan membaik, sudah menerima kehamilan nya yang saat ini sudah berusia tiga bulan.

"Kai, apa ada keluhan?" Tanya Jisoo perhatian.

"Tidak, hanya saja aku sering merasa lapar. Apa tidak apa-apa?" Tanya Kai polos takut jika bayi nya kenapa-kenapa.

"Tidak apa Kai itu tanda nya bayi nya sudah mau makan jadi porsi makan kamu harus kamu tambahin lagi supaya bayi nya juga ikut makan." Jelas Jisoo.

"Ah begitu ya? Baiklah aku akan meminta Chanyeol untuk memasakan makanan untuk makan siang kita." Ucap Kai semangat.

Ya sekarang Kai sudah mulai menerima Chanyeol sebagai Appa dari anak nya dan mencoba melupakan kejahatan yang pernah ia perbuat. Karena Kai melihat sendiri bagaimana perjuangan Chanyeol menahan emosi nya, perjuangan Chanyeol meminta maaf kepada nya dua bulan yang lalu, melihat perjuangan Chanyeol berobat kepada Jisoo.

"Chanyeol, aku ingin nasi goreng untuk makan siang. Apa boleh?" Tanya Kai kepada Chanyeol yang sedang bekerja di ruang kerja nya.

"Eoh, tentu saya boleh baby. Apa ini kemauan si kecil hmm?" Chanyeol bertanya lembut kepada Kai. Ya Chanyeol sekarang menjadi lelaki yang lemah lembut.

Kai pun menganggukan kepala tanda benar.

"Baiklah ayo ibu hamil kita masak bersama ya? Orang hamil juga perlu bergerak jangan tidur saja." Jelas Chanyeol dan menggeret Kai ke dapur.

Chanyeol menyiapkan semua bumbu yang di perlukan dan Kai sedang mengupas dan memotong bumbu yang Chanyeol sudah siapkan. Setelah semua bumbu siap, Chanyeol yang bertugas memasak di depan kompor sedangkan Kai menyiapkan piring dan meja makan.

Itulah kegiatan mereka akhir-akhir ini. Semua atas pengawasan Jisoo. Sewaktu-waktu Chanyeol kambuh, Jisoo akan dengan cepat menangani nya. Itu semua atas suruhan Chanyeol.

"Aku ingin sembuh demi anakku dan Kai. Aku ingin meminta maaf dari nya dan mengulang semua dari awal dengan nya." Itu ucapan Chanyeol saar pertama kali melakukan konseling kepada Jisoo dan Jisoo terenyuh dengan tekad Chanyeol yang ingin sembuh karena orang.

.
.

Sehun pun sudah tidak memiliki semangat mencari Kai yang entah sudah berapa bulan menghilang ini. Appa dan Eomma Kim pun sudah berusaha mencari dan menghubungi polisi tapi tidak ada hasil nya.

"Mungkin Chanyeol membawa nya ke luar negeri." Itu fikiran Sehun dan keluarga Kai.

Bukan karena mereka tak sayang kepada Kai dan melupakan Kai begitu saja tapi usaha mereka sudah sangat maksimal untuk mencari Kai dan Chanyeol tapi semua tidak berbuah hasil.

"Apa aku harus mengikhlaskan mu Kai?" Ucap Sehun dalam hati.

.
.

Usia kandungan Kai sudah masuk ke sembilan bulan, dan itu tanda nya Kai akan melahirkan. Chanyeol memikirkan kelahiran Kai dengan alat bantu dan dokter yang canggih tentu saja ia haru pergi ke Seoul sedangkan ia masih dalam status tersangka penculikan berencana.

HunKai Short StoryWhere stories live. Discover now