Chapter 44 : Jangan Pergi

641 75 0
                                    

"Kau benar-benar.. benar-benar kau.." Tong menatapnya, tidak mampu berkata-kata untuk sesaat, dan seperti tersedak kata-katanya sebelum akhirnya bisa mengutarakannya.

"Aku tahu kau tidak asing dengan keadaan anak bodoh ini yang bisa memiliki anak, tapi jika kau tidak menginginkannya, tidak bisakah kau memakai pengaman?"

Tharn merengut, "aku hanya bertanya apa yang paling menguntungkan untuk kondisi tubuhnya. Tidak ada maksud lain."

Tong memgambil nafas dalam, mencoba meredam emosinya. "Menggugurkannya hanya akan lebih melukainya, ia bisa saja tidak akan bisa memiliki anak lagi jika melakukannya, pilihan terbaik adalah mempertahankan janinnya sambil perlahan meningkatkan kondisi kesehatannya. Jadi, apa yang akan kau lakukan?"

Sebenarnya untuk Tharn itu adalah hal yang baik, selama janin ini bisa disingkirkan. Jika Gulf tidak bisa memiliki anak lagi, ia tidak perlu terganggu lagi dengan masalah merepotkan semacam ini lagi di masa depan.

Meskipun begitu, gambaran keadaan Gulf yang tersiksa dan menderita setelah kehilangan anaknya kembali datang di pikirannya tanpa bisa ia bendung, ia merasa tidak bisa menghadapinya, tidak ingin melihat hal yang sama lagi.

Khususnya hari itu, saat Gulf berdiri di dekan jendela, dengan gemetar mengatakan, 'Phi Tharn, aku juga ingin menjadi bintang di langit...' gambaran itu masih nyata bertahan dalam ingatannya.

Jika saja ia tidak sadar di waktu yang tepat dan datang kesana, anak bodoh ini mungkin benar-benar sudah menjadi bintang di langit sekarang.

"Pertahankan." Jawab Tharn singkat.

Tong mengambil nafas lega. "Kalau begitu kau harus benar-benar menjaganya, membuatnya lebih berisi, maka perlahan kondisinya akan membaik."

"Kalau ada waktu kau bisa membelikannya susu untuk orang hamil, tablet kalsium, dan sebagainya untuk memberikannya nutrisi lebih pada tubuhnya."

"Dan juga, kau tidak boleh terlalu kasar padanya, berhenti membullynya, ia sedang hamil, akan banyak merasa aneh dan tidak nyaman pada tubuhnya. Emosinya yang naik turun juga bisa sangat berpengaruh pada kondisi bayinya."

"Hmm." Tharn harus lebih serius kali ini, bagaimana caranya? Ia akan memikirkannya nanti.

"Dengan keadaannya seperti ini, aku tidak bisa memberikan suntikan, sementara ia hanya bisa menrima obat penurun panas untuk anak, kau jaga dia. Aku akan pergi ke klinik sekarang." Ucap Tong sambil beranjak berdiri.

Efek penurun panas anak tidak bisa secepat jika Gulf mendapatkan suntikan atau infuse langsung, dan demamnya perlahan turun saat hari sudah malam. Saat ia sadar, hari sudah siang keesokan harinya.

Di luar mendung, ruangan yang gelap sangat sepi, ia berusaha duduk dengan gemetar dan tubuhnya yang masih lemah saat pintu tiba-tiba terbuka dari luar, dan sosok tinggi terlihat di pintu.

"Phi Tharn..." panggilnya malu-malu dengan suara serak begitu ia membuka mulut.

"Bangun?" Tharn berjalan masuk, meletakkan nampan kayu yang ia bawa di nakas sebelah ranjang, kemudian mengulurkan tangan untuk mengusap dahi Gulf. "Badanmu masih merasa tidak nyaman?"

Gulf menggelengkan kepalanya, wajahnya masih pucat.

Pikirannya masih sedikit berkabut, tapi ia tidak merasa seburuk sebelumnya.

"Kau akan kelaparan, makan dulu." Di mangkuk yang dibawakan Tharn adalah bubur ayam yang cukup harum. Tharn mengangkatnya dan menyendoknya, membawanya ke mulut Gulf.

"Tidak.. aku tidak ingin makan.." Mata Gulf memerah dan menatap Tharn dengan takut-takut, berkata dengan lembut.

Ia masih ingin tidur kembali.

Little Fool GulfOn viuen les histories. Descobreix ara